BAB 8 - PULANG BARENG

1K 40 1
                                    

Kring.. kring.. kring

“Yasudah anak-anak hari ini pelajaran kita sampai disini, kita lanjutkan minggu depan dan jangan lupa kerjakan PR halaman 50. Dikumpulkan minggu depan Selamat siang.” Pamit pak Darto kepada muridnya.

“Siang pakkkk,” Jawab kompak seisi kelas.

Dimeja paling pojok segerombol cowok tampan sedang membereskan buku yang barusan dipelajari. Tiba-tiba Robert berkata “Langsung balik ni? Nongkrong dulu kali yuk dikafe depan,” Ajak Robert kepada 3 sahabatnya. Dan diangguki oleh Alvaro dan Galang.

“Iya nongkrong dulu kali. Belom sorean juga masih jam 3 ini,” Kini Galang yang mengajak.

“Next time da, gue mau balik.” Ucap Arsen membuat ketiga sahabatnya mendelik tak terima.

“Buru-buru amat si pak. Biasanya juga nongkrong dulu elah. Mau kemana si lo?” Tanya Robert penasaran, karna sahabatnya ini tak biasanya seperti ini.

“Yang lagi jatuh cinta mah beda Bert,” Celetuk Alvaro membuat Galang dan Robert kini mengerti.

Kini giliran Galang yang menggoda. “Cieelah gas terosss pak gass. Jadi udah sampai mana ni perjuangan nya,” Tanya Galang sambil menaik turunkan alisnya. Membuat kedua sahabatnya ini ikut-ikutan menggoda Arsen.

“Iyani yang tadi berangkat sekolah bareng. Wah kemajuan yang drastis yaa berangkat bareng hmm,” Goda Robert membuat Arsen geleng-geleng kepala dan tersenyum.

Ya setelah kejadian siram-siraman tadi Arsen menceritakan kronologis kenapa dia bisa berangkat bareng bersama Alea. Membuat Arsen saat ini terus digoda oleh ketiga sahabatnya.

“Jadi udah sampai mana ni Ar?” Tanya Alvaro kini serius. Membuat dua sahabatnya juga ingin tahu, bisa-bisanya udah di gas kenceng.

“Ya masih sama lah kaya sebelumnya masih cuek. Tapi ngomongnya kadang udah gak irit lagi,” Jawab Arsen sedikit senang karna sedikit demi sedikit gadis itu mulai mencair walau masih saja judes.

“Bagus dong kalau kaya gitu. Lo harus lebih gas lagi jangan menyerah. Kaya gue dong gak menyerah buat nunggu neng Anin balas perasaan aku,” Kata Galang dengan dramatis membuat Robert dan Alvaro ingin muntah saja dengan kata-kata sahabat satunya lagi yang bucin ini. Membuat Arsen geleng-geleng kepala dan salut juga sama sahabatnya ini dari dulu suka sama Anin tapi gak pernah dibalas sama sekali tu perasaan.

Lalu tiba-tiba Arsen berdiri dan pamit pergi menemui Alea karna tadi pagi sudah bilang kepada gadis itu bahwa pulang nanti mereka akan bareng lagi. Sesampai di depan kelas XII IPA 2 ternyata pintu kelas masih tertutup, itu artinya kelas tersebut pulang terlambat. Sambil menunggu Alea keluar Arsen duduk dibangku sambil memainkan ponselnya. Melihat sosmed tanpa minat.

Didalam kelas semua duduk tenang sambil mendengarkan apa yang diterangkan oleh guru killer tersebut siapa lagi kalau bukan pak Bambang. Padahal bel pulang sekolah sudah berbunyi 10 menit yang lalu, tapi guru yang satu ini masih betah aja dikelas.

“Yasudah anak-anak mungkin pelajaran akan kita lanjutkan minggu depan. Tolong jangan lupa ini dicatat untuk bahan ulangan minggu depan.” Kata Pak Bambang memberitahu.

Membuat seisi kelas mendengus kesal setiap minggu slalu saja ulangan.

“Baikkk pak,” Ucap sekelas kompak.

Lalu guru tersebut pamit untuk pulang. Satu persatu manusia dikelas membubarkan diri untuk kembali kerumah. Pelajaran hari ini sangat melelahkan sekali.

Dimeja tengah gadis cantik yang paling kecil diantara dua sahabatnya berkata. “Tu guru gak capek apa ya tiap hari ulangan mulu. Bilangnya materinya sama kaya yang ditulis dipapan eh taunya juga beda. Astofirulloh untung gue sabar.” Gerutu Anin dengan kesal sedikit dramatis.

ALEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang