BAB 42 - MENGHAPUS KENANGAN

551 33 6
                                    


HAPPY READING!!!

Terimakasih Alea tembus 19k viewers!!
Jangan lupa vote+komen ya! Biar up nya makin cepet!!

Absen yuk yg nunggu up nya Aleaaa!!

Yuk spam komen di setiap paragraf ya!!

Dialog Senja - Lara🎧

Setelah diputuskan hubungannya dengan Alea sudah beberapa hari ini Arsen selalu uring-uringan. Kadang jika ada temannya yang menyenggol nya atau hal sepele apapun dia akan langsung marah dan membuat semua temannya pun takut.

Memang berita tentang putusnya hubungan Arsen dan Alea sudah terdengar di seluruh antreo sekolah. Banyak yang senang mereka putus tapi juga banyak yang menyayangkan putusnya hubungan mereka.

Setiap Arsen melihat perempuan itu di lorong kelas, parkiran sekolah dan makan di kantin. Perempuan itu langsung menghindar dan pergi dari radius terdekat Arsen.

Perempuan itu benar-benar menjauh dan semakin menjadi lebih pendiem dari sebelum Arsen mengenal perempuan itu, itu semua karenanya. Arsen yang melihat Alea seperti itu menjadi uring-uringan setiap hari.

“Kenapa lo Ar?” Tanya Galang setelah dia duduk di samping cowok tersebut. “Diem aja lo gue liat dari kemaren.”

Mereka berempat sedang duduk di bangku depan kelas. Padahal jam pelajaran sedang berlangsung, tapi kelas mereka sedang tidak ada guru. Tapi tetap sama saja jika sedang ada pelajaran berlangsung sekalipun tidak ada guru mereka harus tetap di dalam kelas. Kalau ini mah mereka semua cari mati. Sudah tahu semua guru sensitif terhadap mereka.

“Ar? Katanya lo putus ya dari Alea. Beneran Ar?” Tanya Robert dengan hati-hati. Takut jika Arsen menghajarnya dengan pertanyaan tersebut.

Arsen beberapa hari ini mood nya sedang tidak baik. Dia selalu marah-marah jika ditanya baik-baik. Semua sahabat nya sudah paham dengan sifat Arsen. Mungkin saja cowok itu sedang banyak beban dan pikiran.

Alvaro yang mendengar pertanyaan dari Robert pun mendelik. Ia memberi tahu lewat matanya agar cowok itu diam. Robert malah cengengesan mendapat tatapan itu dari Alvaro.

“Ya. Bukannya lo semua udah tahu?” Suara Arsen benar-benar terdengar tidak bersahabat yang membuat ketiga temannya memperhatikannya.

“Siapa juga yang gak tahu, lo cegat aja anak-anak Rajawali terus lo tanya satu-satu pasti pada tahu.” Ucap Galang tanpa dosa membuat semua menatap tajam ke arah Galang. Tapi cowok itu tidak terpengaruh sama sekali.

“Woy santai dong lo Lang. Ngegas amat, naik motor juga enggak.” Ucap Alvaro.

“Eits gue mah santai.”

“Lo masih cinta kan Ar sama dia. Kenapa lo putusin gitu aja?” Tanya Alvaro kepada Arsen. “Gue mau jujur sama lo. Gak enak gue terus-terusan mendem ini semua setiap gue lihat Alea.”

“Kenapa?”

“Lo inget gak waktu gue ngasih sarapan ke lo pagi-pagi pas di kelas waktu itu?”

“Inget. Kenapa emangnya?”

“Itu makanan dari Alea.” Kata Alvaro dengan enteng.

Arsen langsung menoleh ke arahnya dengan wajah terkejut. “Serius lo?”

“Ngapain juga gue bohong sama lo. Kurang kerjaan banget. Terus ngapain juga gue ngasih sarapan ke elo, duit lo aja banyak bisa beli sendiri kan?”

Arsen masih tak menyangka dengan apa yang di dengarnya. Pantas saja tiba-tiba Alvaro baik kepadanya.

“Dia mau ngasih ke elo. Tapi kayanya gak berani soalnya lo lagi jalan sama Steffi. Pas udah sampe dikelas eh malah lo kasih ke Dara dan Alea liat itu semua. Gue yang jadi temennya aja nyesek ngeliat itu apalagi Alea sendiri. Sakit banget tau gak si Ar.” Kata Alvaro mendadak mellow memegang dadanya.

ALEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang