BAB 10 - LAPANGAN

892 39 1
                                    

Pagi ini kelas Alea sedang ada jam olahraga maka kelas tersebut saat ini sedang ada dilapangan basket. Alea sedang memantulkan bola basket untuk memasukkan bola ke dalam ring yang ada di depannya, tapi gadis itu masih sama dengan tatapan dingin nya dan keringat yang mengucur di dahi nya membuat kecantikkan nya makin bertambah saja. Siapa saja yang melihat Alea makin kagum dibuatnya karna semua yang ada di dirinya dari fisik maupun akademik nya. Basket adalah olahraga favoritnya sejak dulu maka tak heran jika Alea slalu bisa mencetak angka disaat bisa memasuk kan bola ke dalam ring. Membuat Anin heboh dan bertepuk tangan.

“AYO AL SEMANGAT. LO PASTI BISA!!” Teriak Anin begitu kencang hingga membuat orang yang ada di sekitar lapangan menoleh kan kepala ingin tahu siapa yang teriak-teriak seperti dipasar.

Tiba-tiba Amel membekap mulut Anin dengan tangannya. “Diem lo curut. Mulut lo kaya toa. Malu tahu diliat orang,” Omel Amel karena memang benar banyak pasang mata yang melihat ke arah mereka berdua karena teriakan toa Anin.

Tapi Anin seakan tak mendengar apa yang di ucapkan oleh Amel. Lalu Anin melanjutkan aksinya berteriak-teriak memberi semangat kepada sahabatnya itu. Karena saat ini memang sedang dilakukan pengambilan nilai pada olahraga basket. Hal itu membuat Amel makin malu dibuat sahabatnya ini lalu Amel menutup mukanya dengan kedua telapak tangannya. Dasar Anin, cantik tapi gaada anggun-anggunnya sama sekali.

Alea semakin semangat melakukan dribel bola nya untuk memasukan angka ke 3 kalinya. Membuat Pak Angga guru olahraganya meniupkan pluit tanda pengambilan nilai untuk Alea sudah selesai.

“Yak Alea cukup bagus. Tingkat kan lagi dan lebih latihan lagi.” Ujar Pak Angga memberitahu. Membuat Alea mengangguk kan kepala tanda dia mengerti. Lalu Alea pamit undur diri, dan dia pergi menghampiri kedua sahabatnya yang saat ini sedang duduk dipinggir lapangan.

Alea duduk lalu mengambil botol minumnya. Diteguk nya hingga tersisa setengah lalu setelah itu dia bernafas lega.

“Tadi lo bagus banget Al sumpah. Sampe gue pun gak kedip ngeliat lo masukin bola terus” Puji Anin dramatis membuat Amel yang ada disampingnya pun mendengus kesal.

“Alah lo aja teriak-teriak udah kaya ada maling gitu. Malu-maluin aja tau gak!” Kata Amel malas sambil memutar bola matanya. Membuat Anin ingin membalas ucapan Amel tapi terhenti Alea melerai mereka berdua. Bisa gawat kalo gak dipisah udah kaya anjing sama kucing.

Setelah mereka bertiga sudah mendapat giliran mengambil nilai basket. Mereka bertiga masih berada di lapangan sambil menunggu jam olahraga selesai. Tapi disaat mereka bercanda gurau mereka tak sengaja mendengar omelan seorang guru yang sedang memarahi muridnya.

“Kalian berempat ini slalu saja berulah. Apa kalian ini tidak capek? Bapak aja capek ngadepin tingkah kalian berempat.” Omel Pak Darto kepada keempat murid bandelnya.

“Ya kalo capek bapak istirahat aja. Kita juga capek ni ketauan sama Bapak terus.” Celetuk Galang asal membuat ketiga sahabatnya menahan tawa. Karna sahabat satunya ini memang selalu saja menjawab kalau dikasih tahu.

Hal itu membuat Pak Darto makin dibuat kesal oleh satu murid bandelnya ini. “GALANG! Kamu ya, udah salah masih bisa-bisa nya ngejawab.”

Galang tak gencar untuk menggoda guru tersebut dan malah cengengesan. “Lah tadi bapak nanya ke kita, ya saya jawab lah pak.”

“KALIAN BEREMPAT BERDIRI DAN HORMAT DI TIANG BENDERA SAMPAI ISTIRAHAT!!” Amuk Pak Darto karna sudah terlewat kesal menghadapi murid bandelnya ini.

“Sekarang pak?” Tanya Robert kelewat polos.

Membuat Pak Darto makin naik darah. Sebelum Pak Darto mengeluarkan jurus andalannya yaitu mengamuk. Ke empat siswa tersebut lari begitu saja menuju ke lapangan untuk menjalani hukuman sebelum guru satunya itu mengamuk seperti macan.

ALEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang