BAB 35 - BUKU BERSAMPUL

615 29 0
                                    


HAPPY READING!!!

Thank you lebih dari 4k pembaca setia Alea!!!

Jangan lupa vote+komen ya! Biar up nya makin cepet!!

Seventeen – Ayah

Malam ini terasa begitu dingin. Angin pun berhembus kencang bahkan bintang-bintang yang biasanya bersinar menghiasi langit kini meredup. Arsen sedang duduk diatas gedung rumah sakit. Entah sudah berapa lama dia berdiam diri menatap langit dan entah berapa batang rokok yang dia habiskan. Asap-asap rokok pun berkepul tinggi dan hilang tertiup angin.

Satu tahun yang lalu, Arsen masih merasa hidupnya masih utuh karena ada Papa dan Mama nya. Kasih sayang dari mereka pun Arsen rasa tak pernah kurang sedikit pun. Papa nya yang mengajarkan segala nya dan apapun supaya Arsen menjadi sosok yang serba bisa.

Arsen membuang puntung rokoknya dan menginjak rokok tersebut. Kini saat nya Arsen harus berani membaca buku bersampul tersebut. Arsen tak ingin membuang waktu yang lebih lama lagi untuk membaca buku tersebut.

Saat Arsen membuka itu, hal pertama yang dia temukan adalah foto nya satu tahun lalu disaat dia memenang kan lomba karate bersama Alvaro. Saat itu hanya ibunya yang datang karena Papa nya begitu sibuk.

Lalu Arsen membuka halaman kedua, disitu terlihat foto keluarga. Foto mereka bertiga, foto itu diambil disaat Arsen lulus dari sekolah menengah pertama. Waktu itu kedua orang tua nya datang untuk memberikan apresiasi karena Arsen juara pertama di saat kelulusan tersebut.

Dan di halaman ketiga, terselip sebuah surat. Arsen pun buru-buru membaca surat tersebut.

Untuk Arsen Argara Stevano. Anak Papa satu-satunya yang Papa sayangi.  Maafin Papa ya Nak selama ini. Mungkin kamu kesel dan marah sama Papa karena Papa sering gak pulang akhir-akhir ini. Pasti kamu benci ya sama Papa? Tapi apa kamu tahu Nak? Ternyata Papa udah satu tahun ini kena penyakit bronchitis, Papa sengaja gak kasih tahu kamu sama Mama karena Papa gak mau bikin kalian khawatir karena penyakit yang Papa derita ini. Papa gak mau ngebebani kalian, cukup Papa aja yang ngerasain dan cukup Papa yang tanggung semuanya.

Beberapa waktu lalu Papa sama kamu sering berantem, Papa ngerasa sedih banget karena Papa gak bisa cerita ke kamu atau pun Mama kamu. Tapi Papa mencoba menahan semua, Papa gak pengen kalian semua sedih. Dan waktu itu kamu liat Papa jalan sama sekertaris Papa, itu salah Nak. Salah karena gak seperti yang kamu lihat, sekertaris Papa yang selalu nolongin Papa disaat penyakit Papa kambuh. Dia sebenernya selalu nyaranin Papa buat cerita ke kamu atau Mama kamu tentang penyakit ini tapi Papa gak mau. Sekali lagi Papa minta maaf sama kamu dan Mama karena Papa gak cerita sama kalian.

Anak ku sayang, percayalah kalau Papa selalu sayang sama kamu dan Mama kamu.

Kamu jangan ngerasa bersalah atas semua ini Nak karena ini bukan salah kamu.

Bila nanti kamu rindu Papa kamu jangan risau, karena Papa akan selalu di hati kamu. Papa mohon sama kamu, tolong jaga Mama kamu disaat Papa udah gak bisa jaga dia seperti sebelumnya.

Catatan ini akan menjadi catatan terakhir Papa, di umur Papa yang tinggal sebentar lagi. Papa sayang sama kamu Arsen. Jangan pernah lupa kalau Papa benar-benar sayang kamu sejak kamu lahir di dunia ini.

Arsen menutup buku itu. Bahunya merosot dan jantung nya mencelos begitu saja. Dia semakin merasa bersalah karena sudah menuduh Papa nya berselingkuh. 

Seorang gadis yang sejak tadi mengamati Arsen pun keluar dari persembunyian nya. Alea menghampiri lelaki tersebut menatap Arsen yang semakin terpuruk karena keadaan.

ALEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang