BAB 17 - SENJA

698 36 1
                                    

Setelah menempuh perjalanan sekitar 30 menit akhirnya Alea dan Arsen sampai di depan gedung pencakar langit yang berlantai 20. Alea mengernyit heran kenapa Arsen membawa nya ke tempat ini.

“Ini kita dimana Ar? Kok kita kesini?”

“Nanti lo juga bakal tahu Al. Ayo!” Ajak Arsen sambil mengenggam tangan Alea. Alea yang di genggam seperti itu lagi-lagi dia hanya diam menurut dengan Arsen.

Saat Arsen dan Alea masuk ke dalam gedung tersebut semua karyawan menatap Arsen sambil menundukkan kepala dengan hormat. Tapi Arsen hanya menanggapi dengan senyumnya. Membuat Alea binggung sendiri entah itu dengan Arsen maupun karyawan yang berlalu lalang di depannya.

Setelah itu mereka memasuki lift. Arsen menekan angka 20 itu artinya adalah lantai paling atas. Membuat Alea semakin binggung.

“Ar ini sebenarnya kita mau kemana si? Dari tadi lo juga gue tanya tapi lo gamau ngasih tahu gue.” Kata Alea sebal, karna sedari tadi Alea hanya mengikuti Arsen tanpa tahu dia akan dibawa kemana.

Arsen hanya tersenyum menanggapi Alea. “Udah ikut aja. Gue yakin lo nanti bakal suka,”

Alea menghela nafas, percuma saja bertanya pada Arsen. Lihat saja nanti kalau yang dikatakan tidak sesuai. Sudah pasti Alea akan meninggalkan nya dan tak mau lagi bertemu dengan Arsen. Karna lelaki itu sudah membuat penasaran.

Setelah sampai di lantai 20 mereka berdua keluar dari lift dan menuju tangga yang mengarahkan ke rooftop gedung tersebut.

“Sebentar lagi sampai Al setelah kita naik tangga,”

Alea mendengus kesal mendengar perkataan Arsen. Tadi naik lift sampai lantai 20 sekarang naik tangga. Maunya apa si ni cowok.

Ketika sudah sampai di rooftop gedung tersebut Alea menatap takjub dengan pemandangan dari atas ini. Kota Jakarta begitu sangat indah dilihat dari sini. Membuat Alea tersenyum memandang keindahan tersebut. Arsen yang melihat itu pun juga tersenyum karena Arsen rasa Alea menyukainya.

Di rooftop tersebut terdapat sofa dan meja yang menghadap ke matahari yang akan tenggelam. Membuat rooftop terasa lengkap dan nyaman untuk menikmati pemandangan dari atas gedung ini.

“Duduk Al. Emangnya gak capek apa berdiri terus?”

Alea mengangguk lalu ikut duduk di sebelah Arsen. Gadis itu masih menikmati pemandangan Jakarta yang begitu indah. Alea sebelumnya belum pernah melihat pemandangan Jakarta seindah ini, setiap hari dia hanya melihat Jakarta itu macet dan penuh polusi. Tapi sekarang dia melihat Jakarta begitu indah.

Langit mulai menunjukkan warna indahnya yaitu warna oranye yang disebut senja. Alea yang berada di sebelah Arsen pun makin dibuat takjub dengan pemandangan di depan mata tersebut.

“Lo suka Al?” Tanya Arsen yang berada disamping Alea sambil menatap Alea.

Membuat Alea balik menatap Arsen sambil tersenyum. Senyum yang sangat manis, senyum yang jarang dia perlihatkan kepada orang setelah kejadian setahun lalu.

“Gue suka Ar. Suka banget, makasih ya karena elo udah nunjukkin tempat sebagus ini.”

Arsen tersenyum mendengar jawaban Alea. Dia juga amat bahagia jika gadisnya ini bahagia.

Hari ini begitu indah Al, gue bisa buat lo tersenyum. Gue seneng banget, gue harap momen kaya gini bisa kita lakuin tiap hari. Batinnya

Disaat Alea menoleh kearah Arsen, pria itu sedang tersenyum sambil memandang Alea. Membuat Alea salah tingkah di pandang seperti itu.

Tiba-tiba Arsen berceletuk. “Kok pipi lo merah si Al?”

Membuat Alea melotot dan memegang pipinya dengan salah tingkah.

ALEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang