(Shawn Mendes - Why)
Subuh tadi Arsen sudah kembali kerumahnya. Karena pagi ini dia ada ulangan dadakan, kalau tidak ada ulangan yang pasti Arsen akan membolos lagi. Dia masih teramat kesal dengan Papa nya, apalagi jika Papa nya dirumah. Itu hanya membuat dia bertengkar kembali.
“Arsen.” Panggil seseorang disaat Arsen sedang berjalan di lorong sambil memainkan ponselnya. Arsen yang merasa di panggil pun menengok ke arah orang yang memanggil nya.
Disana terlihat Alea sedang berlari kecil menghampiri Arsen. Arsen pun tersenyum mendapati Alea memanggilnya dan berlari menghampirinya. Mood nya yang tadi terasa buruk kini membaik hanya karena melihat Alea. “Hati-hati Al. Nanti jatuh,” Kata Arsen memperingati karna tak sengaja Alea menyenggol siswi dan hampir terjatuh.
Alea yang diperingati seperti itu hanya menyengir setelah sampai di depan Arsen. “Lo kemana aja Ar? Kok kemaren gak masuk?” Tanya Alea sambil mengerucutkan bibir sebal.
Membuat Arsen tersenyum geli melihat Alea mengkhawatirkan nya. “Ciee kangen nih nanyain gue.”
Alea pun melotot menatap Arsen karna sepertinya dia salah bicara. “Ish apaan si lo? Enggak ya, geer banget.”
“Jadi gamau ngakuin ni kalau kangen sama gue? Oke gapapa, yang penting gue tahu kalau ada yang nyariin gue sampai dateng kerumah hmm.”
Alea merona mendengar jawaban Arsen. Dia gelagapan sendiri ingin membalas ucapan Arsen.
Arsen mengacak rambut Alea dengan gemas, membuat Alea mengerucutkan bibirnya lagi. “Ish nanti berantakan Ar.”
Lalu tiba-tiba Arsen merapikan rambut Alea. Membuat jantung Alea berdetak dua kali lebih cepat dan salah tingkah. Berdekatan dengan Arsen membuat kerja jantungnya tidak sehat.
Arsen tersenyum menatap Alea. “Yauda ke kelas yuk, bentar lagi bel.” Alea mengangguk dengan ajakan Arsen. Dan mereka berjalan beriringan menuju ke kelas, sesekali Arsen menggoda Alea membuat gadis itu kesal tapi juga tertawa.
Setelah mengantar Alea ke kelasnya, Arsen menuju ke kelasnya sendiri dan disana dia melihat ketiga sahabatnya sedang bercanda gurau. Sesekali Galang juga mengumpat kesal karena terus di kerjain oleh Robert dan Alvaro.
Arsen duduk di bangku nya tepat di samping Alvaro lalu membuka ponselnya dan memasang earphone di telinga lalu memainkannya. Sesekali Arsen tertawa melihat ponselnya. Membuat ketiga sahabatnya langsung diam dan menatap Arsen.
“Masih pagi, udah gak waras aja ni anak. Keknya mah kesambet setan Bogor ni.” Celetuk Galang asal sambil menatap Arsen dengan ngeri. Robert dan Alvaro pun menahan tawanya.
Arsen pun masih tertawa menatap ponselnya tanpa memedulikan ucapan Galang.
“Var coba senggol tu bocah deh ngerinya mah kesambet beneran kaya apa yang diomongin Galang,” Kata Robert kepada Alvaro. Membuat Alvaro pun juga menurut dengan apa yang dikatakan Robert.
“Woy Ar. Ngapa lu ketawa-ketawa?” Tanya Alvaro sambil menyonggol lengan Arsen, membuat Arsen menoleh ke arah Alvaro sambil geleng-geleng kepala. Tapi setelah itu Arsen kembali menatap ponselnya dan tertawa lagi.
Galang yang ada di depan Arsen pun tidak tahan untuk tidak melempar pulpen yang sedang dia pegang ke muka Arsen.
Pletak
Arsen yang mendapat serangan mendadak pun meringis sambil menatap Galang sebal. “Apaan si lo nyet? Sakit bego,” Kata Arsen dengan kesal sambil mengelus jidatnya yang terkena lemparan pulpen tersebut.
“Emang nya gue ngapain dah?” Tanya Galang kelewat polos, Arsen pun mendengus sebal.
“Lagian lo ngapain si Ar masih pagi udah ketawa-ketawa kaya orang gila.” Tanya Alvaro sambil geleng-geleng kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEA
Teen FictionCerita ini mengisahkan seorang gadis cantik tapi mempunyai sikap begitu cuek bahkan dingin terhadap siapapun hanya karna masa lalunya kecuali dengan orang terdekatnya. Alea Briana Jonshon. Seorang laki-laki yang banyak di idam-idamkan hampir satu se...