Paksaan berujung traktiran

81 6 0
                                    

Seorang lelaki ber Hoodie hitam dilengkapi dengan topi yang senada tengah duduk di bangku taman.kakinya bergerak-gerak gelisah ia mengedarkan pandangan ke sekeliling taman seolah sedang menunggu seseorang.tapi sepertinya orang yang di tunggunya tak juga datang,sehingga ia menyenderkan punggung lelah.cuaca yang panas menambah penderitaannya, keringat pun mulai membanjiri dahinya walaupun ia telah memakai topi .

"Harus banget ya ketemuan di sini" Suara seorang gadis membuat lelaki itu segera menoleh dan menegakkan punggungnya.

"Seharusnya saya yang protes karena kamu datang terlambat,ini kenapa malah kamu yang protes.gak lihat apa saya sudah kepanasan di sini"sahut lelaki itu tak terima.

"Salah Lo sendiri ngapain pake Hoodie udah tau panas" Viona mendudukkan dirinya di samping lelaki itu

"Jadi gimana Arthur?"tanya Viona tak mau berbasa-basi

Lelaki yang dipanggil Arthur itu menghela nafas panjang,ia menyerahkan amplop besar berwarna coklat pada Viona.

"Ini semua data-datanya silahkan kamu baca sendiri"

Viona menerima amplop itu dan memasukkannya ke dalam tas.
"Tentang kasus kakak gue apa ada perkembangan?"Viona kembali bertanya.

"Nihil,saya masih belum menemukan celah"jawab Arthur

Raut wajah Viona seketika berubah sendu mendengar jawaban Arthur.

"Kamu tenang saja saya akan terus berusaha"Arthur mencoba menenangkan.

Viona mengangguk menanggapi
"Oh iya terus gimana penyelidikan Lo, Lo gak ketahuan kan?" Viona mencoba mengalihkan perbincangan.

Artur tampak berpikir "awalnya sih aman tapi tiba-tiba ada laki-laki yang memergoki saya dan lelaki itu membawa teman kamu pergi dengan paksa.."

Viona menggeser posisi duduknya agar menghadap ke arah Artur ia tampak begitu khawatir "terus gimana?apa dia baik baik aja,ah sial gue belum ketemu dia hari ini" ucap Viona ia hendak beranjak dari duduknya namun Artur menahan tangannya.

"Dengarkan saya sampai selesai"tegas Arthur

"Saya sudah mengikuti mereka dan memastikan bahwa teman kamu baik-baik saja tidak usah cemas.sepertinya laki-laki itu juga masih satu kampus sama kalian, saya sempat berpapasan dengan dia tadi"jelas Arthur

Viona bernafas lega mendengar penjelasan dari Arthur"syukur deh kalau gitu"seraya memegang dada.

Arthur terkekeh geli melihat tingkah Viona,yang tentu saja itu membuat Viona merasa terhina.

"Kenapa Lo ketawa,Lo ngetawain gue" ucap Viona setengah berteriak.

"Memangnya tidak boleh,tertawa itu hak saya sebagai manusia"sahut Arthur

"Gak sopan"geram Viona

"Kamu tidak sadar bahwa kamu lebih tidak sopan dari saya"balas Arthur

"Kok jadi gue"

"Ya memang kamu,kamu tidak sopan karena memanggil saya hanya dengan nama padahal saya lebih tua dari kamu.kamu juga tidak sopan karena berbicara dengan bahasa Lo gue padahal saya sudah memakai bahasa baku dan masih ada lagi kelakuan kamu yang tidak sopan lainnya. mau saya sebutkan satu-persatu" balas Arthur membeberkan keburukan Viona

Viona beranjak dari duduknya ia berdiri sambil menyandang Tote bag berwarna hitam bergambar dua bintang yang saling berdampingan.

"Emang Zaman udah berubah ya,
Sekarang bukan lagi cewek yang ribet tapi cowok."seru Viona

Arthur ikut berdiri mengikuti Viona ia mengernyit bingung
"Maksud kamu apa?"tanyanya

"Elo ribet amat, gitu aja di permasalahkan"

Drowning In SadnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang