Untuk kedua kalinya Arjuna menggotong tubuh Viona,gadis itu jatuh pingsan setelah menghajar tiga orang yang menculiknya dan hanya menyisakan satu orang untuk ialah lawan.
Parahnya lagi gadis itu sempat terkena sabetan pisau meskipun memang hanya luka goresan. namun saat ini Arjuna tidak terlalu panik seperti pertama kali mendapati Viona pingsan karena ia tahu bahwa dia pingsan karena pengaruh obat bius yang tidak sengaja dihirupnya.
Arjuna membaringkan tubuh Viona di sofa ruang tengah dengan hati-hati.seolah ia sedang meletakkan sesuatu yang sangat berharga dan mudah hancur.ia bahkan sampai menahan nafasnya sendiri,namun teriakan bi Hani tiba tiba terdengar dari belakangnya membuat Arjuna mengelus dada karena terkejut.
"astagfirullah,Viona Kenapa den" teriak bi Hani panik wanita paruh baya itu tergopoh-gopoh menghampiri Viona untuk melihat keadaannya.
Arjuna yang sempat tersentak karena teriakan bi Hani segera menguasai diri dan menjawab pertanyaan wanita paruh baya itu.
"Viona cuma pingsan bi tidak usah terlalu khawatir,dia tadi memang sempat diculik tapi untung saja saya mengejarnya dan kami bisa mengalahkan mereka "jawabnya
Bi Hani menutup mulutnya dengan tangan "Ya Allah kenapa hal ini terjadi lagi padahal Viona sudah tidak bersama keluarganya."
"Apa ini bukan yang pertama kalinya Viona diculik bi?"wajah arjuna penuh tanya
"ini memang bukan yang pertama kali neng Viona sering mengalami hal ini,tapi maaf den bibi tidak bisa memberitahu alasannya mengapa karena itu bukan hak bibi"
Arjuna mengangguk mengerti "tidak apa-apa saya akan bertanya langsung pada Viona jika memang dia bersedia memberitahukannya" ucap Arjuna penuh pengertian
"oh ya bi bisa saya minta tolong ambilkan p3k Viona sedikit terluka" pinta Arjuna
"akan Bibi ambilkan tunggu sebentar den" bi Hani berlalu mencari P3K tak berselang lama Ia pun kembali dan menyerahkan p3k pada Arjuna dengan terburu-buru,
" ini den Bibi enggak bantu ngobatin karena lagi nyetrika diatas,aduh memang Sudah tua ini suka pikun bibi tinggal dulu den takut setrikaannya gosong"ujar bi hani dengan wajah panik
"Iya nggak papa saya bisa sendiri bi" setelah mendengar jawaban Arjuna bi Hani kembali tergopoh-gopoh menuju lantai atas meninggalkan Arjuna yang kini sedang mengecek luka di leher Viona.
Arjuna membenarkan bantal sofa di kepala Viona seraya menyingkirkan rambut yang menghalangi leher gadis itu.ia menghembuskan nafas lega setelah melihat luka yang tidak parah.
"Untung cuma luka gores kalau luka lo lebih parah sedikit aja gue nggak akan bisa maafin diri sendiri karena gak becus jagain elo"ucap Arjuna sambil membersihkan darah yang berada di sekitar leher dengan hati-hati menggunakan kapas ia lalu meneteskan obat merah di sekitar luka Viona.karena hanya luka gores Arjuna merasa tidak perlu menggunakan perban ataupun plester agar lukanya cepat mengering.saat arjuna sedang fokus mengoleskan obat merah di leher Viona ia tak sadar bahwa gadis itu sudah siuman dan sekarang tengah menatapnya dengan alis bertaut.merasa dirinya di tatap arjuna mengalihkan atensinya pada wajah Viona,alangkah terkejutnya ia mendapati gadis itu sudah sadar.tidak ingin kejadian dulu terulang saat gadis itu sadar dari pingsan dan memukulinya tiba-tiba arjuna segera memasang wajah tidak bersalah.
Viona terkekeh geli melihat ekspresi pemuda itu
" udah lo tenang aja gue nggak akan mukulin elo" ucapnya membuka suaraArjuna bernapas lega setelah mendengar itu "Ya iyalah gue takut pukulan waktu itu sakit banget tahu seperti meremukkan tulang-belulang gue " sahut Arjuna di serta tawa ringan
KAMU SEDANG MEMBACA
Drowning In Sadness
Chick-LitKehidupan Viona yang bahagia berubah 180° setelah terjadinya sebuah insiden yang membuat ia kehilangan sang kakak. semua orang yang dulu dekat dengannya perlahan meninggalkannya. bahkan ia di usir dari rumah oleh ibunya sendiri. kakeknya kemudia...