Pertemuan berakhir menyesakkan

64 5 0
                                    

Song🎶Digta-tersiksa Rindu

Suasana canggung sangat terasa kental di ruang tamu kediaman Irawan.pertemuan ayah dan anak setelah sekian lama tak berjumpa biasanya penuh dengan suka cita ataupun haru biru,berbeda sekali dengan yang terjadi antara Nendra dan Viona.kepala keluarga Dinakta itu tidak membuka suara sejak Ia datang setengah jam yang lalu,dia hanya sibuk melihat ke layar tablet di tangannya.

Viona menggertakan gigi menahan amarah karena ayahnya tampak sibuk dengan urusannya sendiri.
"jika papa hanya datang untuk sekedar bermain tablet di hadapan ku,aku lebih memilih tidur dari pada hanya duduk diam seperti orang bodoh di sini."Viona membuka suara

Nendra mengalihkan atensinya seraya melihat Viona dengan wajah serius dan tatapan tajam menembus jantung. "papa sibuk dengan tablet bukan untuk bermain tetapi bekerja,kamu harus tahu itu" ucapnya dengan aura mengintimidasi yang kuat.seraya meletakkan tab di atas meja. "papa sudah berusaha menyempatkan waktu dengan datang ke sini untuk melihat keadaanmu,hargailah pengorbanan papa sedikit."

Viona tersenyum pahit "ya terima kasih Karena papa sudah menyempatkan waktu untukku walaupun hanya sekali dalam setahun karena papa memang terlalu sibuk mengurus banyak hal sampai tidak sempat mengurus anaknya sendiri"sindirnya

"bicaralah dengan sopan Viona pergunakan etitud yang telah kau pelajari selama  berada di keluarga Dinakta.kamu sudah besar Apa kamu tidak bisa mengerti kondisi yang tengah papa hadapi"Sentak Nendra tak dapat mengontrol emosi,ia begitu kelelahan dengan banyaknya beban di pundaknya belum lagi situasinya yang terjepit antara istri dan anaknya membuat ia serba salah.

Viona tak kuasa mengangkat wajahnya ia takut air matanya akan turun,dirinya tidak ingin terlihat menyedihkan di depan siapapun.apalagi di depan ayah yang sudah tak mempedulikannya,dada Viona sesak inikah yang ia dapatkan setelah sekian lama menantikan kedatangan ayahnya,sederet bentakan yang mampu menusuk hati batin Viona meringis meratapi hidupnya yang pilu.

Nendra menghela nafas panjang untuk menjernihkan pikiran ia merasa bersalah pada putri bungsunya itu.dirinya bingung apa yang harus ia perbuat untuk menghadapi Viona,apalagi sifat mereka yang sama-sama berwatak keras.katakanlah bahwa Ia memang ayah yang tidak becus mengurus anak,ia hanya bisa sekedar memenuhi kebutuhan mereka dan mencari nafkah karena begitulah cara ia dibesarkan dulu oleh orang tuanya.

Nendra meerapikan jas mahalnya ia menarik nafas panjang kali ini biarlah ia yang menurunkan sedikit egonya. " Maaf Viona papa tidak bermaksud membentakmu,papa lelah karena seharian bekerja dan tanpa sadar melampiaskannya padamu."

"tidak masalah"sahut Viona acuh ia masih enggan menatap wajah ayahnya.

"bagaimana kuliahmu Viona,apakah ada masalah papa dengar dari Viola kamu sering kali berkelahi.jika ada yang mengganggumu laporkan saja pada papa papa yang akan mengurusnya.jangan seperti orang kampung yang menyelesaikan masalah dengan otot,ingat kamu masih menyandang nama keluarga Dinakta dibelakang namamu"ucapnya sambil melirik tangan anaknya yang di tempeli plester ia tak sadar bahwa ucapannya sungguh melukai hati Viona.

Gadis itu mendengus dalam hati mendengar ucapan ayahnya ia sungguh ingin menjambak rambut Viola karena sudah mengadukan hal itu pada ayah mereka."segitu inginnyakah kau menyingkirkan ku Viola"batinnya geram

"kuliahku baik-baik saja dan tidak ada yang mencari masalah denganku"

"Oh ya lalu Kenapa dengan tanganmu apa itu bisa terluka dengan sendirinya"Nendra menuntut jawaban.

"dari pada luka yang ada di tanganku Kenapa papa tidak bertanya tentang luka di leherku"ucap Viona seraya menyingkirkan rambut panjangnya yang menghalangi leher.

"luka ini aku dapat saat berusaha kabur dari penculik yang berniat menjadikan aku sandra karena aku adalah anak dari keluarga Dinakta."

"jangan berbohong untuk menutupi kesalahanmu"sahut Nendra tak percaya

Drowning In SadnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang