Rasa bersalah yang membuncah

107 6 0
                                    

"jangan menghukum dirimu sendiri karena perasaan bersalah jadikan itu pelajaran agar kau tidak melakukan kesalahan yang sama"

********

"Assalamualaikum kakek "ucap Viona dengan penuh semangat.

Irawan yang sedang duduk di meja makan sambil menikmati kopi hampir saja tersedak karena kaget cucunya datang tiba-tiba.

"Waalaikumsalam, tumben kamu tidak lupa mengucap salam Vi?."tanya Irawan menatap cucunya yang kini duduk di hadapannya.

"Tentu saja aku tidak ingin kakek mengomeli ku lagi karena lupa mengucap salam seperti kemarin hehehe."

Viona terkekeh ingat akan kesalahannya kemarin yang menyebabkan ia di omeli oleh sang kakek.

"apakah aku terlambat kek ?" tanyanya

"Tidak kakek baru akan makan malam, Untung saja kau datang kakek tidak mau makan sendirian."jawab sang kakek.

Viona menatap gelas kopi yang ada di hadapan sang kakek dengan penuh selidik.

"Kakek minum kopi lagi."

"Hanya sedikit, habis kakek bosen nunggu kamu pulang."

"Tapi kek,kakek tidak boleh minum kopi apalagi kakek belum makan malam. gimana kalau penyakit lambung kakek kambuh."

"Ayolah Vi kamu sendiri jualan kopi di cafe mu,tapi kamu melarang kakek minum kopi ini tidak adil."

"Ini untuk kesehatan kakek juga."

Irawan menatap Viona gemas karena Cucunya itu mulai mengomel soal kesehatannya.

"Yasudah kalau kamu mau kakek berhenti minum kopi, kamu harus pulang cepat."pinta Irawan dengan nada menuntut.

"Apa hubungannya berhenti minum kopi dengan aku pulang cepat."Viona mengernyitkan dahinya.

"Ya berhubung kakek bosan menunggu kamu datang untuk makan malam,jadi kakek memutuskan untuk minum kopi sambil menunggu.
kalau kamu mau kakek berhenti minum kopi, kamu harus ada di rumah sebelum jam makan malam dan itu artinya kamu harus pulang cepat"

"Ayolah kek,aku pulang terlambat karena harus ngurusin cafe bukan untuk hal lain."

"Setidaknya kamu pulang dulu ke rumah setelah selesai kuliah,baru kamu boleh ngurusin cafe kamu itu. Tidak seperti hari ini dan hari hari sebelumnya kamu terlalu sibuk sampai gak sempet pulang. kamu bahkan bawa baju kamu dan mandi di sana kan."

"Ya cafe memang lagi rame akhir akhir ini kek mau gimana lagi." Viona mencoba memberi pengertian kepada sang kakek tapi Irawan tetap kekeuh dengan ucapannya.

"Pokoknya kamu harus turutin aturan kakek,atau kamu mau cafe kamu kakek tutup."Irawan menatap Viona dengan sorot mengancam .

Viona tentu saja langsung menuruti ucapan sang kakek jika ia tidak mau ancaman kakeknya itu jadi kenyataan. Bagaimana nasib karyawan di cafe nya nanti jika cafenya di tutup.

"Oke oke,aku turutin ucapan kakek,kakek gak perlu bertindak sejauh itu."

"Itu Perlu toh untuk kebaikan kamu juga."

"Baiklah kakek menang, ayo kita makan sekarang" ucap Viona pasrah

Mereka pun makan dengan khidmat,di selingi dengan obrolan. selama 3 tahun ini mereka selalu menyempatkan diri untuk makan malam bersama. meskipun pekerjaan mereka yang sama-sama sibuk.

"Bagaimana keadaan cafe Viona" tanya sang kakek

"Cafe rame seperti biasa kek, tapi tadi ada masalah."jawab Viona

Drowning In SadnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang