Pelukan tak terduga

68 5 0
                                    

Arjuna berjalan cepat dari mobil ke depan pintu rumahnya sambil menggendong Viona.sampai di depan pintu ia berhenti dan berteriak memanggil ibunya.

"Mah ini Arjuna mah,Mama di rumahkan tolong cepat buka pintunya" teriak Arjuna tak sabar matanya melirik Viona di gendongannya dengan raut khawatir yang kentara.terdengar sahutan dari dalam rumah dan tak lama pintu pun terbuka. tampak wanita paruh baya yang dibalut jilbab berdiri di depan pintu.wajahnya tampak kesal karena putranya berteriak-teriak tetapi kekesalannya itu berubah seketika menjadi rasa cemas kalau melihat Arjuna meneteskan air mata sambil menggendong seorang gadis.

"mah tolongin dia mah Arjuna mohon dia nggak mau bangun Arjuna takut dia kenapa-napa" ucap Arjuna dengan tatapan memohon.

Dira amalia tersentak melihat putranya berlaku seperti itu, putranya yang begitu kuat dan selalu menebar senyum kini tengah memohon dengan air mata mengalir di pipinya hanya karena seorang gadis.Dira bertanya-tanya dalam hati siapa kira-kira gadis yang ada di gendongan putranya kini.

"kamu nggak perlu memohon seperti itu,Mama akan tangani dia karena mama seorang dokter. sekarang cepat bawa dia ke kamar tamu Mama akan ambil peralatan dulu sebentar."tutur Dira lembut.

Arjuna mengangguk dan berterima kasih lalu segera membawa Viona ke kamar tamu. Ia membuka pintu dengan susah payah karena kedua tangannya yang menggendong tubuh Viona. setelah pintu terbuka Arjuna membaringkan Viona di tempat tidur dengan hati-hati.diusapnya dahi Viona untuk membenarkan rambut gadis itu yang berantakan.ibu Arjuna datang dengan membawa serta peralatan kedokterannya. ia berdiri di sisi tempat tidur dan mengecek keadaan Viona dengan yang menempel di telinganya

" Kenapa bajunya bisa basah begini?" Dira menatap putranya bertanya.

" Viona tenggelam di kolam renang mah dan katanya dia juga mengidap bathophobia"jawab Arjuna

Dira mengangguk mengerti setelah melihat pakaian putranya yang juga basah "dan kamu yang nolongin dia" tambah Dira sembari mengobati tangan Viona yang lebam keunguan ia kemudian membalutnya dengan perban.

Arjuna menundukkan kepalanya "juna datang terlambat mah coba aja kalau juna sedikit lebih cepat dia sekarang gak akan jadi gini akhirnya."ucap Arjuna dengan pandangan sendu menatap Viona.

Dira menepuk pundak putranya pelan.
"Udah kamu gak perlu merasa bersalah temen kamu gak papa kok dia cuma pingsan karena syok dan untungnya dia gak sempat nelan air jadi dia aman.temen kamu biar mama yang jaga,sekarang kamu ganti baju dulu gih nanti masuk angin"ucapnya menenangkan Arjuna.

" aku bisa ganti baju nanti mah aku nggak mau ninggalin Viona dalam keadaan kayak gini,biarin aku tetap di sini."sahut Arjuna tak mempedulikan keadaannya sama sekali.

" Jangan membantah teman kamu juga harus ganti baju kamu mau tetap disini melihat Mama menggantikan bajunya" Dira melihat Arjuna penuh selidik kemudian ia melangkah mendekati Viona dan pura pura akan melepaskan baju gadis itu.
Pipi Arjuna seketika memerah mendengar ucapan ibunya dengan terburu-buru ia keluar dari kamar dan menutup pintu rapat-rapat sementara ibunya terkekeh melihat reaksi putranya yang malu-malu.

"Maaf Hmm siapa nama kamu tadi Vio.. Viona ya,kalo gak di ancam gitu anak itu bakal ngotot gak mau keluar maafin tante ya Viona"Dira berucap sendiri sambil menelaah isi lemarinya mencari baju yang bisa ia pakaikan pada gadis yang tengah terbaring.

Setelah menutup pintu Arjuna tak lantas menuju kamarnya untuk berganti pakaian seperti yang disarankan ibunya.pemuda itu justru malah berjalan mondar-mandir di depan pintu yang tertutup rapat. pakaiannya yang basah membuat langkahnya terasa berat satu dua tetesan Air jatuh ke lantai membuat lantai menjadi basah. tak lama berselang pintu pun dibuka Dira Amalia tersentak kaget karena mendapati putranya yang berada tepat di depan pintu.

Drowning In SadnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang