Secercah bahagia

77 4 2
                                    

Mata dengan bulu mata lentik itu mengerjap pelan seraya terbuka menampakkan Netra berwarna secerah almond.cahaya mentari yang menerobos melalui celah tirai membuat sang empunya mata menyipit karena silaunya.gadis itu menatap sekeliling lalu tatapannya jatuh pada gadis yang tengah tertidur pulas di sampingnya.seraya menarik sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman.

Gadis itu adalah Zara,kemarin malam setelah selesai dengan pesta sederhana yang di buat kakeknya.teman temannya memutuskan untuk menginap karena hari sudah sangat malam.walaupun Viona sempat tak setuju saat teman lelakinya juga akan menginap.tetapi ia tidak dapat protes karena kakeknya sendiri yang menyuruh mereka.

Viona akui pesta semalam sangat menyenangkan,setelah acara makan bersama mereka semua kemudian menonton film lawak.membuat suasana di rumah Irawan menjadi hidup karena suara tawa bergema memenuhi rumahnya.saat jam sudah menunjukkan pukul 2 mereka baru menyudahi acara nobar, itupun karena Viona yang memberi perintah pada mereka untuk tidur.jika tidak begitu,kakeknya pasti akan ikut begadang bersama para muda-mudi melupakan umurnya yang sudah tua dan membutuhkan istirahat lebih.

Viona bangun perlahan tak ingin pergerakan yang ia buat mengganggu Zara.Gadis itu melangkah ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi.ia memutuskan tidak akan mandi terlebih dahulu karena masih banyak pekerjaan rumah yang menantinya.toh percuma jika ia mandi sekarang nantinya akan kotor kembali.seraya mengikat rambut lalu mengusap wajah dengan handuk kecil,setelah menutup pintu kamar sepelan mungkin gadis itu lalu turun ke lantai satu kediaman kakeknya.

Mata Viona melebar karena mendapati kondisi rumah yang acak-acakan.sampah makanan ringan di mana mana serta gelas yang berserakan di meja.mata gadis itu membulat sempurna kala mendapati Zaki yang tertidur pulas di sofa namun kakinya tertumpuk di atas meja.Viona menelan ludah kasar seraya mengeluh dalam hati,tak ingin kepalanya semakin puyeng melihat ke kekacauan yang terjadi gadis itu memutuskan pergi ke dapur.

Seraya membuka pintu kulkas mengambil sebotol air dingin lalu meneguknya hingga tandas.berharap air itu mendinginkan kepalanya agar tidak memaki melihat kondisi rumah yang berantakan.merasa air saja tak cukup ia lalu mengambil apel mencucinya sekilas lalu memakan buah itu dengan lahap.seraya berpikir pekerjaan mana dulu yang harus ia selesaikan.apakah menyapu,mengepel, mencuci piring atau membuat sarapan.memikirkan hal itu membuat kepala Viona seketika berasap sama halnya dengan asap yang ia lihat dari jendela dapur.

Viona yang panik mengira itu kebakaran bergegas mengambil teko air minum lalu berlari ke arah asap itu berasal.tanpa memastikan terlebih dahulu gadis itu langsung menyiramkan air itu hingga teko tersebut kosong.

Gadis itu terperanjat karena suara makian dan air yang kembali terciprat padanya.tampak lelaki yang bagian atas tubuhnya sudah basah kuyup,lelaki itu menatap Viona tajam.

"Shiit.. apa apaan sih Lo"

"Sorry gue kira kebakaran" ucap Viona tanpa rasa bersalah sedikitpun.

"Lagian elo masih pagi udah ngerokok katanya anak dokter gak tau apa kalau rokok gak baik buat kesehatan" lanjutnya kemudian.seraya melangkah kembali memasuki dapur namun tangannya langsung di tarik paksa oleh lelaki itu.

"Arjuna lepasin tangan gue ngapain sih Lo pagi pagi udah ngajak ribut" teriak Viona tak terima.

Namun Arjuna tak menghiraukannya lelaki itu malah mengambil selang yang teronggok di dekat tanaman hias,setelah menyalakan keran Arjuna lantas menyiram Viona tanpa ampun.

"Mampus Lo, gimana huh rasanya disiram air pagi pagi dingin kan hahaha.."tawa Arjuna membahana menyaksikan Viona yang berusaha menghindari air yang ia siramkan hatinya puas setelah membalas perbuatan gadis itu.

"Arjuna stop!! apa apaan sih Lo, matiin kerannya woi " Viona kembali berteriak dengan wajah marah.

"Gak akan gue matiin sebelum elo basah kuyup" sahut Arjuna.

"Elo mau mati huh!!awas Lo Abis Lo sama gue"ancam gadis itu sembari berlari ke arah Arjuna namun Arjuna berlari menjauh menghindarinya dan terjadilah aksi kejar-kejaran di antara mereka.

Suara ribut yang mereka ciptakan membuat seisi rumah terbangun dari tidur mereka lantas mereka pun menghampiri ke mana suara ribut itu berasal dan betapa jengkelnya mereka saat tau suara itu adalah suara Arjuna dan Viona yang tengah berlarian sembari bermain air.

Irawan yang nyawanya belum terkumpul sempurna hanya bisa menggelengkan kepala heran, ia tak mengira jika cucunya yang selalu bersikap dewasa bisa berlaku kekanakan seperti saat ini.

"ahh elah gue kira apaan ribut ribut ternyata orang pacaran"sungut Aldi kesal karena mimpi indahnya terhenti akibat suara berisik.

"Woi kak elo kalo mau pacaran lihat tempat dan situasi kali.masak pagi pagi udah kejar kejaran sambil main air kek film India aja Lo pada"teriak Zaki dengan nada mengejek.

"Siapa yang pacaran Jangan ngawur deh, gue cuma mau bales ni cowok satu.woi Arjuna sini Lo "
Sahut Viona tak terima sembari berusaha merebut selang yang di pegang erat oleh lelaki yang tengah tertawa bahagia penuh kemenangan.

Arjuna tak menghiraukan,lelaki itu malah semakin memperbesar air keran tersebut sembari terus menyiram Viona.kali ini tepat mengenai wajah Viona hingga membuat gadis itu semakin marah.

"Arrrghhh Arjuna goblok setan awas Lo ya!!!" Viona semakin menggeram marah gadis itu dengan kekuatan penuh merebut selang dari tangan Arjuna lalu balik menyiramnya tanpa ampun tak mempedulikan bagian tubuh mana yang ia Siram.jari telunjuknya menutup separuh lubang selang membuat debit air mengalir kian deras dan kuat.

"Aww..aww Vi sakit "rintih Arjuna saat derasnya air mengenai wajah serta leher polosnya.

"Gue gak peduli"sahut Viona dengan wajah kaku tampak sekali Gadis itu tengah menyalurkan kemarahannya.

"Ampun Vi gue nyerah " Arjuna yang sudah berbaring tak berdaya di rerumputan mengangkat tangannya dengan wajah memohon.

Namun Viona yang belum puas terus menyiram lelaki itu tidak berniat melepaskannya begitu saja.gadis itu menyeringai, rasakan siapa suruh berani mengganggu ketenangannya batin gadis itu .saat ia tengah bersemangat menyerang Arjuna air tiba-tiba berhenti mengalir.Viona menatap selang lalu beralih ke arah keran.

Irawan sudah berdiri menjulang di samping keran sembari menatap Viona penuh peringatan.
"Sudah cukup bermain-main kalian berdua harus membersihkan diri dan membantu kami membereskan rumah."ucap Irawan dengan nada tegas tak ingin di bantah.

"Tapi kek.."Viona hendak membantah karena tak rela kesenangannya di ganggu.

"Tapi apa huh" Irawan menatap tajam cucunya itu.

"Baiklah"balas Viona kemudian menyerah,gadis itu merapikan selang pada tempatnya masih dengan wajah tak senang seraya lalu bergegas pergi.

Arjuna yang sudah berdiri lantas menunduk di hadapan Irawan.

"Maaf kek dan makasih udah bantuin saya" ujarnya lalu berlari mengikuti Viona.

Melihat kedua muda mudi itu sudah berlalu Irawan tak dapat menahan tawanya.

"Hahahaha gimana acting kakek keren kan"serunya sambil menarik turunkan alis menatap penghuni rumah lain yang masih berdiri di depan pintu.Mereka semua kompak tertawa karena kejahilan pria tua itu.

°°°°°°°°°°

Happy reading : )

Drowning In SadnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang