Viona sedang duduk tenang di kursinya sembari menunggu sang dosen datang.tak ketinggalan headphone di telinganya untuk membunuh rasa bosan.
karena ia tak akrab dengan orang yang ada di kelasnya untuk di ajak mengobrol ia hanya duduk dengan diam.teman Viona hanya satu yaitu Zara,sayangnya gadis itu memilih jurusan yang berbeda dengannya.sehingga ia merasa kesepian di kelas ini, what? apa tadi kesepian. sepertinya Viona mulai terbiasa dekat dengan Zara dan mulai menerima gadis itu di hidupnya.tentunya setelah ia tau bahwa Zara tidak seperti teman-teman SMA nya dulu yang hanya mau memanfaatkan dirinya saja.
Tak berselang lama Dosen pun datang di ikuti pria di belakangnya.para mahasiswi riuh kala melihat wajah pria yang di bawa sang dosen.sementara Viona segera melepaskan headphone dan menggantungnya di leher.
"Selamat pagi menjelang siang anak-anak"sapa Dosen wanita yang perutnya tampak membuncit, di sebelahnya pria itu tersenyum sopan.
"Pagi eh siang Bu" sahut mahasiswi tak fokus menjawab malah memperhatikan pria di sebelah sang dosen,mereka tampak terpesona.
"Sepertinya kalian tidak sabar untuk berkenalan dengan pria di sebelah saya" para mahasiswi bersorak gembira sebagai jawaban. Viona memutar mata malas melihat tingkah mereka yang berlebihan.ia menaruh kedua tangannya di meja dan menelungkupkan wajahnya seraya mulai tertidur.
"Baiklah pak Drey perkenalkan diri anda" Dosen wanita mendudukkan dirinya karena tidak kuat berdiri lama di keadaan yang yang tengah hamil tua.
"Terima kasih bu " Drey menyunggingkan senyum manisnya.
"Hai adik adik perkenalkan nama saya Frans Dreynant saya dosen pengganti untuk menggantikan ibu Yani yang akan mengambil cuti melahirkan.saya lulusan National university of Singapure, mohon kerjasamanya selama saya mengajar" Dreynant berhenti sejenak seraya membenarkan letak kacamata di hidung mancungnya yang melorot.matanya yang biru mengintip di balik kaca tipis itu ia melihat ke arah Viona yang malah enak-enakan tidur.
Dreynant berjalan menghampiri bangku Viona sebelum menyelesaikan acara perkenalan. para mahasiswi menjerit senang karena mereka mengira sang dosen akan menghampiri mereka.namun perkiraan mereka salah, Dreynant malah menghampiri meja Viona.seketika suasana menjadi senyap saat Dreynant memperhatikan Viona dengan menyunggingkan senyum miring.
"tidak ada yang boleh tidur saat saya sedang mengajar"ucap Dreynant tepat ditelinga Viona dengan suara yang menggelar.
Viona mengangkat kepalanya ia mengerjap- ngerjapkan mata sejenak untuk memperjelas penglihatannya.Viona menatap dosen di hadapannya dengan alis yang bertaut.
"maaf kalau saya tidak salah bapak baru saja memperkenalkan diri belum mulai mengajar.jadi tidak masalah bukan kalau saya tidur sebentar"Viona membela diri tanpa rasa takut.
Dreynant terkejut dengan sikap lancang mahasiswi barunya, namun ia mencoba bersabar. berbeda dengan ibu Yani yang sudah berdiri dari duduknya dan menatap marah pada Viona.
"Viona pak Drey itu dosen baru kamu, kamu harus sopan sama beliau!"teriak ibu Yani
"Tidak apa apa Bu mahasiswi ini biar saya yang urus" ucap Dreynant menenangkan.
"ya sudah saya serahkan semuanya pada bapak,saya pergi dulu" ibu Yani pergi dari kelas dengan membawa perasaan kesal pada Viona.
Dreynant menelan ludah bingung hendak menegur Viona seperti apa.
"Apa kamu tidak ingin mengenal saya sehingga kamu lebih memilih tidur saat saya sedang memperkenalkan diri" tanya Dreynant akhirnya.
"itu tidak penting buat saya yang terpenting saya hadir di kelas bapak dan mengikuti pelajaran, itu sudah cukup bukan" sahut Viona tak peduli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Drowning In Sadness
Literatura FemininaKehidupan Viona yang bahagia berubah 180° setelah terjadinya sebuah insiden yang membuat ia kehilangan sang kakak. semua orang yang dulu dekat dengannya perlahan meninggalkannya. bahkan ia di usir dari rumah oleh ibunya sendiri. kakeknya kemudia...