Keegoisan dan pengorbanan

202 10 0
                                    

" Tuhan jika kehilangan rasanya sesakit ini jangan biarkan aku merasakannya lagi,lebih baik aku yang pergi lebih dulu."

******

Viona pov

Mata ini terasa berat saat aku mencoba untuk membukanya,namun aku tak menyerah dan mencobanya kembali.cahaya mulai masuk melalui kornea mataku, kulihat sekitarku yang bernuansa putih.

apakah ini di surga pikir ku, sambil mengedarkan pandangan. aku mencoba menggerakkan badanku perlahan tapi rasa sakit menyerang ku hingga aku meringis untuk menahannya. Aku mengedarkan pandangan dan ku lihat alat bantu pernapasan yang menempel di hidungku serta infus di sebelah kiri ku.

oh ternyata aku masih hidup dan terbaring di rumah sakit, syukurlah aku masih selamat.bagaimana kira kira keadaan kak Vino sekarang aku bertanya tanya dalam hati.ku coba untuk bangkit tapi tubuhku terasa sangat berat,seorang dokter masuk ke ruangan tempat ku berada dan mencegah aku untuk bangun.

"Syukurlah nona sudah sadar tapi tolong jangan bangun dulu nona.saya akan memeriksa anda terlebih dahulu."ucap sang dokter.

Aku yang tak bisa melawan hanya bisa menuruti dengan pasrah.lagi pula aku memang tidak sanggup bangkit karena tubuh ku terasa lemas.

Dokter itu memeriksa denyut jantung ku dengan stetoskop di tangannya.ia lalu mengecek alat bantu pernapasan yang terpasang di hidungku.aku hanya mengangguk lemah saat dokter itu menanyakan apa aku tidak apa-apa. entah kenapa suaraku susah sekali untuk keluar tenggorokanku terasa serat.

"Anda sudah melewati masa kritis nona, kondisi anda sudah lebih baik sekarang.tolong jangan banyak bergerak dulu,keluarga anda tidak ada disini saat ini.kami akan segera menghubungi mereka apa ada yang anda butuhkan nona"

Tanya dokter itu padaku aku menjawabnya dengan terbata

"Mi.. num."Ucapku dengan suara parau

dokter itu mengangguk lalu memberikan apa yang aku inginkan. ia membantu aku membuka alat pernapasan di hidungku dan memberikan aku minum menggunakan sedotan. setelah aku selesai minum ia memasang kembali alat bantu pernapasan tersebut.

"Anda belum bisa melepaskan alat bantu pernapasan saat ini,jadi tetaplah memakainya. akan ada suster yang datang memeriksa kondisi Anda setiap setengah jam,sebaiknya Anda tidur nona.saya pergi dulu permisi"

Dokter itu berpesan untuk menekan tombol di atas meja jika aku memerlukan sesuatu aku mengiyakannya dengan anggukan. dokter itu lalu beranjak pergi meninggalkan ruangan tempat ku di rawat selanjutnya hening.

aku teringat kakakku bagaimana keadaannya sekarang, di mana dia berada dan di mana orang-orang.kenapa tidak ada satupun yang menjagaku disini.pikiran itu terus berkecamuk dalam benakku sampai ku rasakan kantuk menjemput dan aku pun kembali tertidur.

========
Author pov

Di sebuah ruangan VIP rumah sakit. seorang gadis duduk di sofa sambil memainkan Handphone ditangannya dengan bosan, sesekali ia melirik gadis yang terbaring di ranjang rumah sakit. wajah mereka sama bajulah yang membedakan keduanya.

gadis yang tengah terbaring dengan di balut baju rumah sakit itu kemudian terbangun dari tidurnya ia pun menatap sekeliling.

" Vio..la."

Panggilnya dengan suara yang lemah. gadis yang duduk di sofa segera menyimpan handphonenya ia lalu bangkit dan duduk di samping ranjang pasien.

"Baguslah kalau kamu udah bangun."ucap gadis yang bernama Viola tersebut.

"Kak Vi..no di ma..na."tanya gadis yang terbaring di ranjang pasien dengan terbata bata.

Drowning In SadnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang