Mentari bersinar cerah di kawasan elit kota seoul gangnam street. Langit biru dan sedikit gumpalan awan. Suara kicauan burung yang bersahutan berbarengan dengan suara deru kendaraan hilir mudik yang mulai memadati jalan. Serta derap kaki langkah orang orang yang sudah memulai kesibukan nya hari ini. Terlihat semrawut dan sibuk namun tetap menampilkan ke asrian suasana awal hari yang menenangkan. Apalagi dengan jajaran pohon bunga sakura dengan kelopak bunga yang masih bermekaran. Indah sekali.
Saat orang orang sudah bergelut dengan kesibukan nya, tapi masih ada juga yang bergelut dengan selimut tebal nya. Termasuk Taetae.
Pagi ini dia masih saja enggan beranjak dari kasurnya, padahal jam sudah menunjuk hampir pukul 10. Tapi dia masih terlelap sambil memeluk guling nya dengan erat. Meskipun dengan rambut yang teracak juga dengan wajah yang sudah kusut khas wajah pagi hari ketika belum tersentuh air. Dia masih saja tampan. Seperti ketampanan abadi yang di miliki dewa aprodhit.
Bahkan ketika deringan ponsel berulang dengan suara nyaring di atas nakas sama sekali tidak menganggu tidurnya. Malah seperti nyanyian selamat tidur, dengan dia yang semakin merapatkan selimut ke tubuh dan kepala yang semakin tenggelam ke bantal. Pun dengan ponsel yang seperti tiada lelah terus berbunyi. Jika dia biarkan bisa bisa meledak karena di paksa terus bergetar. Padahal tidak mungkin juga. Maka dengan mata yang masih terpejam dan tangan yang amat kepayahan dia berhasil menggapai benda pipih berisik itu.
"Hallo siapa ini ?" Suaranya sangat serak hampir tidak jelas.
"Astaga Hyung! Kau masih tidur ya ? " Di sebrang sana Jungkook memekik sebal dengan mata yang membola lucu.
"Uhm, mataku masih terpejam nih."
Jungkook mendecak sebal, terlalu malas untuk berdebat dan mengomel, maka lebih baik dia langsung berbicara tujuan nya menelpon "Kalau begitu cepat lah bangun. Kau tidak lupa kan hari ini kita akan berkumpul di dorm ?"
"Uhm."
" Ya sudah. Lekas bangun, lho. Jangan tidur lagi."
"Uhm."
Panggilan benar benar berakhir. Dan kali ini sepertinya Taetae memang tidak boleh tidur lagi. Atau dia akan benar benar terlambat. Padahal malas sekali rasanya.
Taetae menguap panjang, mengucek matanya dan meregangkan tangan nya ke atas masih dalam posisi berbaring. Mulai membuka matanya pelan sambil menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina nya. Pagi ini benar benar cerah ya.
Tapi dia langsung terlonjak kaget saat kembali meraih ponsel nya dan melihat penunjuk waktu yang tertera di sana " Astaga ! Kenapa bisa bangun selambat ini sih. Sial."
--------
Sedang kan di ruangan lain apartemen ini, tepatnya dapur. Keadaan nya sudah sibuk sejak pukul 9. Pun dengan gadis yang masih berkutat sibuk dengan pekerjaan yang sepertinya sudah akan selesai.
"Apa Taetae belum bangun ? Tumben sekali dia. Biasanya dia bangun lebih awal" Gumamnya dengan tangan yang sibuk memindahkan telur gulung yang baru di buat nya ke piring saji lalu meletak kan di meja makan.
"Akhirnya selesai juga " Ucapnya tersenyum puas sambil mneggerak kan tangan seperti orang membersihkan debu.
Hendak beranjak pergi, berniat untuk membangunkan Taetae. Yang di bicarakan malah sudah datang.
" Pagi Mi-rae."
Sapaan itu membuat dia langsung menoleh kan atensi nya ke sumber suara satu sekon setelahnya. Dan apa ini ?