Musim salju sudah berlangsung sejak seminggu yang lalu, dataran negeri ginseng ini sudah di penuhi tumpukan biang es itu.
Hawa dingin menyeruak di seluruh penjuru negeri, sudah menjadi pemandangan umum jika lalu lalang kendaraan dan hilir mudik orang orang tidak seramai biasanya.
Kebanyakan mereka akan lebih memilih tinggal di rumah, menghidupkan penghangat ruangan atau sekedar menikmati coklat panas seraya menonton drama favorit.
Itu jauh lebih baik daripada mereka harus memaksakan bepergian jika tidak ada kepentigan saat cuaca ekstrim begini.Tapi itu tidak berlaku pada Mi-rae, karna nyatanya dia malah lebih suka keluar apartemen untuk melihat biang es itu turun ke bumi, rasanya sangat mengasikkan.
Dia tersenyum bahagia kala biang es itu jatuh menyentuh kulit tangan yang ia sengaja tengadahkan untuk menangkap jatuhan biang es.
Sensasi dingin yang tercipta saat biang es itu menyentuh kulitnya tidak mengurungkan niatnya untuk tetap mengadahkan tangan nya, mengumpulkan biang es sebanyak banyak nya. Dia seperti menciptakan kebahagiaan baru di musim salju ini.
Dari dulu dia sangat menyukai musim berhawa dingin ini, karna saat musim salju dia bisa asik membuat boneka salju, berguling kesana kemari, atau bermain bom salju, walau kegiatan itu di lakukan sendiri tanpa seorang teman.
Menyedihkan memang, sejak dulu hidupnya tidak pernah beruntung , tapi hal itu tidak membuat nya putus asa, nyatanya dia tetap mampu berdiri dan bangkit saat orang orang berusaha menjatuhkan nya.
"Isssh ! pakai sarung tangan mu, nanti kau bisa hipotermia. " Hardik seseorang seraya berjalan mendekat, dia sudah lengkap dengan pakaian penghangat tubuh, mantel tebal,penutup kepala sepatu boot dan juga sarung tangan,tapi dia sedikit kesal saat si gadis mengabaikan nya. Jangan kan menjawab menoleh pun tidak.
Kemudian dia menghampiri sang gadis yang masih asik dengan biang salju di tangan nya, lalu menjatuhkan paksa biang es itu " Tsk. apa yang kau lakukan tae ! " Mi-rar berdecak kesal seraya melayangkan tatapan sengit pada Taetae.
Si empu tidak menjawab tapi malah sibuk merogoh saku mantel nya mengambil sepasang sarung tangan lalu memasangkan pada kedua tangan Mi-rae. Mi-ra hanya tertegun dengan perlakuan Taetae, bukan kah itu sangat manis ?
"Nah ! Kalau begini kan aman, kau tidak akan hipotermia." Bangganya melihat hasil pekerjaan yang baru saja ia lakukan.
"Tapi aku tidak bisa menyentuh biang salju secara langsung tae " Rajuknya, tapi taetae hanya mengedikkan bahu acuh lalu kemudian dia menarik tangan Mi-ra dan menggenggam nya erat.
"Begini lebih baik, daripada kau bermain dengan biang es " Ucapnya seraya mengajak Mi-ra melangkah kan kaki sambil mengeratkan genggaman nya
Dan kini Mi-ra pasrah mengikuti keinginan taetae , percuma dia melawan, karna nyatanya taetae yang akan selalu menang, atau dia yang sengaja mengalah karna enggan berdebat dengan alien itu
Mereka berjalan santai menyusuri area yang sebenarnya itu adalah taman bunga jika pada musim semi, tapi karena musim dingin semua jadi terlihat sama, hanya dataran berselimut biang es
Kata Taetae ini juga termasuk kencan berjalan jalan di taman walau tidak seindah musim semi, tapi tetap saja kan mereka kencan ?
"Mi-ra .. " Panggil Taetae masih sambil melangkah kan kaki nya dengan santai , sedangkan Mi-ra hanya bergumam sebagai jawaban sesaat sebelum ia menatap Taetae sekilas
"Sudah kah kau mencintai ku ? "
Deg !
Pertanyaan yang terlontar dari bibir pria berkulit Tan itu sukses membuat jantung mi-ra berdegup lebih cepat dari keadaan normal, ya harusnya dia sudah siap dengan lontaran pertanyaan itu, tapi rasanya masih sangat canggung, apalagi dia bingung harus menjawab apa