"Terimakasih oppa sudah mengantarku pulang " Ucap Mi-ra penuh takzim
"Sama sama, Mi-ra " Balasnya
Mi-ra senang akhirnya dia bisa kembali ke apartemen , rasanya sangat membosankan dengan suasana rumah sakit yang menguarkan bau densifektan setiap hari
Tapi kini ia seperti burung yang baru lepas dari sangkar , merasa lega dan bebas !"Kalian baru sampai ? "
Suara bariton menginterupsi pendengaran mereka yang terduduk di sofa ruang tamu dan memaksa mereka untuk mengalihkan atensi kepada si pemilik suara yang kini berjalan mendekat ke arah mereka
" Iya " Sahut jimin datar , dan Mi-ra hanya diam sambil merotasikan matanya mencari objek pandangan asal bukan ke arah pemuda yang kini duduk di samping Jimin
"Darimana saja kalian kenapa baru sampai ? Bukan kah kalian sudah pulang sedari tadi ? " Cecar taetae sambil menatap Jimin dan Mi-ra bergantian
"Hanya berjalan jalan sebentar " Sahut jimin masih dengan nada datar
"Kemana ? " Tanya nya lagi
"Sungai Han " Sahut Jimin lagi
"Untuk apa pergi kesana ? " Taetae seperti wartawan yang sedang melakukan wawancara
" Bukan urusan mu ! " Kali ini Mi-ra yang menjawab dengan nada ketus seraya berdiri dan berlalu dengan cepat menuju kamar nya
Taetae hanya melongo dengan jawaban Mi-ra seraya mengikuti langkah Mi-ra yang berjalan tergesa sampai si empu masuk kamar dan membanting pintu sedikit keras sehingga menimbulkan bunyi sedikit gaduh
Dan Jimin hanya bersikap biasa , dia seolah sudah mengerti perasaan Mi-ra saat ini , marah ? Tentu Mi-ra marah
Kecewa ? Tentu saja iya , Cemburu ? Sudah pasti ia cemburuHuft !
Terdengar helaan lelah dari mulut Taetae , kemudian ia menyandarkan tubuhnya ke badan sofa , kentara dia sangat lelah dan pusing , tapi sedari tadi dia tidak menyadari bahwa saat ini dia sedang di awasi oleh seseorang yang kini duduk di samping nya dengan tatapan nyalang bak singa kelaparan dan siap menerkamnya kapan saja
"Ikut aku ! " Titah Jimin sambil menarik kerah baju Taetae sedikit kasar, hingga sang empu sedikit berjenggit kaget dengan serangan tiba tiba itu
Namun ia memilih menurut tanpa melawan , dan mengikuti sahabatnya itu membawa dirinya keluar dari unit
Dan kini mereka telah sampai di rooftop gedung apartemen
"Dasar Brengsek !! " Teriak Jimin marah seraya mencekal kuat kerah baju taetae sehingga teriakan itu tepat mengenai muka taetae walau tidak persis , karna tinggi tubuh mereka yang tidak seimbang
Si empu hanya diam melihat kemarahan si sahabat imut nya itu
" Apa yang sebenarnya kau rencanakan bodoh ! " Tanya nya masih dengan emosi , lalu melepas cekalan dengan kasar
sehingga membuat taetae sedikit terhuyung kebelakangYa , Taetae mengerti sekarang
Jimin pasti marah perihal status hubungan nya dengan Liza saat ini" Kenapa kau malah berpacaran dengan Liza , saat kau baru saja mengatakan bahwa kau mencintai Mi-ra !! "
Jimin masih melayang kan ucapan kemarahan pada sahabat nya itu , jika dia tidak ingat siapa pemuda yang ada di hadapan nya ini , sudah pasti ia kan melayangkan pukulan bertubi tubi ke badan nya
Namun sayang , ikatan persahabatan itu harus menahan setengah amarah yang siap meledak sedari tadi"Aku terpaksa Jim " Balasnya datar
"Terpaksa ? Terpaksa apa maksudmu !! " Tanya Jimin masih dengan nada tinggi