"Kenapa oppa bisa ada disini ? " tanya mi-ra pada jimin
" Ehm ~~aku hanya merindukanmu saja , makanya aku kemari , karna kau tidak ikut ke dorm hari ini " Jawab jimin santai sambil tersenyum
"Benarkah oppa merindukan aku atau hanya rindu masakan ku saja ? " Tanya mi-ra menatap curiga
Jimin terkekeh " Heheheheheh mungkin keduanya , tapi mungkin lebih banyak kepada masakan mu itu " Ucap jimin sambil tergelak
Mi-ra melirik curiga " Sudah aku duga " Ucap nya dengan nada serius , terdengar seperti detektif yang sedang memecahkn masalah
Jimin yang melihatnya hanya tertawa terbahak bahak " Hahhhahaha , kau cocok menjadi detektif mi-ra , karna kau bisa menebak dengan benar " ucap jimin sambil memegangi perutnya , bahkan dia tertawa sambil terjungkal ke belakang , karna dia duduk di sofa tanpa sandaran
"Astaga ! Oppa ~ kau ini hobi sekali jatuh ya "
Mi-ra sedikit terkejut melihat jimin terjungkal , mi-ra sering melihat jimin terjatuh , jadi dia pikir itu hobi jiminJimin masih tertawa sambil berusaha bangun " Hahhaahha iya mungkin ini salah satu hobiku yang paling unik " Jawab jimin masih terbahak kemudian duduk kembali
"Astaga oppa ~ berhentilah tertawa begitu mukamu sampai memerah seperti pantat bayi " Celetuk mi-ra keheranan , hal semacam itu saja bisa membuat jimin tertawa sampai seperti ini
Jimin malah semakin terbahak mendengar celetukan mi-ra , astaga lucu sekali wajahnya di samakan dengan pantat bayi !
Mi-ra hanya menggeleng keheranan ,baginya tidak ada yang lucu sama sekali perkataan nya itu , tapi jimin tertawa sampai terbahak bahak
"Oppa~ apa kau akan terus tertawa sampai mati huh ? Tidak lucu jika di beritakan seorang penyanyi terkenal dan tampan mati karna terus tertawa " Canda mi-ra pada jimin
"Astaga mi-ra kau lucu sekali , aku tidak bisa menghentikan tawa ku , hahahhaahhaha " Jimin terus terbahak sambil memegangi perutnya yang sudah terasa sedikit kram karena terus tertawa
Mi-ra hanya menggeleng sambil tersenyum tipis melihat aksi jimin tertawa itu , dia jadi sedikit melupakan kejadian teror yang baru di alaminya
Hingga beberapa saat kemudian jimin pun menghentikan tawanya , perutnya terasa kram sekarang
"Astaga mi-ra , perut ku rasanya menjadi kram sekarang " Keluh jimin
"Salahmu sendiri oppa tertawa sampai seperti itu " Timpal mi-ra
Jimin hanya tersenyum mendengar perkataan mi-ra , kemudian dia menegakkan tubuhnya kemudian menatap mi-ra lekat
"Mi-ra-ya , aku harap kau tidak memikirkan teror itu lagi, kau tidak usah khawatir mi-ra , kami akan melindungimu " ucap Jimin masih mencoba menenangkan mi-ra agar mi-ra tidak merasa khawatir lagi
Tapi sejujurnya jimin yang sangat khawatir , karna kemungkinan akan ada teror susulan yang lebih parah , bahkan mengancam keselamatan mi-ra
"Terimakasih oppa , kalian selalu baik padaku dan mau melindungi ku " Jawab mi-ra sambil tersenyum
"Tentu saja mi-ra , kami kan keluargamu , jadi kita harus saling melindungi bukan ? " ucap jimin membalas senyum mi-ra
Mi-ra hanya mengangguk , dalam hatinya dia bersyukur di pertemukan dengan orang orang baik seperti mereka , bahkan mereka mau melindungi nya
Tapi mi-ra sedikit kecewa , kenapa bukan taetae yang datang dan menenangkan nya seperti kemarinWajah mi-ra menjadi tampak murung , jimin yang melihatnya pun menjadi sedikit khawatir
"Mi-ra-ya ~ kau kenapa ? " Suaranya terdengar khawatir