Taetae memasuki ruang perawatan mi-ra, disana gadis itu masih terbaring lemah dengan beberapa peralatan penunjang kehidupan yang melekat di tubuhnya.
Terdengar suara bunyi alat pendeteksi jantung di ruangan yang sunyi ini, suaranya bergema nyaring memenuhi setiap sudut ruangan persegi putih ini.
Taetae melangkah kan kaki nya dengan perlahan, dengan mata yang tak pernah lepas dari tubuh yang masih terbaring itu. Kemudian dia pun duduk di kursi dekat ranjang, melihat wajah mi-ra dengan seksama, membingkainya dengan sempurna.
Wajah pucat dengan lilitan perban di kepala mata yang masih tertutup rapat.Dada taetae benar benar sesak melihatnya , sungguh dia tidak sanggup melihat kondisi mi-ra selemah ini.
Taetae mengenal mi-ra sebagai gadis yang kuat , walau dia terlihat dingin namun di memiliki pribadi yang hangat.Tanpa sadar taetae menjatuhkan airmatanya lagi, tapi dengan cepat dia menghapusnya.
Kemudian taetae meraih tangan mi-ra yang lemah dan pucat lalu menggegam nya dan mengecup nya cukup lama"Selamat pagi beruang kutub , apa kau masih betah tidur seperti ini hem ? " Ucap taetae memulai pembicaraan, suaranya bergetar parau.
Untuk beberapa saat Taetae hanya menatap intens pada Mi-ra, lidahnya kelu. tepatnya ia tidak tau harus berbicara apa lagi.
Sakit ! Sungguh dia pun merasa sangat sakit melihat Mi-ra seperti ini.Ini mimpi buruk yang tidak pernah ia bayangkan, rasa kehilangan yang teramat sangat mendalam pun kini ia rasakan
"Sadarlah mi-ra, aku mohon~ "
Mengucapkan sebaris kalimat itupun rasanya teramat sulit, kata katanya hampir tercekat, terasa begitu sulit untuk di ucapkan.
Sesak ?
Ya rasanya amat sesak, pasokan udara nya seperti di berhentikan untuk mengisi paru parunya, bukan dia sedang sakit namun perasaan nya yang begitu sakit."Beruang kutub ~ bangunlah " ucap nya lagi
Tapi tetap tidak ada respon apapun, yang terdengar hanya bunyi alat cardiografi dengan gerakan grafik yang naik turun secara teratur, cairan infus juga masih menetes sesuai takaran.
Ini sudah 5 hari mi-ra koma pasca kecelakaan itu , dan belum ada perubahan apapun pada mi-ra, walau stabil tapi masih sangat mengkhawatirkan karna dia masih belum sadar atau menunjukkan respon apapun
Dan sudah 5 hari ini taetae seperti orang linglung yang kehilangan arah, dia jadi tidak berselera makan seperti biasanya, dan malas melakukan rutinitas apa pun.
Tidak ada yang bisa ia pikirkan kecuali kesembuhan Mi-ra."Mi-ra ~ bangun lah , apa kau tidak lelah tidur selama 5 hari ini , kau sedang mimpi apa sebenarnya sampai kau tidak mau bangun ? Apa kau tidak merindukan aku huh ?? bahkan aku sudah rindu teriakan mu itu "
Taetae masih berbicara sendiri dengan mi-ra yang terbaring , sambil mengingat ketika mi-ra selalu marah padanya , memasak untuk nya , atau saat mi-ra terlihat kesal
Taetae sangat merindukan nyaDia jadi ingat sebelum kecelakaan Mi-ra ingin pergi berlibur, ah dia merasa menjadi orang kejam selama ini, tidak pernah mengajak Mi-ra bersenang senang walau hanya ke taman bermain.
Taetae menggigit bibir bawahnya , menahan sebisa mungkin agar airmatanya tidak jatuh---- lagi. Dan dia berhasil kali ini.
Ceklek !
Suara pintu ruangan terbuka, tapi taetae enggan melihat siapa yang datang, matanya masih fokus membingkai wajah pucat si gadis.
"Oppa ~~"
Suara itu memanggil sambil menepuk bahu taetae pelan
Taetae hanya bergumam sebagai jawaban"Makanlah dulu , aku dan eomma sudah membawakan nya untuk mu " Bujuk nya