"Berjanjilah setelah ini aku tidak akan menjatuhkan airmata mu lagi Mi-ra , aku ingin melihat kau bahagia. Tolong jangan pernah menangis lagi " Ujarnya
"Iya aku janji " Janjinya dengan mengangguk kan kepalanya
Dan kini Jimin pun tersenyum hingga menenggelamkan matanya, dan itu terlihat sangat manis sekali.
Setelahnya mereka kini saling berpelukan dengan erat dan hangat.
Ada kelegaan tersendiri yang mereka rasakan. Dan itu bagusMereka masih larut berpelukan, hingga mereka terpaksa melepaskan pelukan saat mendengar suara yang sangat mereka kenal mengintrupsi pendengaran dan membuat mereka sama sama terkejut.
"Kalian--.."
Disana Taetae berdiri dengan mata tajam menatap lurus pada dua insan yang masih nampak terkejut akan kedatangan nya yang tiba tiba. Dirinya juga terkejut melihat adegan yang sedari tadi ia saksikan.
Bukan baru tiba dia disana. Dia sudah cukup lama berdiri disana, hingga ia bisa melihat Jimin mencium kedua mata Mi-ra lalu mereka saling berpelukan dengan amat mesra. Di saksikan langsung oleh kedua matanya.
Jangan tanyakan apakah dia cemburu. Tentu saja dia cemburu, bahkan bisa di bilang-- Sangat cemburu sekali.
Bayangkan saja jika melihat sahabat dan kekasihmu sendiri bermesraan di tempat sepi lalu melakukan adegan yang cukup romantis. Bukan kah ini pengkhianatan. Ya, Taetae merasa di khianati oleh dua orang yang amat ia percayai.
Taetae menyunggingkan satu sudut bibirnya lalu menggerakkan mulutnya seperti mengunyah permen karet, walau sama sekali dia tidak mengunyahnya. Kemudian dia menggerakkan tangan nya untuk bertepuk tangan beberapa kali. Dia tertawa sumbang, seperti penonton yang puas setelah menyaksikan pertunjukkan yang luar biasa hebat.
Mi-ra dan Jimin masih terkejut sekali. Hanya saling melemparkan pandang mengisyaratkan rasa khawatir yang besar. Mereka pun masih bungkam, hingga Mi-ra berusaha untuk berbicara.
"Tae aku bisa jel--.. "
Mi-ra hendak berseloroh tapi terpaksa berhenti saat Taeatae mengangkat tangan nya mengisyaratkan untuk diam.
"Peng-khi-anat ! " Desis Taetae penuh penekanan dan kebencian.
Lalu setelah itu dia langsung membalikkan tubuhnya dan melangkah kan kakinya dengan lebar dan tergesa. Mengusap wajahnya karena liquid sialan yang sudah meluncur di wajahnya.
Mi-ra hendak mengejar namun tangan nya ditahan oleh Jimin "Biarkan saja, percuma jika berbicara padanya sekarang"
Mi-ra ingin memberontak tapi akhirnya dia pasrah. Karna benar apa yang di katakan Jimin, percuma jika berbicara pada orang yang kalang kabut seperti itu.
Akhirnya dia pasrah dengan menghela nafas seraya melihat kepergian Taetae sudah sangat jauh.Perasaan nya benar benar khawatir.
----------
Taetae membanting pintu kamarnya kuat, dengan kemarahan yang masih melingkupi dirinya.
Ingin nya berteriak se kencang kencangnya, atau membanting barang barang yang ada. Tapi itu terlihat kekanakan sekali. Sama sekali bukan gayanya ketika marah. Jadi, dia memilih menjatuhkan tubuhnya ke kasur lalu mencoba memejamkan matanya. Tapi sial ! Kenapa malah kejadian tadi berputar sangat jelas di pikiran nya. Hingga ia kembali membuka matanya lalu dengan cepat bangkit dari kasur lalu melangkah keluar. Pokoknya keluar tidak tahu ingin kemana.
Ddrtttt drrrt
Hingga ponselnya bergetar tanda panggilan masuk, dia segera merogeh saku celannya ,melihat nama yang tertera dengan mata sedikit memicing. Tanpa pikir panjang dia langsung menjawab panggilan itu. Ini akan menjadi pengalihan yang bagus.