I'M NOT STUPID ; 01

6.4K 305 6
                                    

VOTE DAN COMMENT DULU YAKK! TERIMAKASIH ORANG BAIK!!

Pernahkah kalian merasa panik saat berada didalam kelas? Pernah merasa takut dengan guru yang saat itu sedang mengajar dan juga karena materinya yang susah? Atau pernahkah kalian merasa malu dan ketakutan saat guru memanggil untuk menyebutkan nilai ulangan didepan kelas, padahal saat itu sedang mendapatkan nilai jelek?

Semua perasaan panik, takut, malu, dan deg deg an itu sedang Kania rasakan saat ini ketika guru matematika peminatan kelas dua belas memanggil satu persatu nama muridnya untuk menyebutkan nilai ulangan mereka.

Gadis dengan baju diperkecil itu duduk tidak tenang dipojok belakang. Matanya melirik kertas ulangan miliknya dan jam dinding secara bergantian. Kania berharap sekali bel istirahat segera berbunyi hingga guru itu tidak perlu memanggil namanya yang sebentar lagi akan disebutkan.

Namun harapannya itu tidak terkabulkan karena beberapa detik lagi namanya akan disebut. Kania menghela napas beberapa kali, menyiapkan mental jika nanti ia mendapat hujatan, hal yang setiap hari Kania dapatkan disekolah ini.

"Jehian Pradita?"

"Sembilan puluh lima."

"Kania Maura?"

"Dua puluh."

Tepat setelah Kania menyebutkan nilai ulangannya itu, semua orang di kelas itu langsung menoleh menatapnya, beberapa saat kemudian mulai terdengar gelak tawa dari barisan meja pojok belakang, sedangkan yang lain terlihat saling lirik dengan teman sebangkunya kemudian geleng-geleng kepala.

"HEH NO BRAIN! ITU NILAI APA NOMER ABSEN? DIKIT BANGET." Tanya Satya dengan tawa meremehkan, pertanyaan yang langsung membuat beberapa orang tertawa dan beberapa lagi menatap Kania prihatin. Sedangkan Kania hanya mendengus lalu mengacungkan jari tengah merespon ucapan Satya.

"ANJIR EMANG HAHAHA. NILAI SAMA NOMER ABSENNYA SENDIRI AJA LEBIH BANYAK NOMER ABSENNYA."

Kania mengepalkan tangannya menahan emosi, namun sepertinya bukan Kania saja yang emosi karna Bella dan Febby pun terlihat marah.

"YANG PENTING KAN NGGAK NYONTEK KAYAK LO SAMA TEMAN-TEMAN LO ITU!" balas Bella dengan mata menatap sewot laki-laki yang barusan berujar. Ia tahu sekali bahwa Kania itu selalu mengerjakan ulangan secara jujur alhasil nilainya selalu paling jelek sendiri.

"Heran gue sama lo pada, cowok tapi banyak bacot!" titah Febby, sebel banget dia tuh sama cowok yang suka nyinyir.

"BEGO MAH BEGO AJA ANJIR NGGAK USAH ALASAN."

"Nggak malu apa lo Kan dapat nilai segitu? Harusnya lo malu dong."

"Pantesan Mahesa nggak suka balik sama lo, cantik sih cantik tapi bego banget. Ups, ampun no brain."

Dewi— temen kelas Kania pun menatap Kania dengan raut wajah meremehkan. "Besok lo jadi apa ya kan kalau goblog begini?"

"Sudah! Kalian semua diam!" Bu Ani berujar namun tidak membuat suasa kelas kembali hening.

Kania menghela napas lalu dengan cepat menggebrak mejanya. Mata gadis itu menatap nyalang kumpulan meja yang berisi Satya, Angga, Fikri, laki-laki yang tadi mengatainya. "ANJING LO YA!TERUS LO SEMUA NGERASA HEBAT GITU DAPAT NILAI SEGITU?!"

"KANIA!!! BERANINYA KAMU MENGUCAPKAN PERKATAAN KOTOR DIDEPAN SAYA?!" ujar Bu Ani lagi, guru yang sejak tadi ada di depan kelas itu berdiri lalu menghampiri Kania. Siap-siap saja gadis itu di ceramahi habis-habisan.

Mata Kania menatap Bu Ani yang berjalan menghampirinya."Mereka dulu kok bu yang mulai," timpal Kania sebal.

"Apa yang dibilang Satya itu benar, harusnya kamu malu sama sikap mu itu. Kamu itu sudah kelas tiga harusnya bisa berubah jadi lebih baik, bukannya makin liar seperti ini. Sudah pelajaran sering membolos, nilai selalu jelek, selalu jadi biang onar. Mau jadi apa kamu besok kalau sikap kamu seperti itu?!"

[RWS#1] I'M NOT STUPID (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang