I'M NOT STUPID ; 47

2.1K 166 5
                                    

Menulis part ini jadi ingat kembali vibes 2019!

"Perasaan gue udah sering manjat nih tembok dan loncat ke bawah deh tapi kenapa endingnya selalu jatuh mengenaskan?!" Kania ngedumel seraya membersihkan seragamnya yang kotor akhibat loncat barusan. Gadis itu melirik arlojinya kemudian bergegas pergi menuju kelas. Ia sudah telat dua puluhan menit dan pastilah Bu Kapti sudah mulai mengajar di kelasnya.

Lorong yang Kania lewati begitu lenggang. Samar-samar terdengar suara guru yang sedang mengajar di kelas dan juga obrolan beberapa siswa yang sepertinya tengah jamkos. Gadis bersurai lurus dengan ujung curly itu menarik napas panjang lalu menghembuskannya perlahan setelah sampai didepan kelasnya. Siap mendengarkan omelan Bu Kapti karena keterlambatannya ini. Dan semoga saja guru itu memberi belas kasihan kepadanya agar tetap bisa mengikuti pelajaran.

Tok... tok... tok

Kania mengetuk pintu beberapa kali kemudian membukanya. "Selamat pagi bu, maaf saya terlambat."

Dapat Kania lihat semua teman-temannya kini  menatapnya. Kemudian gadis itu meringis saat Bu Kapti menatapnya tajam. "Jam berapa ini?! Kenapa kamu baru datang?!"

Kania menggaruk lehernya yang tidak gatal seraya meringis. "Jam 07.25 bu," jawab Kania.

"Udah tahu jam setengah delapan kok bisa kamu mau masuk kelas saya?!"

"Maaf bu buat keterlambatannya tapi izinin saya masuk dan ikut pelajaran ini. Kan Bu Kapti sendiri yang bilang kalau saya harus rajin belajar. Ini saya udah ada jiwa semangat belajarnya nih bu masa iya dipersulit."

"Kenapa kamu telat?" Tanya guru berbaju cokelat itu seraya menghampiri Kania.

Kania terdiam—mencoba mencari alasan yang masuk akal. Tidak mungkin kan kalau ia jujur jika semalaman ia menghabiskan waktu di ruang lukis sebagai bentuk pelampiasan atas kesedihan dan juga rasa bersalahnya atas kejadian tadi malam dimana Mahesa bertarung melawan Vernando. "Itu bu anu.. saya semalam mengalami gangguan tidur. Nggak bisa tidur bu sampai subuh."

"Alasan. Sekarang keluar! Keluar sampai pelajaran saya selesai."

"Tapi bu..,"

"Saya nggak suka disepelekan ya Kan! Telat kok hampir setengah jam."

Sial. Kania menghembuskan napasnya kasar lalu melirik teman-temannya yang menatapnya dengan berbagai pandangan. Selanjutnya fokus Kania adalah Bella dan Febby yang menatapnya dengan ekspresi kasihan. Setelah itu gadis itu benar-benar keluar kelas.

Kania melemaskan bahunya. Padahal dirinya sudah niat belajar dan pengen memperhatikan penjelasan Bu Kapti tapi malah tidak di beri izin masuk. Dengan langkah guntai gadis cantik itu berjalan menuju kursi panjang didepan kelas lalu mengeluarkan bukunya. Jika tidak diizinkan belajar dari dalam kelas maka Kania akan belajar dari luar sini. Ditempelkannya buku tulisnya itu di kaca jendela lalu Kania mulai menulis apa yang Bu Kapti tulis dipapan tulis. Posisi Kania saat ini persis banget kayak anak kurang mampu di film-film yang pengen sekolah tapi tidak ada biaya alhasil cuma bisa belajar dari luar kelas saja.

"Kania anjing," umpat Angga yang diam-diam tertawa melihat Kania dengan wajah melasnya. Lalu cowok itu menyalakan ponselnya dan membuka kamera untuk memvidio Kania.

Satya memukul bahu Fikri. "Temen lo noh bjir! Ada aja tingkahnya."

Fikri geleng-geleng kepala lalu menatap gurunya. "Bu izinin Kania masuk bu. Coba deh ibu lihat Kania. Kasihan dia bu."

"Iya bu. Kania serius banget tuh bu pengen belajar," sahut Bella.

Bu Kapti menatap anak didiknya yang cukup membuat energi dan pikirannya terkuras. Melihat keseriusan Kania itu membuat guru wanita tersebut menghela napas iba. Merasa kasihan hingga akhirnya Bu Kapti menyuruh Kania masuk kelas.

[RWS#1] I'M NOT STUPID (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang