I'M NOT STUPID ; 57

1.7K 133 23
                                    

"Kalian itu loh belajarnya tuh mbok yang greget. Udah mau ujian masih aja santai-santai," Marcell mengulang kalimat yang diucapkan guru wanita yang baru keluar itu dengan gaya di buat-buat. Membuat Hendra yang duduk disampingnya terkekeh pelan kemudian menoyor kepala cowok itu.

"Gila aja sih korupsi waktu sepuluh menit tuh orang. Mana gue laper lagi tadi belum sarapan." Marcell kembali menggerutu. Tadi memang kelasnya membahas soal try out yang di kerjakan beberapa hari lalu.

Mengabaikan sahabatnya yang duduk di belakangnya itu Mahesa membuka ponselnya sembari melepas kaca mata yang sejak tadi ia kenakan. Hal pertama yang cowok itu lihat adalah foto Kania yang dijadikan wallpaper di layar kunci. Ekspresi wajahnya cemberut dengan coretan cat di wajahnya. Foto itu Mahesa ambil dulu ketika menunggu cewek itu di ruang lukis sebelum lomba. Mahesa tersenyum tipis kala melihat pesan dari Kania yang masuk sejak lima menit yang lalu.

Pengganggu
Nilai try outnya udah keluar. Mau lihat tapi takut :(

Bukannya membalas, Mahesa justru menoleh pada dua sahabatnya yang masih asik menggerutu. "Nilai try out udah keluar."

"Mari kita lihat hasil belajar Kania selama ini," Hendra berujar dengan senyum lebar. Yakin jika no brain itu mampu naik peringkat mengingat betapa seriusnya cewek itu berusaha. Hendra bahkan tidak memikirkan nilainya sendiri pokoknya yang ada di kepalanya hanya nilai Kania.

"Gue yakin bakal naik nilainya," celetuk Marcell seraya bangkit dari duduknya. "Sa lo nggak mau ke perpus? Katanya tadi lo mau cari buku di perus?" Tanya Marcell sembari melangkah keluar kelas.

"Pacar gue lebih menarik dari pada buku," sontak jawaban itu membuat Hendra dan Marcell menoyor bahu Mahesa lumayan keras.

Hendra berjalan seraya merangkul Mahesa. "Bangsat. Dulu aja anti banget sama Kania sekarang nggak mau jauh."

"Gue nggak tertarik." Marcell menirukan gaya bicara Mahesa tempo dulu.

"Bullshit lo njing. Btw udah ngapain aja lo sama Kania?" Hendra menoleh ke arah Mahesa yang berjalan tenang disampingnya.

"Banyak." Jawab Mahesa cuek.

"BUSET! Anak orang nggak lo apa-apain kan cok?" Marcell bergidik ngeri.

Mahesa mendengus kemudian menoyor kepala Marcell, "lo pikir gue cowok apaan?!"

"Siapa tahu ye kan? Kalau gue punya cewek kayak Kania bakal gue kurung di kamar seharian. Gemes gue apalagi lihat bod... Eh bangsat!" Marcell tak melanjutkan ucapannya ketika kepala nya dijitak cukup keras. Siapa lagi kalau bukan Mahesa pelakunya. "Mulut lo!" Melihat tatapan tajam Mahesa, cowok berkumis tipis itu meringis. Sedangkan Hendra tertawa sambil mengumpati Marcell.

Mereka bertiga berjalan santai melewati koridor kelas dua belas yang lumayan sepi. Hanya beberapa saja yang duduk di kursi depan kelas karena yang ramai saat ini adalah mading yang ada di depan lab bahasa dimana nilai try out ditempel disana.

"Mahesaaaa!!!" Kania berjalan menghampiri pacarnya dengan senyum lebar. Cewek itu bodo amat dengan teman kelasnya yang mendengus dan mengumpati Kania.

"Katanya takut lihat nilainya?" Tanya Mahesa begitu Kania didekatnya dan gadis itu hanya tertawa meresponnya. "Seneng banget? Pasti bagus ya nilainya?" Mahesa pun ikut tersenyum.

"Lihat sini buruan!" Kania menarik tangan Mahesa ke depan mading yang berisi peringkat try out itu. "Nilai ku meningkat dong Sa. Seneng deh." Kania mendongak menatap Mahesa yang tengah memandang kertas putih berisi nama siswa lengkap dengan nilai nya itu.

Cowok itu melebarkan senyum melihat nilai Kania yang meningkat lumayan drastis. Diantara semua mapel try out hanya kimia saja yang nilainya masih kurang.

[RWS#1] I'M NOT STUPID (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang