I'M NOT STUPID ; 58

1.5K 129 11
                                    

Hanya duduk diam dengan punggung disenderkan pada kursi yang ia diduki sedangkan tangan kanannya mengaduk kopi berwarna hitam yang belum diminum sedikit pun. Vernando tersenyum miring menatap meja yang berada di pojok kanan caffe ini dimana ada Kania dan tiga puluh empat teman kelasnya yang sejak tadi heboh hingga mengundang tatapan orang yang duduk di meja lain. Sepertinya kelas Kania itu sedang merayakan sesuatu.

Cewek cantik yang kini mengenakan pakaian casual berupa kaos putih dengan balutan jaket bomber berwarna hijau army dipadukan dengan celana skiny jeans itu tertawa dan mengajak tos teman laki-lakinya ketika memenangkan kartu. Tawa yang mampu membuat Vernando tersenyum tipis. Tak masalah jika sosial media nya di blokir yang penting sebentar lagi Kania akan tunduk padanya.

"Eh sumpah ya tadi sore gue lihat Shella ditampar bokapnya didepan aula. Pas tadi gue nguping sih kayaknya gara-gara dia peringkatnya jelek." Ratna menatap teman-temannya begitu permainan kartu yang mereka mainkan selesai.

Kinan mengernyit dalam. "Hah? Masa sih gara-gara peringkat try out jelek sampai ditampar begitu? Lagian ini kan cuma try out doang lebay amat tuh bokapnya Shella."

Ratna mengangkat kedua bahunya. "Gue dengernya begitu."

"Ya kan bapaknya Shella emang perfeksionis banget. Semua harus bagus meskipun cuma peringkat try out."

"Tapi tumben loh dia dapat peringkat tiga puluhan soalnya biasanya masuk lima besar kan dia?" Angga join the obrolan.

"Dih lo semua lupa apa kalau selama ini dia tuh malakin jawabannya si Lina? Lina sendiri yang bilang kalau Shella ngancam dia buat ngasih jawaban ulangan atau semesteran ke tuh cewek," timpal Yulia.

"Berarti sekarang Lina udah nggak ngasih jawaban ke Shella lagi? Terus jadinya peringkat Shella turun drastis?" Guman Kinan sambil mikir.

"Bisa jadi," timpal Bella yang sejak tadi asik nyimak obrolan. "Tapi kasihan juga sih kalau dia sampqi di gampar bokapnya cuma gara-gara peringkqt doang," tambah Bella.

Kania geleng-geleng kepala. Cewek itu meneguk minumannya sebelum mengambil ponselnya. "Gue ke kamar mandi dulu deh."

"Mau dianterin nggak?" Tanya Bella yang diangguki Febby.

"Dih apaan! Nggak usah lah kamar mandi doang."

"Gaya lo biasanya kalau di sekolah juga suruh nganter," dengus Febby.

Kania memutar bola mata kemudian bangkit dari kursinya. Cewek itu mengabaikan teman sekelasnya yang sempat menoleh sekilas kearahnya sebelum kembali pada kegiatan masing-masing.

Kania membuka roomchat nya dengan Mahesa sembari berjalan ke kamar mandi. Cewek dengan tubuh bagus itu bahkan tidak menyadari jika seseorang mengikutinya dari belakang.

Iya bentar lagi pulang. Kamu beneran mau jemput?

Setelah pesan terkirim, Kania mengedarkan pandangan ke sekeliling kamar mandi yang sepi. Hanya ada satu wanita yang sedang mencuci tangan di wastafel khusus wanita.

Kania tersenyum tipis ketika wanita berumur itu tersenyum menatapnya sebelum keluar kamar mandi.

My support system  is calling...

Alih-alih membalas pesannya, Mahesa justru menelfon dan hal ini membuat Kania tersenyum kemudian mengangkat telfonnya.

"Iya hallo," Kania menyenderkan tubuhnya di tembok. Cewek itu ke kamar mandi hanya ingin menghubungi Mahesa saja sebenarnya.

"Mau pulang kapan? Udah mau jam sepuluh."

"Iya bentar lagi kok. Kamu beneran mau jemput? Nggak usah deh Sa aku pulang bareng temen-temen aja."

[RWS#1] I'M NOT STUPID (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang