I'M NOT STUPID ; 55

1.5K 140 5
                                    

"Aduh maaf banget Sa kalau sore ini aku nggak bisa deh ikut kamu." Kania berbicara pelan membuat cowok didepannya ini mengernyit. Beberapa detik yang lalu Mahesa mengajaknya ke suatu tempat yang katanya cowok itu hendak menunjukan sesuatu kepadanya.

"Kenapa nggak bisa? Lo mau kemana emang?" Tanya Mahesa. Untuk kedua kalinya Kania menolak ajakannya padahal sore ini gadis berseragam diperkecil ini tidak ada les privat.

"Ke suatu tempat dan ada urusan yang lumayan penting."

"Sama siapa perginya?" Tanya Mahesa kemudian. "Om Sando?"

Kania meringis seraya menggaruk belakang lehernya yang tak gatal. "Sama Pak Adis kok."

Dapat Kania lihat Mahesa menghela napas. Cowok berpakaian sedikit berantakan dengan ransel di punggung itu mengambil tangan Kania laku menggenggamnya. "Sebenarnya lo mau ke mana sih Kan?" Tanya Mahesa yang penasaran.

"Ke rumah sakit," balas Kania yang akhirnya jujur juga.

"Gue aja yang nganterin lo ke rumah sakit," pinta cowok itu.

Melihat Mahesa dengan muka berharap itu membuat Kania tertawa pelan. "Nggak usah, aku udah kirim pesan Pak Adis suruh jemput. Lagian kan kamu mau ngebantuin adek kelas mu yang lagi ngedit vidio pensi kan?"

Mahesa kembali menghela napas. Ditatapnya wajah Kania dengan lekat. Sepertinya ada sesuatu yang Kania sembunyikan. Meskipun penasaran namun akhirnya Mahesa mengalah dan menganggukan kepala. "Kabarin gue terus ya?"

"Siap bos! Kalau gitu aku ke halte dulu mau nunggu Pak Adis disana aja. Semangat ngedit vidionya ya." Setelah mengatakan itu Kania berjalan pergi seraya melambaikan tangan pada cowok yang di cintainya itu. Ada rasa sedih dan perasaan bersalah ketika ia menolak ajakan Mahesa namun sore ini ada hal penting yang harus segera ia lakukan.

Maaf ya Sa aku nggak ngasih tahu kamu apa yang mau aku lakukan, batin Kania.

Gadis cantik itu melangkah seorang diri menuju halte. Hari ini kelas dua belas kembali pulang seperti biasa tanpa ada les tambahan karena para guru sedang takziah ke salah satu kelurga pegawai tata usaha. Ini menjadi kesempatan Kania untuk melakukan misinya.

Dan begitu sampai gerbang sekolah mobil lexus miliknya sudah terparkir di halte yang kini lumayan sepi. Buru-buru gadis itu memasuki mobilnya. "Ke mall terdekat ya pak habis itu baru ke rumah sakit yang tadi aku bilang," kata Kania yang langsung diangguki Pak Adis.

Tak butuh waktu lama untuk Kania sampai di mall yang ia tuju. Gadis itu pun meminta Pak Adis untuk ikut dengannya karena nantinya Kania butuh bantuan Pak Adis.

Tempat pertama yang Kania datangi adalah iBox. Kania hendak membelikan laptop baru untuk Lina. Semalaman Kania berpikir tentang temannya itu yang harus menanggung beban hidup yang menurutnya sangat berat. Lina pintar namun tidak mendapat fasilitas yang baik, tidak adil menurut Kania sehingga ia terketuk hatinya untuk membelikan gadis itu laptop dan juga ponsel baru.

"Macbook Pro M3 14 Inci  dan iphone 12 pro max 256 gb sekalian settingin ya mas," kata Kania  seraya menunjuk macbook yang terpajang di depannya begitu seorang pegawai laki-laki menghampirinya. "Saya tinggal dulu nanti saya balik lagi," kata Kania.

Gadis itu kemudian menuju store sepatu dengan merk yang sama seperti miliknya. Kania tampak berpikir sejenak. "Kemarin sepatu gue muat kok dipakai Lina jadi ukuran sepatu kita hampir sama deh," guman Kania seraya memilih sepatu yang menurutnya bagus lalu mencobanya. Setelah mendapatkan sepatu yang menurutnya pas gadis itu pun berjalan ke kasir. Tak hanya sepatu, gadis cantik itu juga membeli ransel untuk Lina.

[RWS#1] I'M NOT STUPID (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang