I'M NOT STUPID ; 49

2.1K 183 17
                                    

"Lo ada masalah apa sih Kan? Gue lihat lihat belakangan ini lo sering ngehindar dari Mahesa. Lo juga sering murung dan ngalamun." Hendra datang seraya menempelkan minuman dingin ke wajah Kania membuat gadis yang sedang melamun itu mengerjabkan mata terkejut. Dipukulnya tangan Hendra pelan lalu ia mengambil minuman yang cowok itu berikan. "Gue nggak papa elah," timpal gadis cantik itu.

Hendra mendudukan diri disamping Kania seraya menghela napas. "Bohong banget. Cewek yang selalu ceria dan bar-bar kaya lo gini nggak mungkin mendadak jadi pendiam kalau nggak ada masalah."

Kania terdiam dan hanya merespon Hendra dengan senyum tipis. "Cerita aja biar lega. Gue siap menampung keluh kesah lo."

"Nggak ada Hendra. Gue baik-baik aja."

"Tentang Mahesa ya?" Tanya Hendra kemudian. Cowok itu menoleh pada Kania yang langsung berubah ekspresi wajahnya. "Harusnya lo seneng dong bestie gue yang satu itu udah suka balik sama lo?"

Kania membuka minumannya lalu meneguk cairan bening itu. Menarik napas panjang lalu perlahan menghembuskannya. "Gue ini bawa pengaruh buruk buat Mahesa, Hen. Dia adu pukul sama Vernando gara-gara gue. Kemarin dia berantem disekolah gara-gara ngebelain gue."

"Gue punya penjelasan buat itu," sahut Mahendra. Kania mengernyit membuat Hendra mengangguk yakin.

"Gini," cowok itu sedikit menggeser badannya agar menghadap ke Kania membuat gadis itu juga menoleh pada Hendra. "Mahesa itu nggak seperti yang kita lihat, Kan. Dia bahkan lebih liar dan berandalan dari Nathan. Apa yang Mahesa tampilkan selama ini tuh karena keliarannya dipendam aja. Sebenarnya ada macan tidur didalam diri Mahesa yang dia kubur dalam-dalam sebagai bentuk respect sama ayahnya yang bekerja sebagai tentara. Lo pasti tahu Mahesa anak orang berpangkat kan?"

Kania menganggukan kepala, ia jadi ingat ucapan bunda dan kakak Mahesa beberapa waktu lalu dimana Mahesa sempat menjadi murid yang nakal. "Mahesa bahkan dari awal masuk sekolah ini udah diincer buat dijadiin ketua geng barengan sama Nathan karena dia jago berantem dan nggak takut sama siapapun. Tapi dia menolak karena alasan tadi itu ditambah dia juga introvert kan orangnya. Terus perkara malam itu dimana Mahesa duel sama Vernando tuh sebenarnya udah direncanain dari lama. Gue, Marcell, Nathan dan petinggi Panthero yang lain sempet manas-manasin Mahesa buat ngelawan Vernando tapi Mahesa nolak, padahal kita tahu Mahesa udah ngerasa tertantang. Eh beberapa hari kemudian dia justru yang nantangin Vernando duel dan kita baru tahu ternyata alasan Mahesa ngelakuin itu karena elo."

Dapat Mahendra lihat ekspresi Kania berubah murung setelah kalimat terakhir yang ia ucapkan. "Kalau gue jadi Mahesa pun gue akan melakukan hal yang sama, Kan. Vernando begitu licik dan berbahaya. Cowok itu bandar narkoba. Segala kejahatan kriminal ada di dia. Vernando udah sering keluar masuk penjara. Udah nggak terhitung berapa cewek yang dia jebak sampai hancur buat keuntungannya sendiri. Mahesa nantangin Vernando karena dia tahu si bangsat itu tertarik sama lo. Mahesa nggak bakal rela cewek yang dia sayang bernasib sama kayak cewek-cewek itu. Meskipun kita semua tahu kalau Vernando nggak mungkin menyerah gitu aja buat ngedeketin lo setelah dia kalah tapi at least Mahesa udah bikin Vernando tahu kalau cowok yang bakal ngelindungin Kania tuh bukan orang sembarangan yang dengan mudah dikalahkan."

"Terus soal berantemnya Mahesa yang kemarin itu juga ada alasannya. Dia ngehajar si Fendi anak ips karena dia ngomongin lo pakai kata-kata yang mengarah ke pelecehan. Gue rasa sah-sah aja Mahesa berantem gara-gara ini. Dan gue yakin bokap Mahesa tidak mempermasalahkannya, paling dihukum push up aja tuh orang sama bapaknya."

Kania tercekat mendengar itu. Mahendra tersenyum seraya menepuk-nepuk kepala Kania. "Cowok mana yang terima kalau cewek yang paling berarti dihidupnya itu diomongin nggak bener? Gue yang cuma nganggap lo adik aja emosi apalagi Mahesa yang cinta sama lo."

[RWS#1] I'M NOT STUPID (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang