EPILOG

2.1K 171 56
                                    

Sudah tiga hari semenjak kepergian Kania itu Mahesa mengurung dirinya di apartemen miliknya. Ia mengabaikan keluarga dan para sahabatnya yang mencoba menghubunginya dan menanyakan keadaannya. Mahesa benar-benar menutup diri. Ia butuh waktu untuk sendiri. Kepergian Kania terasa tidak nyata namun berhasil menghancurkan dirinya.

Entah sudah berapa banyak air mata yang keluar dari matanya dan entah sudah berapa kali Mahesa memukuli samsak untuk melampiaskan perasaannya hingga menyebabkan tangannya penuh dengan luka. Cowok dengan wajah tampan namun terlihat pucat dengan sekitar matanya yang menghitam itu terlihat berantakan sekali.

Kini cowok itu duduk di lantai bersender pada pinggiran ranjang. Tangan dengan jari-jari lentik itu sibuk membuka lembar demi lembar sketchbook tebal pemberian Kania. Ia memenuhi janjinya pada gadisnya itu untuk membuka sketchbook ini setwlah prom night. Dibayangan Mahesa ia bisa membuka benda persegi panjang ini berdua dengan gadisnya namun ternyata takdir berkata lain.

Air matanya kembali menetes hingga membasahi kertas putih yang penuh dengan gambar dirinya itu. Dadanya semakin sedak saat ia membaca tulisan yang Kania tulis di bawah gambar yang gadis itu buat. Ia kembali merasa bersalah saat menyadari betapa jahatnya omongannya itu saat Kania mengejarnya dulu.

Untuk kesekian kalinya aku melihat mu membeli roti dan yakult. Tidak kah kamu ingin makan di kantin dengan bakso mang udin yang terkenal enak itu? Kamu nggak mau nyobain nasi uduk Bu Sum yang murah dan porsinya banyak Sa? Aku udah berkali-kali ngajakin kamu makan di kantin tapi kamu selalu nolak. Pokoknya suatu hari nanti kita harus makan di kantin berdua doang ya!

Baru sampai sekolah mood ku jadi jelek pas ngelihat kamu jalan bareng Shella. Meskipun berat aku harus mengakui kalau kalian cocok sekali. Kalian berdua pintar dan anak baik-baik nggak kayak aku yg bodoh dan berandalan. Teman-teman dan para guru juga banyak yang mendukung kalian untuk pacaran! Tapi nggak bakal ku biarin kalian pacaran soalnya aku mencintai mu dan kamu cuma milik Kania Maura hehehe

Hari ini aku bilang menyukai mu lagi dan kamu menolak ku lagi. Kata mu aku bukan tipe kamu! Tunggu aja Sa aku pasti bakal jadi pemenangnya! Jangan panggil aku Kania kalau aku nggak bisa bikin kamu jatuh cinta!

Hari kamis. Kamu ngelihat aku ngelabrak Shella! Maaf ya Sa aku menyakiti cewek yang kamu suka itu karna aku mencintai mu.

Dear Mahesa
Serius bukan aku yang mendorong Shella dari tangga tapi lagi-lagi kamu nggak percaya dan justru ngebelain dia. Nggak dipercaya sama orang yang kita sayang itu rasanya sakit sekali Sa tapi lebih sakit pas kamu nggak ngebelain aku sih. Mulai hari ini aku menyerah Sa! Mulai besok aku nggak bakal ngejar-ngejar kamu lagi.

Masih banyak lagi curhatan Kania yang Mahesa baca. Hatinya teriris dan dadanya sesak sekali. Bagaimana Kania bisa sekuat itu? Dulu ia sering sekali berkata kasar pada gadis itu tapi Kania masih bisa menampilkan senyumnya. Sampai akhirnya Mahesa tiba di lembar terakhir sketchbook tersebut dimana disana terdapat gambar seorang laki-laki dan perempuan yang sedang berhadapan di depan pintu. Mahesa tahu betul itu adalah dirinya dan Shella saat Shella menyatakan perasaannya dulu.

Dear Mahesa
Sesuatu yang sejak dulu bikin aku takut hari ini benar-benar kejadian. Shella menyatakan perasaannya ke kamu. Dia mencintai mu dan kamu memeluknya. Ternyata memang aku harus merelakan mu. Di lembar terakhir ini aku harus benar-benar berhenti memperjuangkan mu. Bahagia sama Shella ya Sa! Aku masih mencintai mu tapi aku nggak bakal ngejar-ngejar kamu lagi!

Membaca curhatan Kania di lembar terakhir itu membuat tangis Mahesa pecah. Cowok itu memeluk sketchbook pemberian Kania seerat mungkin. Mahesa merindukan Kania sangat merindukan gadisnya itu.

~INS~

Sudah dua jam lebih Mahesa berjongkok disamping gundukan tanah dengan nisan bertulisan Kania Maura Putri Sanjaya tersebut. Tubuhnya bergetar, cowok itu tak kuasa menahan tangisnya setelah selesai berdoa dan bercerita.

[RWS#1] I'M NOT STUPID (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang