I'M NOT STUPID ; 39

3.2K 224 65
                                    

Didalam ruangan bimbingan konseling itu kini terdapat kepala sekolah, beberapa guru, psikolog, serta orang tua Shella yang tengah mengintrogasi Kania perkara kecelakaan Shella beberapa menit yang lalu. Sedangkan di luar ruangan ada anak kelas 12 Ipa 7– dimana teman-teman kelas Kania berkumpul seraya menunggu hasil keputusan kepala sekolah perkara kejadian ini.

Ada Bella dan Febby yang menangis dengan Kinan dan Ratna yang menenangkan mereka. Ada Satya yang duduk dengan kaki tidak tenang— bukti bahwa cowok itu sedang panik dan degdegan dengan nasib Kania sekarang. Terdapat juga beberapa anak kelas 12 IPA 7 yang lainnya dimana mereka percaya jika Kania tidak bersalah. Oh jangan lupakan juga Mahendra— diantara cowok yang ada didepan ruangan itu Hendralah yang sejak tadi diam dan terlihat khawatir sekali. Mereka berkumpul disana untuk mendukung dan membela Kania.

"Gue yakin Kania nggak mungkin ngelakuin hal sejahat itu." Fikri berguman seraya berjalan mondar-mandir didepan ruangan BK. Pikirannya tidak tenang saat mengetahui teman sekelasnya mendapat masalah besar seperti sekarang.

Febby jarang sekali menangis namun melihat Kania dari kelas sepuluh selalu mendapat fitnah membuatnya tak kuasa menahan air mata. Difitnah, dibuat jelek namanya, dan tidak dipercaya orang lain sudah menjadi makanan sehari-harinya, dan yang hebat dari Kania adalah ia masih bisa bertahan sampai hari ini bahkan sampai Kania difitnah lagi. "Kania emang kelihatan jahat dan dia juga pernah main fisik ke Shella tapi gue yakin banget Kania itu tahu batasan."

"Dia nggak sejahat dan seburuk itu....hiks," Bella berucap dengan tangisan. Gadis cantik dengan surai tergerai tersebut sangat mengenal sahabatnya itu. Kania orang baik, dia kelihatan jahat hanya untuk melindungi dirinya sendiri ditengah lingkungan yang tak pernah berpihak kepadanya.

"Meskipun Kania ada ditempat kejadian tapi nggak ada CCTV ditangga itu. Jadi nggak ada bukti kuat kalau Kania pelakunya," timpal Satya, merasa throw back ke beberapa bulan yang lalu dimana Kania juga terlibat skandal di tangga yang CCTVnya sedang tidak berfungsi. "Kalau sampai Kania drop out itu nggak adil banget sih!"

Tiba-tiba Dava berlari menghampiri gerombolan siswa di depan ruang BK tersebut dengan napas tersengal. "Kak.. gimana sama Kak Kania? Apa keputusan kepala sekolah?"

"Belum ada hasil," jawab Fikri seraya menatap adik kelasnya yang dulunya culun namun sejak beberapa bulan terakhir berubah drastis penampilannya. Ia baru tahu jika Dava ternyata dekat dengan Kania.

Mendengar jawaban tersebut membuat bahu Dava melemas. Disenderkannya punggung cowok itu ke dinding dengan harap-harap cemas. Semoga tidak ada kabar buruk mengenai gadis yang sudah ia anggap sebagai kakaknya itu.

Beberapa saat kemudian terdengar suara pintu terbuka, hal tersebut membuat remaja yang berada disana kompak menoleh kepintu itu. Dan saat melihat Kanialah orang yang membukanya mereka dengan cepat menghampiri gadis itu.

"Lo nggak papa kan, Kan?!"

"Gimana tadi didalam? Lo nggak diapa-apain kan?"

"Wajah lo pucet banget Kan."

"Kepala sekolah bilang apa tadi?"

"Bapaknya Shella nggak main tangan kan sama lo?"

Mendengar pertanyaan dari teman-teman yang sejak tadi menunggunya membuat pertahanan Kania runtuh. Air mata yang sejak tadi ia tahan didalam kini menetes seketika. Ternyata disekolah ini selain Bella dan Febby masih ada orang yang peduli kepadanya. Meskipun diantara orang-orang tersebut tidak ada sosok yang ia harapkan kedatangannya namun hatinya cukup menghangat dengan kehadiran teman-temannya ini.

[RWS#1] I'M NOT STUPID (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang