I'M NOT STUPID ; 46

2.3K 160 18
                                    

"Vernando nerima tantangan lo! Barusan  gue di kabarin katanya dia mau tanding malam ini juga jam 22.00 ditempat biasa!" Adalah kalimat yang diucapkan oleh Nathan via telefon. "Lo sanggup nggak, Sa? Terlalu mendadak anjir! Lo cuma ada waktu satu jam buat persiapan."

Mahesa melirik jam di dinding kamarnya yang kini menunjukan pukul 20.55. Sejak pertama kali dirinya meminta Nathan untuk mengatur duelnya dengan Vernando, ia sudah siap kapanpun cowok itu mau. Dan setelah menunggu beberapa hari akhirnya Vernando menyanggupi tantanganya."Gue sanggup. Setengah jam lagi gue otw."

Sambungan terputus. Dikantonginya ponsel bercase hitam itu kemudian cowok tersebut menyugar rambutnya kebelakang. Setelah sekian lama Mahesa menjauhi pertandingan ilegal ini akhirnya malam ini cowok itu  kembali bertarung. Dan sepertinya Vernando juga mengerti jika ia menantangnya bukan sekedar untuk melihat siapa yang paling kuat namun juga menyangkut perihal Kania.

Tidak mau mengulur waktu lebih lama Mahesa pun mengambil jaket denimnya lalu bergegas keluar kamar. "Mau kemana lagi kamu Sa? Kamu baru pulang loh masa udah keluar lagi?" Farah yang baru saja selesai memanggang roti itu menegur Mahesa membuat cowok tampan itu menghentikan langkahnya.

"Mau keluar sebentar bun ada urusan mendadak," jawab Mahesa seraya mendekati bundanya.

"Urusan apa?" Tanya Farah curiga.

Mahesa mengambil roti kering yang dibuat bundanya itu. "Biasa bun urusan cowok."

Mendengar jawaban yang menurut wanita itu kurang memuaskan, Farah pun mengernyit penuh selidik. "Jangan macem-macem loh ya! Kamu udah kelas dua belas bentar lagi ujian!"

Mahesa menelan makanannya lalu menggelengkan kepala. "Engga aneh-aneh bunda."

"Oh iya, Sa. Bunda pernah lihat Kania di dekat lampu merah. Dia sama anak-anak jalanan gitu. Bunda sempat ragu sih itu Kania apa bukan terus mau bunda panggil tapi dianya udah lebih dulu pergi."

"Kapan bunda lihatnya?"

"Semingguan yang lalu. Masih pakai seragam sekolah."

Mahesa mengangguk-anggukan kepala meresponnya. Mendengar cerita bundanya itu ia semakin yakin bahwa gadis itu sering berkunjung ke tempat yang tadi ia datangi. Jika Mahesa tidak mengikuti gadis itu ia tidak akan pernah tahu jika ternyata Kania akrab dengan anak-anak jalanan.

"Kamu kapan mau ngajakin Kania ke rumah? Bunda tuh kangen banget sama Kania," celetuk Farah seraya mengambil toples berukuran sedang kemudian memasukan roti kering yang ia buat tadi. "Ayah mu aja sampai nanyain Kania."

"Secepatnya bun," balas Mahesa. "Ini lagi aku usahain," lanjut cowok jangkung itu.

Keluarganya begitu menyukai Kania jadi tidak ada alasan lagi untuknya mengabaikan gadis itu. Cukup kemarin saja ia bertindak bodoh karena menyuruh Kania menjauhinya bahkan ia sampai berpikiran membuat gadis itu membencinya. Dan saat Kania benar-benar menjauh dan membencinya, Mahesa menyadari jika dirinya tidak bisa jauh dari gadis itu, setiap waktu ia begitu merindukan gadis cantik tersebut. Saat ini biarlah dirinya yang memperjuangkan cintanya, meskipun jika boleh jujur ia merasa menjadi cowok paling berengsek dan terkesan tidak pantas.

"Bentar lagi kan Kenzie ulang tahun. Selain di Bandung bunda dan Kak Rani mau  bikin party disini juga. Pas ulang tahun Kenzie kamu harus bawa Kania ke rumah loh ya. Tahu sendiri Kenzie happy banget kalau sama Kania"

[RWS#1] I'M NOT STUPID (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang