Suara sorak-sorak para murid SMA Galaksi terdengar. Lola menarik tangan Pitaloka, mereka menyelip di antara keramaian. Pitaloka hanya pasrah, ketika Lola menarik tangannya. "Lola, lepasin tangan lo. Sakit tahu." keluh Pitaloka mencoba melepaskan tangan Lola.
Lola menatap Pitaloka, lalu menunjukan cengirannya. "Sorry Pit, khilap." balas Lola dengan senyum lebarnya. Lola juga melepaskan tangannya dari tangan Pitaloka. Pitaloka memutar bola matanya sebal.
"Regan."
"Regan."
"Regan."
Suara sorak-sorak murid membuat Pitaloka menatap sekelilinya. "Lola ini--"
"Liat Pit, tuh Regan lagi main basket." tunjuk Lola dengan dagunya. Pitaloka menatap apa yang ada di depannya. Regan dengan mudahnya mencetak skor di ring.
Senyum Pitaloka terbit, Lola yang melihat itu pun menyikut lengan Pitaloka. "Cie.." goda Lola. Pitaloka semakin malu.
Pitaloka masih mempertahankan senyumannya. Hingga tanpa sadar bola itu menimpuk keras kepalanya. Pitaloka meringis, merasakan sakit pada bagian kepalanya.
"Hey lo nggk pa pa?" tanya Regan, entah sejak kapan lelaki itu ada di depannya.
Pitaloka menatap Regan, pandanganya mengabur. "Iya...shhh." ringis Pitaloka memengangi kepalanya.
"Mau ke UKS?" tanya Regan memengang bahu Pitaloka, agar perempuan itu tidak terjatuh.
"Enggk usah, ini udah mendingan kok." tolak Pitaloka.
"Kalau gitu, biar gue anter ke kelas." tanpa menunggu jawaban Pitaloka, Regan mengiring Pitaloka untuk ke kelasnya.
Pitaloka mengikuti langkah Regan. Bahkan Regan merangkul bahunya. Mereka sampai di kelas Pitaloka. "Maaf gue tadi benar-benar nggk sengaja." kata Regan, mendudukan Pitaloka.
"Ah, iya kak. Nggk pa-pa, gue juga tadi ngelamun gitu." balas Pitaloka. Regana mengangguk.
"Kalau gitu gue ke kelas dulu." pamit Regan seraya meninggalkan senyum untuk Pitaloka.
Pitaloka mengerjap matanya, lucu satu kata yang terlintas dalam pikiran Regan. Secara reflek, Regan mengacak-acak rambut Pitaloka. Lalu pergi dari hadapan Pitaloka. Pitaloka kaget, dan pipinya yang sudah memerah semerah tomat.
"Jantung gue..."
***
Regan keluar dari kelas Pitaloka. "Gue kenapa sih? Malah jadi bersikap manis sama dia?" tanya Regan pada dirinya sendiri.
Regan mengelengkan kepalanya, agar tidak terjadi kekonsletan. Di tengah koridor, Regan bertemu dengan Piter. "Woy Bule KW, kemana Pitaloka? Lo apain bini gue!" ucap Piter menghalau jalan Regan.
"Ck, minggir gue mau lewat." Regan berdecak kesal.
"Di mana Pitaloka!" seru Piter.
"Di kelas!" jawab Regan tak kalah seru.
"Minggir gue mau lewat." ujar Piter.
"Lah, lo yang ngehalangi langkah gue juga." kata Regan kesal.
"Eh, iya hehehe..." Piter mengaruk begian belakag kepalanya. Malu, sungguh Piter malu.
Piter berlalu, meninggalkan Regan. Sementara Regan hanya mengelengkn kepalany. Menyikapi tingkah absurd dari sepupunya itu.
***
Piter melangkah dengan riang. "PITALOKA SAYANG!" teriak Piter di ambang pintu.
Pitaloka memijat keningnya yang berdenyut. Belum sembuh pusingnya karna tertimpuk bola basket. Lalu sekarang mendengar suara ajaib milik Piter.
Piter melangkah berjalan menuju meja Pitaloka. "SAYANG." teriak Piter lagi, kepala Pitaloka semakin pening.
"Sayang, kamu nggk pa pa kan. Apa yang sakit? Kepala? Hati? Jantung? Ginjal? Atau--"
"Piter! Lo bisa diem nggk sih!" seru Pitaloka.
Piter terdiam. Pitaloka murung, Piter tersenyum. Mengusap lembut kepala Pitaloka. "Maaf." lirih Piter dengan suara yang lebih halus.
Pitaloka mengerjapkan matanya, suara Piter membuat jantungnya berdetak lebih kencang. Di pendengaran Pitaloka, suara Piter terasa sangat lembut dan...maco.
"Kepala lo sakit?" tanya Piter, Pitaloka mengangguk. Piter tersenyum, lelaki itu manarik pelan kepala Pitaloka agar menyandar pada bahunya.
Tangan Piter mengelus-elus rambut Pitaloka dengan lembut membuat Pitaloka benar-benar terbuai dengan Piter. Pitaloka juga merasakan jatung yang terpompa, yang membuatnya takut dan bingung, takut bila Piter mendengarnya dan bingung kenapa ia juga merasakan jantung yang bedetak lebih kencang saat bersama Piter.
Pitaloka bingung, siapa yang ia sukai. Piter atau Regan?
***
Piter berjalan di koridor sekolah, bersama Pitaloka tentunya. Piter senang, karna Pitaloka mau untuk ia antar pulang, kapaan lagi ia bisa mengantar Pitaloka.
Di tengah koridor, ia di hadang oleh Regan. "Gue nebeng." kata Regan kepada Piter, melipat bibirnya.
"Nggk! Pulang sendiri. Rumah kita nggk searah!" tolak Piter.
"Siapa bilang pulang kerumah gue? Orang gue mau ke rumah lo." kata Regan, Piter membulatkan matanya.
"Enggk! Mau ambil Mami gue ya lo." balas Piter, sementara Regan tersenyum penuh arti.
"Kak.." ringis Pitaloka, kepalanya sunggu terasa berat. Pitaloka menyandarkan kepalanya pada bahu Piter.
Piter sedikit berpikir, lalu senyumnya terbit. "Lo mau nebengkan?" ujar Piter lalu melepar kuci mobilnya kepada Regan.
Piter dan Pitaloka berjalan lebih dulu. "Fak!" umpat Regan, membuat Piter tertawa.
Piter membuka pintu belakang mobilnya. Lalu Pitaloka masuk terlebih dahulu. Lalu Piter, namun kerah baju Piter di tarik oleh Regan. "Heh kucing dapur! Lo mau apa?" tanya Regan sengit.
"Ya mau masuk lah! Ini kan mobil gue." jawab Piter sengit.
"Gue bukan supir lo, duduk depan." ucap Regan.
"Enggk mau!" tolak Piter.
Mereka saling mengadu tatapan tajam. "Kak....cepetan." suara Pitaloka, membuat Piter masuk kedalam mobil.
"Fak!" Ke dua kalinya, Regan mengumpati Piter.
****
"Lo pacaran sama Pitaloka?" tanya Regan serius ketika mereka baru saja mengantarkan Pitaloka.
"Belum, tapi mau. Awas aja lo ambil pacar gue." peringat Piter, Regan tertawa.
"Lo tahu Jup, siapa yang gue suka." kata Regan seraya tersenyum tipis.
"Lo masih ngarepin perempuan itu? Dia udah ninggalin lo Gan. Mau aja lo!" timpal Piter, tidak habis pikir dekan Regan.
"Gue nggk tahu Jup, kenapa gue begitu cinta sama dia." ungkap Regan, Piter mengelengkan kepalanya.
"Luna nggk mungkin balik lagi Gan," lirih Piter. Sementara Regan hanya terdiam.
●●●●●
VOTE + COMMENT
SEMAKIN BANYAK COMMENT
SEMAKIN CEPAT UPDATE.FOLLOW IG AKU
@mya.ng04FOLLOW AKUN WATTPAD KU
JUGA.MAAF KUEN TYPO!
MAYANG😎
25 NOVEMBER 2019
❤❤❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Jupi Story ✔
Teen FictionJupiter Auriga Semesta, sangat senang ketika ia kembali bertemu dengan Cinta pertamanya. ketua Osis SMA Galaksi itu tidak akan (lagi) melepas perempuan yang sama sekli tidak bisa di lupakan. "Pitaloka, selamanya lo akan tetap sama gue! selamanya!!"...