Pitaloka mengerut kesal. Ketika keinginannya tidak di penuhi oleh Piter. "Kan udah kenalannya," ucap Piter.
"Tapi dia tuh kek gak suka sama gue. Oh gue tau, dia masih Cinta sama lo. Dan, apa jangan-jangan lo juga masih suka sama dia?" tuduh Pitaloka.
Piter memejamkan matanya sesaat. Menahan amarahnya. Tidak mungkin juga ia meluapkan kekesalannya kepada Pitaloka.
"Sayangku, cintaku, gak ada yang lain selain kamu," ucap Piter dramatis.
Pitaloka mendelik menatap jijik kearah Piter. "Jijik njir, bahasa lo gitu."
"Kan gue apa-apa salah. Cowok memang selalu salah," gumam Piter.
"Oh jadi lo ke paksa jalanin hubungan sama gue?" ucap Pitaloka.
Piter menatap Pitaloka heran. "Gak ada gue bilang gitu," ucap Piter.
Pitaloka kesal dengan Piter. Gadis itu duduk di salah satu bangku. Tiba-tiba air matanya menetes begitu saja. Sementara Piter, lelaki itu berjalan menuju Pitaloka, lalu duduk di sebelah perempuannya.
"Pit... " panggil Piter.
"Hiks... " isak suara tangis Pitaloka terdengar.
"Lah, kok nangis? Gue salah apa?" ucap Piter bertanya-tanya.
"Pergi sana. Sama cabe-cabean lo," ucap Pitaloka tanpa menatap Piter.
"Lah... " gumam Piter semakin bingung.
Setelah itu, bel tanda masuk kelas berbunyi. Membuat Pitaloka bangkit, lalu berjalan meninggalkan Piter. Piter terdiam, menatap sesuatu. Langsung saja lelaki itu berjalan mengejar Pitaloka.
"Pit.... " panggil Piter. Lelaki itu juga menarik tangan Pitaloka.
"Jangan sentuh gue!" seru Pitaloka melepaskan tangan Piter.
"Diem dulu," ucap Piter. Ia mengambil posisi di belakang Pitaloka. Lelaki itu juga memeluk Pitaloka dari belakang.
"Minggir! Gue mau ke kelas!" seru Pitaloka melepaskan tangan Piter yang berada di pinggangnya.
"Kali ini nurut sama gue. Jangan bandel, ini demi kebaikan lo," bisik Piter. Pitaloka terdiam, mencermati ucapan Piter.
"Maksud lo apa?" tanya Pitaloka dengan sengit.
"Lo bocor!" ucap Piter penuh penekanan.
Pitaloka tercengang, mendengar pengakuan dari Piter.
"Serius?" tanya Pitaloka tidak percaya.
Piter melepaskan almamaternya, dan melingkarkan almamaternya pada pinggang Pitaloka.
"Lo bawa pembalut?" tanya Piter.
"Bawa. Di tas," jawab Pitaloka.
"Lo ke toilet. Nanti biar gue yang ambil pembalutnya," ucap Piter.
Pitaloka hanya mengangguk. Lalu Piter pergi dari hadapannya.
****
Piter sampai di depan kelas Pitaloka. Lelaki itu sedikit mendongak. Dan benar saja, kelas Pitaloka sudah ada gurunya. Piter berbalik, niat hati ingin pergi ke koprasi, namun langkahnya berhenti. Ketika ia ingat, bahwa koprasi sudah tidak buka hari ini.
"Duh, mau gak mau, harus ngambil di kelasnya Pita nih," gumam Piter.
Piter menghela nafas, sebelum akhirnya.....
"Jupiter? Ngapain kamu di sini? Pulang ke kelas kamu sana," ucap seorang guru yang menegurnya.
"Eh, bu," ucap Piter gugup. Lelaki itu meraih tangan guru itu dan menciumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jupi Story ✔
Teen FictionJupiter Auriga Semesta, sangat senang ketika ia kembali bertemu dengan Cinta pertamanya. ketua Osis SMA Galaksi itu tidak akan (lagi) melepas perempuan yang sama sekli tidak bisa di lupakan. "Pitaloka, selamanya lo akan tetap sama gue! selamanya!!"...