32|| Sakit dan Kecewa

522 87 11
                                    

Pitaloka tersenyum senang. Karena, pagi ini ia sudah boleh sekolah kembali. Ia juga senang, karena kemarin, Piter meninggalkannya dengan sebuah note yang berisikan kalimat romantis.

Kemarin, ia di bangunkan oleh Mamanya. Dan tidak mendapati Piter di sampingnya. Rupanya lelaki itu sudah pergi. Dan hanya meninggalkan note berisikan kalimat romantis.

Dan hari ini, Pitaloka seperti biasanya sekolah. Pitaloka mengambil tasnya lalu bersiap keluar kamar. Saat di luar ia mendapati Mamanya tengah memasak.

"Mama gak kerja?" tanya Pitaloka. Seraya menarik salah satu kursi.

"Kerja, Sayang. Nanti Mama kan harus anterin kamu juga," sahut Agnes tanpa menghentikan kegiatannya.

Setelah nasi goreng siap di hidangkan. Agnes pergi meninggalkan Pitaloka sendiri di dalam kamar. Pitaloka melihat Mamanya sedang berganti baju. Gadis itu pun, mengambil kotak bekal dan mengisinya dengan nasi goreng yang telah Mamanya masak tadi.

Agnes siap, Pitaloka juga siap. "Mama antar, ya," ucap Agnes.

"Emang Mama gak telat? Kalau Mama anterin Pita?" tanya Pitaloka.

"Telat sedikit gak pa-pa sayang. Yang penting keselamatan kamu," ucap Agnes. "Ayo, nanti kamu telat," ajak Agnes.

Pitaloka bangkit dari duduknya seraya mengambil kotak bekal yang tadi ia siapkan. "Ma... " panggil Pita.

"Iya sayang," Agnes  mendongak menatap anaknya.

"Mama sarapan, ya," ucap Pitaloka memberikan kotak bekal yang tadi ia siapnya.

Agnes tersenyum, seraya mengambil kotak tersebut. "Iya. Makasih, ya."

Jujur Agnes begitu terharu dengan kebaikan Pitaloka.

Mereka pun, masuk kedalam taksi yang sudah di pesan Agnes tadi. Di dalam mobil, kedua sudut bibir Pitaloka tidak pernah berhenti tersenyum. Ia senang, karena bisa menikmati suasana sekolah lagi. Setelah libur 5 hari tentunya.

Mobil taksi tersebut sudah sampai di depan gerbang sekolah Pitaloka. "Mama, Pita sekolah dulu ya," ucap Pitaloka mencium kedua pipi Mamanya.

"Iya sayang. Sekolah yang bener, biar bisa gapai mimpi kamu," ucap Agnes memperingatkan.

Pitaloka mengangguk, ia mencium tangan Mamanya lalu pergi dari hadapan Agnes. Pitaloka menatap gerbang sekolah, dengan senyuman manisnya. Setelah itu, ia berjalan masuk kedalam lingkungan sekolah. Di parkiran, Pitaloka melihat Lala yang beru saja turun dari motor Dany. Lantas, ia berjalan menghampiri Lala dan Dany.

"Lala... " ucap Pitaloka menabrak tubuh Lala dan memeluknya.

"Wah... Akhirnya gue punya teman juga. Lo sih kenapa gak sekolah-sekolah coba.. " balas Lala tidak kalah girang.

"Iya gimana, soalnya. Mama baru aja izinin gue buat sekolah lagi. Kemarin-kemarin enggak," ucap Pitaloka mulai bercerita.

"Kan, kalau sama Pitaloka jadi gue di lupain," cetus Dany yang sedari tadi diam.

Pitaloka dan Lala lantas mendongak menatap Dany.

"Cie... Kalian udah jadian, ya?" ucap Pitaloka menggoda Lala.

"Iya dong," jawab Dany merangkul bahu Lala. Lala salah tingkah, kedua pipinya bersemu merah.

"Apaan sih.... " ucap Lala mencoba mengelak. Pitaloka terus menggoda sahabatnya itu. Hingga sebuah mobil masuk kedalam parkiran sekolah.

Pitaloka tersenyum menatap mobil tersebut. Pintu pengemudi terbuka, menampilkan sosok Piter. Piter yang baru turun dari mobil tertegun menatap Pitaloka di seberang sana.

Jupi Story ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang