12|| Kencan kedua (2)

2K 176 14
                                    

Piter dan Pitaloka, masuk kedalam mall. Keduanya hanya diam tanpa perkataan. Jika di lihat, mereka buka seperti sepasang kekasih. Lihat saja, bagaimana Pitaloka yang berjalan lebih dulu dari Piter.

'Huh' Piter manarik nafasnya kesal. "Pit.... " panggil Piter seraya menarik ujung baju Pitaloka.

"Apaan sih!" ucap Pitaloka.

Piter menghentikan langkahnya. "Gandengan napa," ucap Piter. Pitaloka yang mendengar perkataan Piter secara reflek juga menghentikan langkahnya.

Pitaloka memutar tubuhnya untuk menatap kearah Piter. "Apa?" tanya Pitaloka memastikan. Apa yang ia dengar tadi tidak salah.

"Siniin tangan lo," ucap Piter meminta tangan Pitaloka.

Pitaloka menurut, memberikan tangannya kepada Piter. "Nah G A N D E N G A N " ucap Piter mengeja huruf-hurufnya.

Pitoka diam. Ia merasakan tangan hangat Piter yang mengenggam tangannya. Pitaloka juga membuang wajahnya. Agar Piter tidak mengetahui betapa merahnya wajah Pitaloka.

Keduanya berjalan, di tangah hiruk-pikuk keramaian di mall. Pitaloka tidak bisa mengontrol detak jantungnya. Sedari tadi detak jantungnya tak henti untuk berdetak lebih kencang. Dan sepertinya, dinginnya AC mall tidak mampu menetralkan suhu tubuhnya yang terasa begitu panas dingin.

"Jadi? Lo mau cari apa?" tanya Piter, seraya mengalihkan pandangannya ke arah Pitaloka.

"Origami," jawab Pitaloka tanpa membalas tatapan wajah Piter.

Piter mengangguk. Lalu membawa Pitaloka ke salah satu toko untuk mencari origami. Piter melepaskan genggaman tangannya. Membuat Pitaloka secara reflek menatap kearahnya. "Kenapa?" tanya Piter ketika melihat Pitaloka menatap dengan ekspresi yang sedikit membingungkan.

Pitaloka hanya menggelengkan kepalanya. Piter tersenyum misterius. Hal itu membuat Pitaloka mengerutkan keningnya bingung. Piter juga mendekatkan wajahnya kearah wajah Pitaloka. "Gue tau. Lo...... Gak rela 'kan? Tangan lo gue lepas... " ucap Piter.

Pitaloka melebarkan matanya. Dengan mulut sedikit terbuka. "Dih... "

"Percaya diri sekali anda!" ucap Pitaloka membalas tatapan mata Piter.

Keduanya saling menatap. Dengan jarak wajah yang terlampau dekat. Bahkan keduanya mampu merasakan hembusan nafas mereka. "Ma.... Kakak-kakak itu lagi ngapain.... " perkataan seorang anak kecil kepada Mamanya membuat Pitaloka dan Piter saling menjaukan wajah mereka.

Keduanya nampak gugup. Tertangkap basah oleh seorang anak kecil berumur 6 tahun. Sang Mama anak kecil yang sedang memilih barang pun menatap Pitaloka dan Piter. "Kalian mau mesum, ya?" tanya Mama sang anak.

"A.... Me.... Mesum? Enggak kok bu," jawab Pitaloka gugup. Mama sang anak menatap menyelidik kearah keduanya.

"Mesum kok di mall. Nyewa hotel sana," ucap Mama sang anak seraya menggelengkan kepalanya.

"Kita gak mesum bu," sahut Piter.
"Lagian kenapa kalau kita mesum?" Pitaloka mencubit pinggang Piter. "Shhh.... Orang kita udh 'sah' iyakan, sayang?" sambung Piter.

Pitaloka melebarkan matanya. Menatap Piter tajam. "Ngaco lo kalau ngomong," bisik Pitaloka.

Piter tersenyum. "Tuh liatkan bu, dia aja manja banget sama saya," ucap Piter. Membuat Pitaloka semakin melebarkan matanya.

"Eh... Eng.... "

"Yang, kamu tadi mau cari apa?" tanya Piter mengenggam tangan Pitaloka.

"Kalian benaran sudah menikah?" tanya Mama sang anak.

Jupi Story ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang