29|| Kejutan (Lagi)

504 80 2
                                    

Piter sampai di sekolah pagi ini. Ia berjalan menyusuri koridor sekolah. Piter sengaja melewati koridor kelas satu. Tepatnya di depan kelas Pitaloka. Ia sengaja, agar bisa melihat perempuan itu.

Piter sempat melirik jam tangan di pergelangan tangannya. Pukul 7 pagi, tapi ia sama sekali tidak melihat keberadaan Pitaloka. Kemana gadis itu? Piter bertanya-tanya dalam hatinya.

Akhirnya, Piter masuk kedalam kelasnya. Lalu duduk kursinya. Luna menghampiri Piter.

"Hay, Pit, gue bawain lo nasi goreng cumi hitam, kesukaan lo nih," ucap Luna menyodorkan kotak bekal kepada Piter.

"Makasih, Lun," ucap Piter seraya tersenyum.

"Assalamualaikum," ucap seseorang dari ambang pintu.

"Aji, celana lo noh keliatan!" komentarnya.

"Ma'e badan lo tuh gede. Ngalangin jalan," ucapnya lagi pada gadis di depannya.

"Bacot lo, Dan," sahut gadis bertubuh gempal itu.

Dany mengerutkan bibirnya, lalu berjalan ke arah Luna dan Piter.

"Woy bro!" ucap Dany lalu memberi gerakan ala tos pria.

Pandangan Dany jatuh pada bekal dan Luna di sebelah Piter. "Hay, Lun," sapa Dany.

"Hay Dan," sahut Luna.

"Kok lo bisa di sini?" tanya Dany bingung.

"Emang salah? Gue jenguk calon tunangan gue?" ucap Luna, menatap Dany.

Dany mengerutkan kening, lalu menatap kearah ke Piter. Ia meminta kejelasan pada Piter.

Deringan bel masuk membuat Luna bangkit dari duduknya. "Pit, gue ke kelas ya," ucap Luna lalu pergi begitu saja.

Luna pergi, Dany duduk di bekas Luna. "Jup, lo kok bisa sama dia?" tanya Dany.

"Ceritanya panjang," jawab Piter lemas.

"Gaya lo, sepanjang apa sih? Sepanjang cerita malin kundang? Atau roro jonggrang?" ledek Dany seraya tertawa.

"Ck, ngeselin lo!" seru Piter.

"Eh, kalau lo sama Luna? Gimana sama nasibnya Regan sama Pitaloka?" ucap Dany.

"Regan, kan masih di rumah neneknya, di Bandung. Jadi dia belum tau semua ini," ucap Piter.

"Kalau Pitaloka?" tanya Dany penasaran. Piter diam beberapa saat.

"Gue udah putus sama Pitaloka," ucap Piter.

"Si anjir! Gue kok gak tau!" ucap Dany kaget.

"Kejadiannya cepat banget," ucap Piter.

"Kenapa lo bisa putus sama dia?" tanya Dany dengan tingkat kekepoan yang tinggi.

"Kepo banget lo Dan! Kek emak-emak kompleks!" seru Piter kesal dengan Dany.

"Sialan emang lo Jup!" sahut Dany tidak terima. "Eh, jadi kalau lo putus sama Pitaloka. Lo belum jenguk dia dong?" sambung Dany.

Piter mengerutkan keningnya. "Jenguk? Emang Pitaloka sakit apa?" tanya Piter serius.

"Ck, jadi malah lo belum tau?" tanya Dany, sontak Piter menggelengkan kepalanya.

"Kemarin, pulang sekolah. Pitaloka sama Lala kecelakaan. Motor mereka nabrak pembatas jalan. Orang Pitaloka sampe Pingsan 5 jam! Kebangetan lo kalau sampai gak tau," omel Dany.

Piter terbengong, mendengar ucapan dari Dany. "Sumpah Dan, gue baru tau ini. Kalau bukan lo yang ngomong gue gak akan tau," ucapnya.

***

Jupi Story ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang