Pitaloka menatap Piter di depannya. Lelaki itu sedang berbuat ulah. Lihat saja apa yang di lakukan Piter kali ini. Lelaki itu tengah bernyanyi dengan sapu lantai yang menjadi gitarnya.
"Jangan kau tolak dan buatku hancur. Ku tak akan mengulang tuk meminta. Satu keyakinan hatiku ini kau lah yang terbaik untuk ku....jreng....jreng...."
"Piter! Kembali ke kelas kamu!" teriak Bu Nana yang sudah berada di samping Piter.
Bu Nana merupakan guru matematika terkiler di SMA Galaksi. "Eh, ibu cantik banget deh," ucap Piter seraya meletakan sapu yang ia pegang.
Bu Nana hanya menggelengkan kepalanya. "Kamu itu sudah habis masa jabatannya. Tapi malah gila begini," ucap Bu Nana.
"HABISNYA ANAK MURID IBU YANG NAMANYA PITALOKA GEBYAREISTA BIKIN SAYA TERGILA-GILA," Teriak Piter seraya berlari keluar kelas Pitaloka.
Sementara Pitaloka, perempuan itu menutup wajahnya dengan tangannya. Lantaran malu dengan ulah Piter.
"Gila, kak Piter berani banget sama Bu Nana," bisik Lala. Pitaloka menatap Lala.
"Pitaloka?" panggil Bu Nana, membuat Pitaloka mengurungkan niatnya untuk berbicara dengan Pitaloka.
"Kamu punya hubungan dengan Piter?" tanya Bu Nana penuh selidik.
Reflek Pitaloka menggelengkan kepalanya kuat. Guru dengan tubuh gempal serta kacamata yang menutupi mata supirnya itu memicingkan matanya. Ia menatap Pitaloka dengan seksama.
"Beneran?"
"Iya Bu, saya nggak ada hubungan apa-apa dengan Piter. Tanya Lala kalau nggak percaya," ucap Pitaloka memukul Lala yang berada di sebelahnya.
Bu Nana menatap Lala, membuat Lala menyikut lengan Pitaloka. "Oke sudah cukup, sekarang kita masuk ke jam pelajaran. Keluarkan kertas selembar dan alat tulis. Kita ulangan harian sekarang!"
Ucapan Bu Nana membuat murid satu sekolah mendesah kesal. Namun, mereka tidak ada yang berani untuk protes.
***
"Jingga di ujung langit, menuntun kita pada, malam yang tak berbintang. Hingga kini terasa terhapus semua janji, yang pernah terucapkan...."
Pitaloka mengakhiri nyanyiannya. Perempuan itu berdiri dari duduknya. Lalu meletakan gitar di tempat semula.
"Oke, nama kamu Pitaloka Gabyriesta?" tanya perempuan bersurai panjang itu.
"Iya kak," jawab Pitaloka seraya tersenyum.
"Aduh sorry gue telat tadi ada halangan," ucap seorang lelaki seraya masuk kedalam ruangan.
"Loh, Pitaloka?" ucap lelaki itu kaget.
"Eh, iya kak Regan," ucap Pitaloka.
"Lo ikut audisi juga?" tanya Regan.
"Iya kak," jawab Pitaloka.
Keduanya diam hanya saling menatap. Tania menatap keduanya tidak suka. "Oke, kalau begitu Pitaloka kamu sekarang kembali ke tempat semula," ucap Tania. Terlihat nada tidak sukanya.
Tanpa kata, Pitaloka kembali ke tempat duduknya. Audisi di langsungkan kembali. Pitaloka hanya duduk melihat kontestan lainnya yang sedang menunjukan bakat mereka. Sedang menikmati lagu, seorang datang lalu duduk begitu saja di sampingnya.
Pitaloka menatap tangan yang sudah melingkar di bahunya. "Penampilan lo keren banget, gue suka." ucap lelaki itu membuat Pitaloka terdiam.
"Kapan-kapan duet sama gue, 'ya?" ucap lelaki itu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jupi Story ✔
Teen FictionJupiter Auriga Semesta, sangat senang ketika ia kembali bertemu dengan Cinta pertamanya. ketua Osis SMA Galaksi itu tidak akan (lagi) melepas perempuan yang sama sekli tidak bisa di lupakan. "Pitaloka, selamanya lo akan tetap sama gue! selamanya!!"...