Pagi ini, sekolah di gemparkan dengan Regan dan Pitaloka yang datang bersama. Semua berbisik-bisik, tentang bagaimana hubungan mereka. Dulu, Luna dan Regan merupakan couple goals di sekolah mereka. Lalu, setelah Regan dan Luna putus, di gantikan oleh Pitaloka dan Piter.
Dan sekarang, ketika Piter dan Pitaloka putus. Mereka bergantian, Luna dengan Piter. Dan Pitaloka dengan Regan. Sementara Luna dengan Piter. Serumit itu kisah Cinta mereka.
Regan mengantarkan Pitaloka sampai di depan kelas Pitaloka.
"Makasih Kak, udah mau repot-repot buat anterin gue sampe kelas, hehe... " ucap Pitaloka dengan senyuman manis mengembang di bibinya.
"Santai aja Pit, lo kalau ada apa-apa. Lo ngomong aja sama gue. Gak usah sungkan," balas Regan dengan senyuman di bibirnya juga.
Pitaloka mengangguk, kedua tangannya memegangi tali ransel tasnya.
"Kalau gitu gue ke kelas dulu ya. Jangan lupa, nanti kita pulang bareng lagi," ucap Regan mengedipkan satu matanya.
Pitaloka tersenyum, gadis itu melambaikan tangannya menatap Regan.
Regan pergi. Lalu, tidak berselang lama. Piter dan Luna lewat di depan Pitaloka. Piter menatap Pitaloka dengan tajam, entah ada apa dengan lelaki itu.
Pitaloka membalas tatapan tajam mata Piter dengan mengangkat bahunya acuh. Setelah itu, gadis itu masuk kedalam kelasnya.
*****
Luna menatap keramaian dari atas rooftop sekolah. Gadis berwajah pucat itu, sedang memainkan ujung rambutnya. Impiannya terwujud, membalaskan dendam Maminya. Ia telah berhasil merebut Piter dari Pitaloka.
Ia juga telah berhasil melukai hati Pitaloka. Lalu, apa ada beban dalam hidupnya? Ada, contohnya ketika ia melihat Regan dengan Pitaloka.
Regan mantan kekasihnya yang sekarang sedang dekat dengan Pitaloka. Tidak mudah bagi Luna untuk melupakan Regan. Yah, memang ia masih sangat mencintai Regan. Luna memutuskan Regan, karena penyakit yang ia idap selama 1 tahun belakangan ini.
Luna tidak mau, ia menjadi beban untuk Regan. Makanya, Luna memutuskan Regan. Dan ketika, lelaki itu telah dekat dengan gadis lain. Dalam hati, Luna sungguh ia tidak rela. Ia tidak rela jika Regan di miliki oleh orang lain.
Apa Luna harus menghentikan permainan gila ini? Tapi, ia sudah bertekad, bahwa ia akan membalaskan dendam Maminya kepada Mama Pitaloka. Lalu, Luna menatap sebuah gelang. Gelang yang dulu di berikan oleh Regan.
"Gue kangen sama lo... " ucap Luna pelan seraya mengusap gelang tersebut. Tidak lupa, dengan air mata yang membasahi kedua pipinya.
"Kalau kangen itu, ngomong! Jangan menghindar," sahut seseorang dari belakang. Luna menghapus air matanya dengan kasar.
Lalu gadis itu mendongak ke belakang, untuk melihat siapa seseorang tersebut.
"Regan... " lirih Luna matanya menatap lurus ke depan.
Regan, lelaki dengan tampilan urakan. jaket levis, yang tidak pernah ia lepas. Rambut berantakan, dengan baju yang tidak pernah di masukan. Regan termasuk jajaran murid ternakal di sekolahnya.
Regan berjalan selangkah, tepat di depan Luna. Tangan lelaki itu memegangi kedua bahu Luna. "Lo udah bahagiakan? Jadi tugas gue udah selsai."
Kedua bibir Luna tertutup rapat.
"Jaga diri lo baik-baik." sambung Regan. "Boleh gue peluk lo untu sekali ini aja?"
Luna terdiam, ia tidak menjawab pertanyaan Regan. Regan juga tidak memerlukan jawaban dari Luna. Lelaki itu langsung mendekap tubuh Luna dengan erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jupi Story ✔
Teen FictionJupiter Auriga Semesta, sangat senang ketika ia kembali bertemu dengan Cinta pertamanya. ketua Osis SMA Galaksi itu tidak akan (lagi) melepas perempuan yang sama sekli tidak bisa di lupakan. "Pitaloka, selamanya lo akan tetap sama gue! selamanya!!"...