30|| Tak Mungkin Bersama.

492 80 3
                                    

"Lo beneran? Gak mau ikut masuk?" tanya Dany sekali lagi.

"Iya Kak. Masuk aja, lagian Pitaloka tuh pasti seneng kakak jenguk dia," ucap Lala mengkompori Piter.

"Shit! Jangan buat gue makin bingung deh," ucap Piter.

"Duh, emang penyakit gengsi lo itu gak pernah ilang dari dulu!" ucap Dany kesal sendiri dengan Piter.

Mereka terdiam, Piter menyandarkan kepalanya pada tembok.

"Buat apa, gue perduli sama orang yang udah kecewain gue?" ucap Piter.

Lala dan Dany saling pandang. "Kak... " panggil Lala dengan ragu.

Piter menatap Lala menunggu gadis itu menjelaskan sesuatu.

"Pita itu sebenarnya cinta sama kakak. Dia sendiri yang bilang sama gue," ucap Lala menatap Piter.

"Kalau dia cinta sama gue. Kenapa dia putusin gue. Dan dia bilang kalau dia gak pernah ada rasa sama gue? Kenapa?" balas Piter emosi.

"Sabar bro. Cewek gue lo bentak-bentak," ucap Dany tidak terima.

"Semua hanya sandiwara. Pitaloka terpaksa ngelakuin semua itu. Karena dia gak mau, Mamanya di penjara." Piter menatap Lala dengan seksama.

"Jelesin ke gue detail-detailnya!" ucap Piter.

Lala menghela nafas. "Gue gak tau gimana permasalahannya. Tapi Pitaloka cerita sama gue, kalau Mamanya itu dulunya pernah punya masalah sama keluarga lo. Dan bokap lo, itu kek benci banget sama Mama Pitaloka."

"Dan bokap lo ngancem Mama Pitaloka. Kalau sampai Pitaloka gak jauhin lo. Tante Agnes, Mama Pitaloka. Akan masuk penjara. Pitaloka gak mau Mamanya masuk penjara gegara dia. Itu makanya dia mau buat mutusin lo," jelas Lala.

Piter terdiam, mencermati informasi dari Lala.

"Gue tarik dari kesimpulan yang Lala jelasin, kalau Pitaloka sengaja ngomong gitu sama lo. Biar lo gak bisa deketin dia lagi," cetus Dany.

Piter mengangguk paham. Nanti, ia akan bertanya ke Papinya ada masalah apa Mama Pitaloka dengan Papinya?

"Gue tanya sekali lagi. Lo mau ikut jenguk Pitaloka gak?" tanya Dany. Piter menatap Dany.

"Menurut lo gimana?" ucap Piter berbalik menanya.

"Yeah setan! Gue nanya ke lo dodol!" seru Dany yang sudah mulai kehabisan kesabarannya.

Piter tertawa, tangannya menjitak kepala Dany. "Ya ikutlah. Yuk, ah!" ucap Piter lalu berjalan lebih dulu.

Dany menggerutu kesal. "Emang kalau bukan sahabat gue. Udah gue mutilasi jadi 18 bagian tuh orang," ucap Dany geram.

Lala terkekeh, "Hustt.... Gak boleh gitu atuh Kak. Mending kita nyusul Kak Piter yuk," ajak Lala.

Dany pun mendorong kursi roda Lala untuk menyusul Piter.

****

"Iya halo?"

"............."

"Iya pak. Baik siang ini saya segera ke sana," ucap wanita cantik itu.

Sambungan telpon pun di matikan. Agnes berjalan masuk ke ruangan Pitaloka.

"Sayang, Mama tinggal dulu gak pa-pa, kan?" tanya Agnes.

"Mama mau kemana?" tanya Pitaloka menatap Mamanya.

Agnes mengambil tas, dan memasukan ponselnya. "Mama mau ke kantor. Bos Mama yang nyuruh Mama. Soalnya ada sedikit masalah di kantor."

Jupi Story ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang