11||Kencan Pertama (1)

2.2K 186 6
                                    

Pitaloka menatap tayangan kartun di depannya. Malam Minggu sangat-sangat kelabu. Bagaimana tidak? Ia harus menahan rasa bosan di dalam rumah. Awal rencana tadi ia kan meminta Lala untuk menemaninya ke pusat pembanjaan. Tapi Lala tidak bisa menemaninya. Perempuan itu memilih untuk pergi bersama Dani.

"La, nanti temenin gue ke mall, ya?" pinta Pitaloka.

"Gue gak bisa Pit, nanti malam ada janji sama kak Dani. Mau nemenin dia ke kondangan sepupunya." jawab Lala seraya tersenyum manis.

"Yah!" Pitaloka bersungut kesal.

"Ya gimana, gue udah janji sama dia. Dan lagian lo bukannya jadian sama Kak Piter. Noh ajak dia aja," saran Lala.

"Mending gak jadi ke mall," jawab Pitaloka lalu pergi meninggalkan Lala di depan kelas.

'Huh' Pitaloka meniup rambut bagian depannya yang menutupi hampir seluruh wajahnya.

"Kesel baget deh, gue!" ucap Pitaloka menghentak-hentakan kakinya.

"Anak Mama kenapa sih? Mama perhatiin dari tadi melamun, terus kayak lagi kesel gitu?" ucap seorang wanita paruh baya. Namun masih tetap cantik.

Wanita itu duduk di sebelah Pitaloka. Tanpa di perintah Pitaloka langsung memeluk Mamanya. "Kamu kenapa?" tanya Mama Pitaloka.

"Gak pa-pa. Cuma lagi gak mood aja," jawab Pitaloka. Mama Pitaloka mengusap lembut rambut anaknya.

"Perasaan kemarin malam kamu izin mau keluar? Jadi emang?" tanya Mama Pitaloka.

Dengan posisi yang masih memeluk Mamanya, Pitaloka menggelengkan kepalanya. "Gak jadi," ucap Pitaloka.

"Oh jadi ini sebabnya? Kamu badmood?" tanya Mama Pitaloka, seakan hafal dengan tingkah anaknya.

"Kenapa emang? Kok gak jadi?" tanya Mama Pitaloka.

"Lala nemenin gebetannya ke kondangan," jawab Pitaloka seraya memajukan bibirnya. Mama Pitaloka lantas tertawa.

"Kamu juga dong, minta gebetan or pacar kamu buat nemenin. Masa kemana-mana sama Lala terus," sahut Mama Pitaloka.

"Males ah, Pita gak punya gebetan mah, apa lagi pacar." jawab Pitaloka.

"Ha? Serius?" tanya Mama Pitaloka.

Pitaloka menganggukan kepalanya. Selang beberapa detik. Suara ketukan pintu terdengar. Membuat Mama Pitaloka akan bangkit. Namun di tahan oleh Pitaloka.

"Biar Pita aja, mah." ucap Pitaloka. Mama Pitaloka pun menganggukan kepalanya.

Pitaloka berjalan menuju pintu utama. Membuka pintu seraya membulatkan matanya. "Loh katanya mau jalan?"

"Kok belum siap-siap?" sambung seorang itu.

"Lo ngapain ke sini?" tanya Pitaloka.

"Kata Lala lo minta di temenin ke mall," balas seorang itu.

"Loh Pita? Temannya gak di ajak masuk?" tanya Mama Pitaloka.

"Eh mah gak kok, dia---"

"Selamat malam Tante, saya pacarnya Pitaloka." ucap Piter seraya menjabat tangan Mama Pitaloka.

"Loh kata Pitaloka, dia gak punya pacar?" ucap Mama Pitaloka bingung.

"Ah, mungkin Pitaloka lupa Tan. Soalnya kita pacaran baru dua hari yang lalu," jawab Piter seadanya.

"Hm, iya kali. Oh iya saya Agnes. Mamanya Pitaloka." ucap Agnes kepada Piter.

"Pitaloka sana ganti baju, Piter ayo masuk nak," ucap Agnes ramah.

Jupi Story ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang