Piter masih melajukan mobil. Namun, seketika macet melanda. Membuat Piter menekan klakson mobilnya sebal. "Apaan sih! Jadi macet gini. Perasaan tadi biasa aja. Gak ada macet," ucap Piter sebal.
Tin.... Tin.... Tin....
Piter memencet klakson mobilnya lagi. Hingga seorang pengamen melintas. Piter membuka kaca mobilnya. "Di sana ada apaan sih?" tanya Piter kepada pengamen.
"Anu kak, ada kecelakaan," ucap pengamen tersebut. Piter mengangguk, seraya memberikan uang kepada pengamen tersebut.
Piter pun iseng membuka ponselnya. Hal pertama yang di lihat oleh Piter adalah wajah cantik Pitaloka bersama dengan dirinya.
Kepalanya tersandar pada jog mobilnya. "Kenapa lo hancurin hati gue," gumam Piter. Mengusap poto Pitaloka.
Piter tersenyum tipis. Lalu menyimpan ponselnya. Karena mobil di depannya sudah mulai jalan. Piter melintasi jalan tempat kejadian kecelakaan. Ada darah yang terlihat jelas. Korban menabrak pembatas jalan.
***
Lala selsai di tangani oleh Dokter. Seseorang masuk kedalam ruangan Lala. "La, kamu gak pa-pa kan, Nak?" ucap Agnes Mama Pitaloka.
"Eh Tante, Lala gak pa-pa kok. Cuma luka sedikit. Pitaloka gimana Tante?" tanya Lala.
Agnes menghela nafas. "Dia masih pingsan," ucap Agnes.
"Maafkan Pitaloka ya, La. Karena Pitaloka kamu jadi seperti ini," sambungnya.
"Gak pa-pa Tan, semua kan karena musibah," balas Lala. Agnes mengusap bahu Lala.
"Sungguh, Pitaloka beruntung punya sahabat seperti kamu," ucap Agnes tersenyum sendu.
Pintu ruangan Lala terbuka kembali. Menampilkan sosok wanita paruh baya, dan pria paruh baya. Yang bergegas mendekati Lala.
"Sayang, kamu gak pa-pa kan?" tanya wanita paruh baya itu.
"Gak pa-pa Ma, Lala gak pa-pa kok," ucap Lala.
"Syukurlah kalau kamu gak pa-pa," sahut Papa Lala.
Pandangan Mama Lala tertuju kepada Agnes yang tersenyum kepadanya. "Kamu pasti Mamanya Pitaloka, ya?" ucap Mama Lala.
Agnes tersenyum. "Iya. Saya Mamanya Pitaloka. Mau minta maaf. Atas, keteledoran, anak saya," ucap Agnes dengan bahasa yang sopan.
"Halah! Anak kamu itu sudah mencelakakan anak saya!" seru Mama Lala tidak terima.
"Ma... Udah Lala gak pa-pa kok," ucap Lala melerai.
"Gak bisa gitu dong La! Anak dia sudah mencelakai kamu," ucap Mama Lala mengusap wajah Lala.
"Ma.... " rengek Lala menatap Mamanya.
"Pokoknya saya gak mau tau. Kamu harus rugi. Kamu harus ganti semua kerugian saya, biaya pengobatan Lala dan biaya kerusakan motor Lala."
"Oke. Saya akan mengganti semuanya. Anda jangan khawatir. Kalau gitu, saya permisi. Sekali lagi, saya minta maaf," balas Agnes lalu pergi meninggalkan keluarga Lala.
"Mama gak harusnya minta begituan sama Tante Agnes," ucap Lala. Setelah Agnes pergi.
"Memangnya Mama gak tau siapa Agnes itu?" ucap Mama Lala.
"Pokoknya mulai besok. Kamu jangan lagi berteman dengan Pitaloka. Anaknya si janda gatel itu!"
Lala hanya diam, menanggapi ucapan Mamanya.
***
Agnes berjalan menyusuri koridor rumah sakit. Ia baru saja membayar biaya rumah sakit Lala dan Pitaloka. Di pertengahan jalan, ia melihat seseorang pria yang usianya sama dengan dirinya. Berjalan dengan seorang gadis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jupi Story ✔
Teen FictionJupiter Auriga Semesta, sangat senang ketika ia kembali bertemu dengan Cinta pertamanya. ketua Osis SMA Galaksi itu tidak akan (lagi) melepas perempuan yang sama sekli tidak bisa di lupakan. "Pitaloka, selamanya lo akan tetap sama gue! selamanya!!"...