CHAPTER 10

46K 3.1K 156
                                    

Yuk bantu dukung penulis dengan menekan tombol bintang dan tabur komentar yang banyak:)

Kala apa yang kita inginkan belum tentu dapat kita miliki.

[[•••]]

KONSENTRASI Daisy tengah terganggu oleh ucapan yang dikatakan Zaga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KONSENTRASI Daisy tengah terganggu oleh ucapan yang dikatakan Zaga. Ritual? Aneh-aneh saja, menjadi pacar dari Ketua Gangsters saja harus melakukan sebuah ritual.

"Kamu baik-baik saja?" tanya Aslan kepada Daisy yang kini ada di hadapannya sedang menatap kosong dan hanya mengaduk-ngaduk spagetinya.

"Ini pasti gara-gara ulangan Matematika Pak Doni tadi kan?" sambung Angela yang berada di samping Daisy.

"Udah gak usah dipikirin, gue tahu lo pinter kok. Nilai lo pasti tinggi," ujar Richo sambil melahap donat oreonya.

Daisy mengeleng. "E-enggak kok. Aku gak mikirin ulangan Pak Doni tadi cuma--."

"Jangan bilang kalau lo itu mikirin kucingnya Pak Somat yang bunting sekarang mau lahiran?!" cerocos Angela.

"Aneh-aneh aja lo," Richo menimpal. "Kan gue udah bilang kalau kucing itu gak bunting, cuma perutnya aja yang buncit!"

"Sok tahu lo, kebo!"

"Lo Kudanil!"

"Dih!"

Daisy memutar kedua bola matanya ke atas sembari menyeruput jus stoberinya dengan sedotan stainless itu.

"Udah gak perlu dengerin omongan mereka ya," ujar Aslan seraya menatap Angela dan Richo yang masih beradu.

Daisy tersenyum. "Iya hehe."

"Kalau ada yang menggangu pikiranmu, sebaiknya kamu menceritakan biar gak jadi beban yang harus dipikul sendirian," kata Aslan lagi.

Daisy mengeleng. "Ah kamu tidak perlu ikut memikirkan itu, ini bukan masalah besar kok, enggak jadi beban kok buat aku. Ini cuma---."

"Gue ikut duduk di sini dong."

Belum sempat Daisy untuk menyelesaikan perkataannya, ucapan dingin seorang gadis membawa sebuah nampan yang terdapat sebuah burger dan minuman soda.

Pandangan mereka berempat langsung tertuju ke arah gadis tersebut. Jenifer.

Daisy tersenyum. "Okay! Sini duduk," katanya dengan ramah sembari bergeser ke kanan bermaksud memberi ruang untuk Jenifer duduk.

Jenifer lalu duduk. "Makasih."

"Santai aja hehe."

Selang beberapa detik, Aslan tiba-tiba beranjak bangun dari kursi lantas pergi dari sana tanpa permisi. Begitu saja.

Daisy heran. Ada apa dengan Aslan? Daisy lantas melirik Jenifer yang tengah mengigit burgernya. Apa Aslan punya masalah pribadi dengan Jenifer?

Pertanyaan kembali terisi di dalam kepalanya.

KETUA GANGSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang