Yuk bantu dukung penulis dengan menekan tombol bintang dan tabur komentar yang banyak:)
Menyakitkan. Ketika kau menatapku sebagai orang lain, bukan sebagai diriku sendiri.
[[•••]]
DAISY mencoba tidak peduli akan tatapan yang diberikan oleh ribuan pasang mata dari seluruh murid di sekolahnya.
Tapi tetap saja, rasa jengkel melekat dalam dirinya itu.Kelihatan gak punya TV di rumahnya, ck! Batin Daisy geram dan muak.
Baru saja Daisy menginjakan kakinya pada kelasnya itu, dia langsung didekati oleh lautan manusia yang bergerombolan sembari membawa buket bunga dan sebatang coklat masing-masing dari mereka.
"Eh...Ulang tahun aku udah lewat kok, valentine juga udah. Terus kok kalian--."
"Kami semua membawa ini buat lo, karena kita sayang sama lo. Meski lo murid baru di sini, kita sayang kok sama lo! Jadi lo gak apa-apa kan? Lo gak diapa-apain sama Ketua gangsters itu kan?" Angela terlihat sangat panik.
Daisy tertawa, "astaga kalian semua. Zaga gak sekejam yang kalian kira kok! Aku baik-baik aja, jadi kalian semua tidak perlu mencemaskan aku. Tapi aku bolehkan ambil coklat dan bunganya?"
"Dengan senang hati, cantik," ujar salah satu laki-laki yang gercep memberi Daisy bunga dan juga coklat.
Yesss! Pesta coklat! Batin Daisy bergembira karena coklat adalah cemilan favorit Daisy. Atau mungkin bisa dibilang cemilan favorit sebagian besar manusia.
"Udah semuanya bubar! Daisy baik-baik saja, jadi buat apa kalian semua masih di sini! Duduk ke bangku kalian masing-masing!!" Angela yang menjabat sebagai wakil ketua kelas kini berteriak lantang.
Tanpa pikir panjang, semua langsung duduk pada bangku mereka masing-masing. Daisy lalu menaruh beberapa coklat dan bunga itu pada lokernya yang berada di belakang.
Daisy awalnya tersenyum sebelum matanya mendapati seorang perempuan berambut panjang sebahu yang duduk di bangku paling pojok yang menatapnya dingin.
Seperti sebuah tatapan tidak suka yang dilempar kepada dirinya. Daisy mencoba tidak menghiraukan lantas berjalan menuju ke bangkunya.
"Aslan di mana ya?" tanya Daisy kepada Angela di belakang ketika mendapati bangku Aslan kosong.
"Seperti biasa, pagi-pagi Aslan sudah harus datang ke ruang Pak Damar buat ngedapetin bimbingan dari beliau. Meski Pak Damar tahu bahwa Aslan adalah siswa yang sudah tidak perlu diragukan lagi, tetapi Aslan bersikeras untuk nyari bimbingan. Salut gue sama Aslan," jelas Angela.
Daisy mendadak cemberut. Saingannya kali ini benar-benar berat.
"Kenapa cemberut? Jangan-jangan ... Lo kangen ya sama Aslan? Cieeee," goda Angela.
"Ihh apaansih! Enggak, aku gak kan--."
"Panjang umur lo. Cowok yang lo cari, udah dateng nich," ucap Angela. "Pagi Aslan, ada yang gelisah ini karena gak ada lo."
Daisy melotot. Kenapa punya teman baru, harus sekampret ini yaampun!
"Pagi Angela ... pagi Daisy."
Daisy gugup, "pa-pagi Aslan."
"Tuh, Daisy gerogi pas lo udah dateng! Hahaha!" ejek Angela lagi, spontan Daisy mencubit lengan Angela dengan keras.
Angela tertawa begitu pula Aslan. Padahal yang dikatakan oleh Angela, sama sekali tidak sesuai dengan hati Daisy. Huh! Sungguh menyebalkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
KETUA GANGSTER
Teen Fiction𝐇𝐢𝐠𝐡 𝐒𝐜𝐡𝐨𝐨𝐥 𝐆𝐚𝐧𝐠𝐬𝐭𝐞𝐫 𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 (𝟏) DON'T COPY MY STORY☠️ [PART MASIH LENGKAP, FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] "Stay away! I'am a Dangerous King." "I don't care, you can't stop my feeling!" ••••• Zaga Cakrawala. Dangerous King...