CHAPTER 18

38.4K 2.7K 150
                                    

Setiap detik akan
menjadi kenangan. Berlalu lukanya namun tak pernah pudar bekasnya.

[[•••]]

TERNYATA Zaga tidak benar membawanya pulang tetapi mengajak Daisy lebih dulu untuk makan siang di salah satu kedai makanan kecil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TERNYATA Zaga tidak benar membawanya pulang tetapi mengajak Daisy lebih dulu untuk makan siang di salah satu kedai makanan kecil.

Bukan hanya bersama Zaga namun juga bersama kelima sahabat lelaki itu. Gugup, satu kata yang menggambarkan suasana hati Daisy saat ini.

Daisy berkhayal tubuhnya tiba-tiba mengecil saat duduk bersama kelima orang itu sementara badan mereka semakin membesar seolah siap untuk menyantap Daisy hidup-hidup. Sialan! Lebay banget aku njir!

"Jangan tegang, kita semua masih makan nasi kok," ujar seorang perempuan. "Salam kenal, nama gue Lylia."

Daisy lalu membalas uluran tangan perempuan itu, "salam kenal juga. Nama aku Daisy."

Lylia menatap Zaga, "benar-benar polos dan lugu ya Ga. Gue pikir cewek yang udah berani nyium lo waktu itu adalah cewek murahan tapi ternyata gue salah."

Ciuman? Astaga. Daisy tiba-tiba teringat hari pertamanya masuk ke sekolah barunya. Daisy jadi malu sendiri jika mengingat insiden tersebut.

"Gue Daniel, cowok dengan kegantengan yang tidak bisa ditandingi," Daniel lalu ikut mengulurkan tangannya.

Gadis itu hendak menjabat uluran tangan Daniel namun Zaga menepik tangan Daniel membuat Daisy membelak.

"Jangan sentuh dia," pinta Zaga dingin. "Gue gak suka."

Daniel terkekeh, "ampun yang mulia raja, hambamu tidak bermaksud untuk mengotori tangan permaisuri anda."

"HAHAHA!" Daisy mendadak tertawa membuat keeenam orang yang bersamanya tiba-tiba terkejut dan heran saat gadis itu seketika tertawa terbahak sendirian.

Daisy menelan salivanya susah payah, "sorry."

"Gue Abimanyu," kata lelaki tampan yang duduk tepat di samping Lylia dengan sopan.

"Nama gue Rafael tapi bukan personil SM*SH."

"Kalau gue Jefri. Paling tidak suka melihat perempuan yang disakiti," ujar lelaki itu tulus.

Daisy lalu mengembangkan senyumannya. "Senang bisa berkenalan dengan kalian semua!" katanya gembira.

"Lo nanti malam ada acara gak?" tanya Rafael sembari menyantap makanan yang baru saja datang.

"Aku? Kayaknya enggak deh, memangnya kenapa?" tanya Daisy begitu penasaran.

"Nanti malem lo harus datang ke markas kita." Ajak Rafael.

Zaga menatap Daisy. "Gak usah. Dia gak perlu dateng."

"Tentu saja dia harus datang. Kita adakan perayaan nanti, semua anggota Black Devil harus ta--."

KETUA GANGSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang