CHAPTER 16

44.4K 2.8K 338
                                        

Vote komen dong:"

Kamu baik ketika aku
menjadi apa yang kamu mau. Tapi kenapa kamu tidak bisa menerima ketika aku menjadi diriku sendiri?

[[•••]]

ZAGA dan kelima sahabatnya kini berada di rooftop gedung tua seperti biasanya sebelum jam masuk berdering

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ZAGA dan kelima sahabatnya kini berada di rooftop gedung tua seperti biasanya sebelum jam masuk berdering.

"Udahlah Ly, berhenti nangis. Si Adam itu memang enggak pantes buat lo," ujar Rafael mencoba menasihati Lylia yang kini menangis.

"Iya. Cowok brengsek yang udah ngehamilili cewek lain dan justru melarikan diri itu gak pantes buat lo," Daniel menambahkan.

"Kalian gampang bilang seperti itu. Tapi dibohongi selama ini rasanya itu sangat nyakitin tau!" Lylia terhisak.

"Jangan nangis. Gue tahu lo cewek yang kuat," Abimanyu mencoba memberi semangat seraya mengelus rambut lembut milik Lylia.

"Nanti, cari cowok tuh yang kayak Abimanyu. Setia, baik, ganteng, bijaksana, jago bela diri dan bisa melindungi lo tuh. Atau pacaran aja sama Abimanyu," kata Jefri.

Lylia berdecak. "Apasih Jef!"

"Iya apaan lo Jef. Cari cowok tuh yang kayak gue dong!" Daniel membanggakan diri.

Jefri memukul kepala Daniel kesal, "lo mah buaya, sebelas dua belaslah lo sama Adam."

"Tapi gue kan gak pernah sampai menghamili cewek, gue kan tidak pernah lupa untuk pakai pengaman!"

Sekarang giliran Rafael yang memukul kepala Daniel. "Lo bangsat bener jadi orang!"

Daniel berdecak. "Njing! Gue kan cuma bercanda, gue itu kan seratus persen masih perawan!" katanya bangga.

Lylia yang tadinya menangis spontan tertawa. "Perjaka bego!" komentarnya.

Daniel senang. "Yey, akhirnya Lylia tersenyum lalu tepuk tangan semuanya dong!"

Semua yang berada di sana bertepuk tangan, kecuali Zaga yang memilih sendiri di pojok rooftop seraya merokok.

"Ga, lihat nih! Lylia udah tersenyum gara-gara gue!" Daniel berseru.

Zaga menoleh, "Gue tahu Lylia bukan cewek yang lemah."

Kemudian Zaga membuang puntung rokoknya, beranjak mendekati sahabatnya.

Mereka berenam telah bersahabat dari sekolah dasar. Rasanya waktu begitu cepat, tidak sadar bahwa mereka akan tumbuh dewasa.

Dulu Zaga sangat menentang gangsters Black Devil, sampai keluarganya kacau dan Ayah Zaga meninggal, Zaga lalu bergabung ke dalam geng ini.

Diikuti oleh kelima sahabat Zaga yang waktu itu mereka masih menginjak kelas 9.

Bukan karena paksaan dari Zaga melainkan mereka semua mengutamakan yang namanya solidaritas. Mereka tidak ingin Zaga sendirian.

KETUA GANGSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang