𝐇𝐢𝐠𝐡 𝐒𝐜𝐡𝐨𝐨𝐥 𝐆𝐚𝐧𝐠𝐬𝐭𝐞𝐫 𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 (𝟏)
DON'T COPY MY STORY☠️
[PART MASIH LENGKAP, FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA]
"Stay away! I'am a Dangerous King."
"I don't care, you can't stop my feeling!"
•••••
Zaga Cakrawala. Dangerous King...
Butuh proses untuk mendapatkan. Butuh usaha untuk mempertahkan. Butuh keikhlaskan untuk melepaskan.
[[•••]]
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"ADA apa ini?!"
Wanita berpakaian elegan dengan langkah gontai, wanita itu melepaskan kaca mata hitamnya, "Daisy! Kamu ngapain di situ?!"
Daisy yang terkejut melihat kehadiran Ivana lalu beranjak bangun. "Ma...Mama."
"Masuk ke dalam mobil sekarang!"
Gadis itu lantas beranjak bangun sembari melirik ke arah Zaga sejenak, pertikaian antara Zaga dan Roger tiba-tiba berhenti.
"Masuk! Kenapa masih berdiri di situ!" perintah Ivana dengan mata melotot.
"I...Iya ma," sahut Daisy takut-takut, dia pun melangkahkan kakinya seraya menunduk untuk masuk ke dalam mobil.
Ivana masih setia berdiri di sana melihat dua lelaki yang bangkit setelah bertarung habis-habisan di sana. Ivana melihat dua laki-laki itu dengan tatapan tidak bersahabat.
"Percuma orang tuanya menyekolahkan anaknya tidak sekolah mahal tapi ternyata anaknya gak memiliki akhlak, malah sok jagoan di sekolah. Miris." Sindir Ivana lantas masuk ke dalam mobil hitam tersebut.
Tubuh Zaga membeku, matanya melihat ke arah mobil fortuner yang akan segera melaju. Matanya bertemu dengan mata Daisy yang juga memandanginya dari jendela seraya melambaikan tangannya dengan hati-hati.
"Hubungan lo dan Daisy enggak bakal bisa bertahan lama! Lo lihat sendiri tadi bukan, mama angkatnya marah? Tunggu saja, Daisy bakal menjauh dari lo!"
Mama angkat? Jadi Daisy adalah anak adopsi?
"Asal lo tahu, Naomi mencampaki lo bukan tanpa alasan," Roger tertawa sumbang.
Zaga menoleh ke arah Roger dan menatap lelaki itu tajam. "Maksud lo?"
"Dia juga loncat dari gedung bukan tanpa alasan!" Ini semua salah lo!" sentak Roger sebelum pria itu pergi meninggalkan Zaga sembari mengusap darah yang mengalir dari sudut bibirnya.
Zaga mengepalkan kedua tangannya dengan air mata yang mulai menetes. Zaga menyeka air mata itu sebelum menendang salah satu mobil yang terparkir di hadapannya.
[[•••]]
SEKOLAH telah sepi sejak dua puluh menit yang lalu tetapi Lylia masih berada di sana. Gadis itu menarik napas dalam-dalam lantas membuka pintu ruang musik sekolahnya.