CHAPTER 20

41.5K 2.6K 165
                                    

Tidak selamanya, yang terlihat tegar dan kuat itu tidak terluka. Hanya saja, luka mereka
pandai bersembunyi.

[[•••]]

DAISY yang tengah dihantui oleh teori-teori yang baginya mustahil, terkejut saat jendela  kaca yang diselimuti gorden merah muda itu, tiba-tiba diketuk beberapa kali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

DAISY yang tengah dihantui oleh teori-teori yang baginya mustahil, terkejut saat jendela kaca yang diselimuti gorden merah muda itu, tiba-tiba diketuk beberapa kali.

"Siapa itu?" tanya gadis itu yang sudah parnoan.

Sosok di balik jendela itu tidak menjawab namun ketukan itu tidak berhenti. Tok tok tok.

Daisy yang takut sekaligus penasaran, beranjak dari ranjangnya lalu mendekati jendela besar itu secara hati-hati. Aduh!

Tidak lupa membawa tongkat bisbol untuk berjaga-jaga.

Dengan perlahan Daisy lantas menarik gorden itu, jujur. Dia begitu gemetar dan panik.

Daisy takut apabila yang kini datang melalui jendela adalah peneror yang sebenarnya.

"Siapa?" dengan bodohnya, gadis itu kembali bertanya.

Dengan begitu banyak doa yang dirapalkannya dalam benaknya, Daisy membuka gorden itu dan menampilkan sosok yang ada di baliknya.

Daisy membelak.

Ternyata sosok yang berdiri di balik jendela itu adalah Zaga, lelaki dengan luka lebam akibat perkelahian sengit yang terjadi tadi.

"Zaga?" Daisy Yang tersentak langsung mendorong pintu kaca itu agar terbuka dan membiarkan Zaga masuk ke dalam.

Setelah dua orang itu duduk di atas sofa empuk berwarna cream yang ada pada kamar, Daisy pun langsung melontarkan sebuah pertanyaan kepada Zaga.

"Zaga, kamu ngapain ke sini? Bukannya tadi udah balik ya? Kenapa kembali lagi? Kangen sama aku ya hehe," tanya Daisy tanpa jeda sedikit pun.

Zaga diam, lidahnya terasa kelu untuk menjawab pertanyaan Daisy.

Daisy cemas. "Zaga? Are you okay?"

Zaga menatap Daisy intens. "Gue baik-baik aja tapi gue takut kalau lo yang gak baik-baik saja," sahutnya.

Deg. Jantung Daisy seketika berdebar, pipinya menjadi merah merona bak kepiting. "Jadi, kamu khawatir sama aku????" tanyanya.

"Gue enggak mau gagal melindungi lo."

Daisy tidak bisa menahan senyumannya untuk terus menggembang, matanya lalu melirik ke arah luka Zaga yang belum terobati. "Astaga, aku baru sadar. Luka kamu masih belum terobati," ujar gadis itu.

KETUA GANGSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang