Sedetik terluka, seabad menderita.
[[•••]]
KARENA sudah ada beberapa kerabat dan Agastya di rumah sakit, Jenifer memilih untuk pulang ke rumah sejenak. Bukan, ini bukan rumah baginya, tapi sebuah neraka.
"Aslan!" teriak Jenifer membuat lelaki yang tengah membaca buku novel di halaman belakang rumah itu, lantas mendongak.
Aslan tidak mengubris. Dia justru kembali fokus pada buku yang sedang dia baca.
"Ini semua pasti ulah lo kan?!" pekik Jenifer disertai emosi yang sudah ingin meledak.
Aslan beranjak dari kursinya, "heh! Ini rumah gue, sebagai parasit lo harus jaga omongan lo di sini! Teriak-teriak kayak monyet liar, punya sopan santun gak?" lelaki itu ikut kesal.
Tangan Jenifer yang sudah panas, langsung menampar pipi Aslan dengan sangat keras. Beberapa pelayan di sekitar halaman, hanya diam dan tidak ingin ikut campur karena itu bukanlah tugas mereka.
"Lo jahat! Lo yang mencelakai mama gue?! Segitu bencinya lo--."
"Jangan asal tuduh lo kuyang! Gue enggak pernah mencelakai siapapun!" potong Aslan.
"Bohong! Lo itu memang iblis! Tadi pagi gue enggak datang ke sekolah, itu karena lo kunci gue di gudang bawah tanah. Terus, saat itulah lo menjalankan rencana lo buat menabrak mama gue, betulkan?!" pekik
"Satu, gue gak pernah ngunci lo di gudang bawah tanah. Tadi pagi bahkan satu tahun ini, gue enggak pernah pergi ke sana! Dua, bukan gue yang nabrak mama lo! Tadi pagi gue bawa mobil pribadi, apa lo lihat dimobil itu ada lecet bekas tabrakan? Enggakan!"
Jenifer tertegun. Menelan salivanya dengan susah payah.
"Jadi mana orang yang jahat sebenarnya? gue atau lo? Iblis kok teriak iblis!" Aslan lalu pergi.
[[•••]]
DAISY yang tadinya merasa sangat kesal karena Veronica ingin mengawasi kencan dirinya dan Zaga, kini merasa senang sebab Veronica tiba-tiba memiliki urusan bisnis yang mendadak sehingga dia tidak bisa ikut.
"Mungkin hari ini saya tidak bisa tapi lain kali, kamu harus tetap mengenali pacar kamu itu ke saya. Kamu tenang saja, saya tidak akan mengekang perasaan kamu. Saya hanya ingin mengenalnya tidak lebih, siapapun pilihan kamu, saya dukung. Karena pilihan terbaik itu ada di tangan kita sendiri," jelas Veronica.
Daisy mengacungkan jempol. "Tante yang terbaik!" puji gadis itu merasa salut.
"Sudah, saya pergi dulu. Nanti pulang jangan kemalaman. Jika ada apa-apa, kamu segera hubungi saya. Byee, Love you."
KAMU SEDANG MEMBACA
KETUA GANGSTER
Teen Fiction𝐇𝐢𝐠𝐡 𝐒𝐜𝐡𝐨𝐨𝐥 𝐆𝐚𝐧𝐠𝐬𝐭𝐞𝐫 𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 (𝟏) DON'T COPY MY STORY☠️ [PART MASIH LENGKAP, FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] "Stay away! I'am a Dangerous King." "I don't care, you can't stop my feeling!" ••••• Zaga Cakrawala. Dangerous King...