Rasanya begitu lelah jika semuanya harus ditanggung sendiri. Jatuh cinta sendiri, patah hati sendiri, terluka sendiri, hancur sendiri.
[[•••]]
USAI menyelesaikan ujiannya, tanpa pikir panjang Daisy bergegas menuju kantin. Dia berjalan sembari menggerutu kesal sebab di belakangnya terdapat bodyguard yang saat ini mengikutinya. Daisy merasa sangat risih.
"French fries 1 dan coca-cola 1," gadis itu memesan makanan dengan malas. Setelah mendapatkan makanannya, dia langsung menempati salah satu meja yang ada di sana.
Bodyguard berbadan besar tersebut mengikuti ke mana dia pergi. Menjengkelkan. Ditambah dengan pandangan beberapa siswa yang sudah berada di kantin kini tertuju ke arah mereka.
"Om udah makan?" tanya Daisy sembari menyantap makannya. "Kalau belum, makan dulu. Biar enggak capek berdiri dan ngejagain aku kayak sekarang. Om pasti lelahkan?"
"Ini belum waktunya saya makan," jawabnya.
"Oh yaudah," sahut Daisy dingin kemudian menyedot minumannya. Mood gadis tersebut sungguh buruk hari ini.
Kedua orang tuanya ingin dia putus dengan Zaga, lalu Daisy tidak tahu harus bagaimana sekarang. Bahkan ponselnya masih disita oleh papanya sehingga dia tidak bisa menghubungi Zaga. Daisy tidak menemukan solusinya.
Lalu tentang siapa sebenarnya orang yang telah menerornya selama ini yang sampai sekarang belum dapat Daisy ketahui.
Bukan hanya hal itu, ucapan papanya yang mengatakan bahwa dirinya akan bertunangan juga mengganggu pikirannya.
"Aku akan bertunangan? Dengan siapa? Fakta gila apa ini," gumamnya tidak percaya.
"Bertunangan? Siapa yang bertunangan?"
Pertanyaan tersebut berhasil membuat gadis itu mendongak dan mendapati Aslan yang kini duduk di hadapannya. "Hai," sapanya.
"Aslan ... hai," sapa Daisy agak canggung.
Mengingat bahwa kemarin Daisy telah tega mengecewakan Aslan dengan menuduh laki-laki itu sebagai orang yang telah menerornya.
"Kamu udah enggak marah sama aku?" tanya Daisy. "Sekali lagi maafin aku ya. Seharusnya aku itu enggak menuduh kamu padahal belum ada bukti yang pasti. Aku sungguh menyesal."
"Aku enggak mampu lama-lama marah sama kamu. Aku juga minta maaf karena kemarin terlalu baperan." Sahut Aslan.
"Ih enggak, kamu enggak baperan kok. Wajar kalau kamu marah sama aku karena aku justru menuduh kamu atas perbuatan yang enggak kamu lakukan," tanggap Daisy.
Aslan terkekeh. "Omong-omong kenapa kamu bawa bodyguard ke sekolah?" bisik Aslan.
Sejenak Daisy menoleh ke arah bodyguard itu lantas mengaruk rambutnya yang tidak gatal. Dia tidak mungkin menceritakan bahwa orang tuanya menugaskan pengawal tersebut untuk menjaga agar dia tidak bertemu dengan Zaga.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETUA GANGSTER
Dla nastolatków𝐇𝐢𝐠𝐡 𝐒𝐜𝐡𝐨𝐨𝐥 𝐆𝐚𝐧𝐠𝐬𝐭𝐞𝐫 𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 (𝟏) DON'T COPY MY STORY☠️ [PART MASIH LENGKAP, FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] "Stay away! I'am a Dangerous King." "I don't care, you can't stop my feeling!" ••••• Zaga Cakrawala. Dangerous King...