CHAPTER 30

36.1K 2.6K 216
                                    

Kita terlalu jauh mencari sumber bahagia hingga lupa bahwa segalanya ada di dekat kita selama ini.

[[•••]]

NANDO baru saja sampai di rumahnya usai menjalani meeting pada perusahaan miliknya yang cukup melelahkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

NANDO baru saja sampai di rumahnya usai menjalani meeting pada perusahaan miliknya yang cukup melelahkan. Bahkan kepalanya terasa sedikit pusing sekarang.

Baru saja pria berkemeja putih yang terbalut jas hitam itu hendak masuk ke dalam kamar, suara percakapan yang terdengar dari kamar putrinya membuat kegiatannya terhenti.

Pria itu mengernyit sebelum  kaki mendekati kamar Daisy. Suara percakapan itu masih terdengar walau suaranya tidak begitu jelas.

"Daisy kamu sedang berbicara dengan siapa?"

Tidak ada sahutan. Membuat Nando semakin penasaran. "Daisy? Kamu enggak kesambet?" tanya pria tersebut memastikan.

"Papa masuk ya." Tanpa pikir panjang pria itu langsung membuka pintu tersebut.

Lantas Nando menghela napas lega ketika dia mendapati anaknya yang sedang menelepon seseorang pada ponselnya.

"Iya, itu jawabannya. Yaudah, sampai di sini aja ya. Aku tutup panggilanya, semangat ujian besok," itulah ucapan Daisy sebelum melepas ponselnya yang tadinya menempel di telingga sebelah kanan.

"Eh, ada papa. Maaf ya pa, tadi habis dapat panggilan dari teman nanyain soal yang gak dia bisa," kata Daisy diiringi kekehannya.

Nando tersenyum, "iya. Papa kira kamu tadi ngobrol sama siapa ternyata lagi menelpon. Kamu udah makankan nak?"

"Sudah pa. Papa sendiri?"

"Udah tadi di kantor. Yaudah kalau begitu semangat belajar ya. Habis belajar langsung istirahat, jaga kesehatan."

"Siap, komandan!"

Nando lalu mendekati Daisy dan mengecup kening putrinya. "Papa sayang sama Daisy."

Daisy melebarkan senyumannya, "Daisy lebih sayang sama papa."

"Yaudah sekarang papa mau ke kamar dulu ya, mau istirahat." Izin Nando.

"Iya pa, good night." Ujar Daisy sembari melihat papanya yang mulai keluar dari kamar.

Nando dan Ivana mungkin sekilas terlihat berbeda, Ivana tampak begitu perfeksionis dan penuh ambisi. Sementara Nando justru terlihat lebih tenang dan seolah mengerti apa yang dirasakan Daisy saat ini.

Namun faktanya mereka sebenarnya sama, selalu menuntut Daisy menjadi anak yang sempurna dan tidak melakukan kesalahan sedikit pun. Harus berusaha menjadi terbaik dan selalu nomor satu.

Sudah lupakan. Ini bukan saatnya memikirkan hal tersebut. Usai kepergian papanya, Daisy langsung bergegas mendekati lemari kayu besar yang berada di dekat sofa.

KETUA GANGSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang