CHAPTER 14

41.9K 2.9K 84
                                    

Perasaan itu tumbuh sendirinya, tidak bisa dipaksa, tidak bisa dikekang. Cinta itu bebas dengan siapa saja.

[[•••]]

DAISY berulang kali mencuci mukanya kemudian menatap dirinya pada pantulan cermin yang kini berhadapan dengan gadis yang gelisah tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

DAISY berulang kali mencuci mukanya kemudian menatap dirinya pada pantulan cermin yang kini berhadapan dengan gadis yang gelisah tersebut.

"Aslan menyukaiku? Apa dia sudah gila?" gumamnya.

Gadis itu masih memandangi dirinya pada cermin sembari membayangkan perkataan Aslan di lapangan indoor tadi.

Lelucon macam apa ini.

Daisy bingung, nanti ketika dia masuk ke dalam kelas, dia harus berkata apa kepadanya.

Menolak perasaannya?

Astaga. Daisy bingung sendiri jadinya kalau seperti ini. Cinta yang tidak dibalas itu rasanya sangat sakit. Daisy tidak ingin jika Aslan harus tersakiti.

Kehidupan itu memang sangat rumit. Kita dicintai oleh orang yang tidak kita cintai, tetapi kita mencintai orang yang justru tidak mencintai kita.

Kenapa? Karena kita tidak bisa memilih dengan siapa kita jatuh cinta.

"Jadi intinya lo bakalan milih Aslan atau .... Kakak gue?"

Daisy tersentak lalu menoleh ke samping, mendapati Jenifer yang kini berdiri di sebelah Daisy seraya mencuci tangan.

"Eh... Sejak kapan kamu ada di sini?" tanya Daisy bingung.

"Itu gak penting, jadi intinya lo bakalan memilih kakak kandung gue atau .... Kakak tiri gue?" tanya Jenifer.

Daisy bungkam, mencoba mencerna kata-kata yang diucapkan oleh Jenifer, teman sekelasnya itu.

Kakak kandung atau Kakak tiri? Zaga atau Aslan?

Sialan. Sebuah pertanyaan kembali mengisi kepala Daisy.

[[•••]]

DAISY merasa canggung saat duduk di sebelah Aslan yang terlihat sangat santai ketika menyalin penjelasan di papan.

Tenang Daisy, tenang.

Gadis itu berusaha biasa saja lalu ikut menyalin dan juga mendengarkan penjelasan dari guru yang ada di depan.

"Sampai di sini paham?"

"Paham Buk!"

"Baik jika seperti itu. Saya akan memberikan kalian tugas halaman 66. Aslan dan Angela jaga ketenangan kelas jangan sampai ribut."

"Baik Buk!" Aslan dan Angela menjawab kompak.

"Saya keluar dulu, ada urusan yang harus saya selesaikan. Sekitar 15 menit lagi saya akan kembali."

KETUA GANGSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang