Jangan lupa tekan bintang dipojok kiri bawah dan koment ya gengs 😘😘😘
Instagram : unianhar
Tangan lentik tampak berurat itu memeras sebuah handuk diatas mangkok kecil yang berisi air lalu menempelkan diwajah putranya yang terlihat lebam. Suara ringisan kecil terdengar membuat sang mama menabok pahanya karena kesal.
"Mama," rengeknya mengambil alih handuk itu dari tangan mamanya dan menempelkan sendiri pada lukanya. "Bukannya disayang malah ditambahin sakitnya," protesnya seraya mengelus pahanya yang baru saja ditabok.
"Makanya jangan cari masalah terus sama adik kamu, Matt!" Tegur Vella pusing menghadapi kelakuan kedua anaknya. Yang satu memiliki watak kasar dan pendendam, yang satunya lagi manja dan suka cari masalah.
"Ih mama bukan Matt suka cari masalah tapi si nyi blorong itu!" Tukas Matteo tidak terima, "Dia ngambil spidol Matt nggak dibalikin makanya Matt coret muka dia." Vella menatap putranya manggut-manggut miris. Hal kecil saja dibesar-besarkan. Kalau saja Matteo tidak melakukannya sudah pasti wajahnya tidak babak belur seperti sekarang.
Matteo mengompres wajahnya seraya menatap layar tv didepan membiarkan mamanya meninggalkannya sendiri. Mata Matteo terarah kedepan namun pikirannya sedang bekerja keras untuk mencari cara membalas adik lucknutnya kali ini.
Suara langkah seseorang mendekat, Matteo menoleh kebelakang melihat pelaku utama penyebab wajahnya babak belur. Matteo membuang muka menaikkan kedua kakinya di meja.
Matteo mengeram marah menatap sengit orang yang baru saja melewatinya dengan menyenggol kakinya hingga mau tak mau Matteo menurunkan kakinya dari meja.
Gadis berambut panjang itu menoleh cuek sembari duduk di sofa mengambil cemilan di meja. Matanya terarah kelayar tv didepan tanpa menghiraukan Matteo yang menatapnya sengit. Matteo meraih remot tv didepannya. Ia mengganti channelnya berulang kali hingga menyulut kekesalan gadis itu.
"Aish si kamvreet satu ini benar-benar," dengusnya meletakkan toples di meja kasar. Ia menoleh menatap Matteo sengit."A..apa?" Gugup Matteo melihat Surinala melangkah mendekatinya, "Jangan dekat-dekat! Kali ini gue bakal aduin ke pa...." Matteo terdiam kaget saat Surinala merebut remot ditangannya. Surinala menyeringai sinis.
"Dasar lembek." Ejeknya kembali duduk di sofa menaikkan kedua kakinya. Matteo termangu, ia mengerjap menatap tangannya dimana remot itu berada sebelum berpindah tangan.
"Hei!"
"Apa?"
"Kembalikan!" Matteo mengulurkan tangan meminta remot kembali. Sebelah alis Surinala terangkat melihatnya, ia menyeringai sebelum menjulurkan lidah seakan mengejek.
"Lo!"
"Tutup mulut lo sebelum gue hajar lagi!" Ancam Suri menatap Matteo serius. Matteo langsung menciut. Nyalinya tidak sebesar itu menghadapi titisan nyi blorong dihadapannya. Lebih baik diam dari pada berdebat yang ujung-ujungnya akan terjadi penganiayaan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMAH KITA (Tamat)
Teen Fiction(PART MASIH LENGKAP) Suri benci Matteo. Matteo benci Suri. Kedua kakak-beradik itu saling membenci. Mereka tidak seperti layaknya kakak-adik pada umumnya, setiap kali mereka bertemu akan ada suara teriakan yang terdengar, baik Suri maupun Matteo sam...